Berita

Seminar Nasional Keramik XX

Balai Besar Keramik Bandung  kembali menyelenggarakan kegiatan tahunan Seminar Nasional Keramik XX, Rabu 13 Oktober 2021 di Hotel Pullman Bandung Grand Central. Seminar ini terselenggara dengan sukses atas dukungan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dan Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri

Seminar dibuka oleh Kepala Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Jasa Industri, DR.Ir. Heru Kustanto, M.Si. Dalam sambutannya, beliau menyatakan bahwa ketersediaan pasokan bahan baku yang berkesinambungan menjadi faktor yang tidak kalah penting dalam pengembangan industri keramik Nasional.

Semnas2

Kepala Balai Besar Keramik Ir. Azhar Fitri, M.Si mengatakan acara yang dihelat sebagai media desiminasi hasil penelitian dan perkembangan terkini bidang keramik ini mengambil tema “Hilirisasi Bahan Galian non Logam Indonesia dan Ekonomi Sirkular dalam mendukung Penerapan Industri Hijau”.

Semnas4

Seminar diawali dengan pemaparan lima narasumber yang mewakili pemerintah, praktisi, akademisi, dan industri yaitu Agust Juvenly Purba, ST, MBA (Pejabat Fungsional Pembina Industri pada Direktorat Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam, Kementrian Perindustrian RI)  dan Prof.Dr.rer.nat Marta Fani Cahyandito, SE., M.Sc (Guru Besar Ilmu Manajemen Strategis FakultasEkonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran , Rr. Sri Gadis Pari Bekti, S.Si, M.Si. (Pejabat Fungsional Analis Kebijakan pada Pusat Industri Hijau Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri),Dra. Sinta Rismayani, MT (Pejabat Fungsional Asesor Manajemen Mutu Industri pada Balai Besar Keramik Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri), Dadang Makmun (PT. Energi Prima Nusantara), dan Djoko Soeprijanto  (PLTU Jateng II Adipala Cilacap) yang mendiskusikan isu-isu terkini tentang sirkular ekonomi dalam mendukung pengembangan industri hijau di Indonesia.

Semnas5

Di samping seminar, pada acara ini dilakukan juga  penandatanganan Nota kesepahaman antara Balai Besar Keramik dengan PT.Energi Prima Nusantara terkait pelatihan, konsultansi dan optimalisasi pemanfaatan teknologi FABA sebagai produk fungsional, dan dengan  Fakultas kedokteran Gigi, Universitas Airlangga terkait dengan Optimalisasi pemanfaatan Teknologi Material Hidroksiapatit (HA) dan aplikasinya di bidang medik.

Selengkapnya
Kunjungan Kerja Sekjen, Inspektur, dan Kepala BSKJI ke Tanah Plered BBK

Tanggal 2 sept 2021 BBK menerima kunjungan Sekjen, Inspektur, dan Ka. BSKJI di lahan BBK yang belokasi di Desa Payonanan dan Desa Batutumpang, Plered Purwakarta. Kunjungan ini bermaksud untuk meninjau lahan BBK di wilayah Plered dengan luas mencapai 109.560 M2, pada kesempatan ini Ka. Biro Keuangan memaparkan hasil pemantauan terhadap kondisi lahan, status penatausahaan tanah, serta usaha pengamanan yang telah dilaksanakan oleh Balai Besar Keramik. Ka. Biro Keuangan menekankan pentingnya pengamanan asset negara jangan sampai asset negara tersebut digunakan oleh pihak yang tidak berhak, perlunya mengutamakan kepentingan bersama dan mengesampingkan ego sektoral dalam pemberdayaan sumber daya yang ada. Pada momen ini pula Ka. BSKJI memaparkan rencana pemanfaatan lahan ini untuk untuk pembangunan Indonesia Manufacturing Center dan  Pengembangan Industri Semikonduktor Nasional, pertimbangan lainnya untuk pemanfaatan lahan berupa kerjasama industri dengan skema bangun guna serah.

Kunjungan Kerja

Mengapa Indonesia Manufacturing Centre itu penting?. IMC Merupakan suatu solusi ekosistem manufacturing di Indonesia yang mana bertujuan menciptakan One Stop Services dalam upaya mendorong Produk Substitusi Impor Manufaktur Nasional, Peningkatan Kinerja Industri Manufaktur, Menciptakan Technopreneur baru, dan Memperkuat Supply Chain Nasional. Tujuan pemanfaatan lahan ini tentu saja bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri nasional agar mampu bersaing dengan produk global. Mari kita sama-sama tunggu berjalannya pembangunan Indonesia Manufacturing Center dan pengembangan Industri Semikonduktor Nasional demi industri yang lebih maju.

Pemaparan Pemanfaatan

Selanjutnya dilakukan pemantauan ke lokasi lahan, pada saat pemantauan ditemukan pembangunan rumah tinggal pada lahan Balai Besar Keramik. Hasil konfirmasi kepada warga ditemukan bahwa warga telah memiliki sertifikat dari BPN. Hal ini menggambarkan pentingnya dilakukan tindakan pengamanan aset lebih lanjut seperti dilakukan pemagaran pada sekeliling lahan milik negara sehingga Batasan tanah milik negara dapat diketahui dengan jelas. Tindak lanjut ini diharapkan dapat segera dilaksanakan agar hal tersebut tidak terus terjadi yang akan menyebabkan semakin sulitnya proses penertiban aset negara.

Diskusi

Selengkapnya
Pemberian Vaksin Tahap 2 kepada Pegawai BBK

Balai Besar Keramik (BBK) Kementerian Perindustrian menggelar vaksinasi Covid-19 tahap 2 (dua) yang dikhususkan bagi semua ASN, cleaning service dan satuan pengamanan. Pada hari Selasa 29 Juni 2021 BBK menggelar vaksinasi di ruang auditorium BBK.

Penyuntikan vaksin Covid-19 tahap dua diberikan kepada orang yang sudah melakukan vaksinasi tahap pertama yang sebelumnya berlangsung pada tanggal 27 Mei 2021. Jadi setiap orang yang telah divaksin tahap pertama sudah bisa diberikan vaksin tahap dua.

pemeriksaan kesehatan

Sebelum dilakukan penyuntikan vaksin berbagai tahapan mesti dilalui dan protokol kesehatan Covid-19 dilaksanakan seperti menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, pemeriksaan tensi darah hingga pengukuran suhu tubuh.

Diberikannya vaksin Covid-19,tahap kedua ini bertujuan untuk meningkatkan imunitas dalam tubuh serta sebagai penangkal dari virus. Jadi diharapkan bagi siapa saja yang sudah di vaksin akan terbebas dengan virus corona.

Vaksin covid-19 memiliki 2 dosis yang disuntikan dengan interval 4 Minggu(28 hari). Dosis pertama untuk mengenalkan vaksin dan memicu respon kekebalan awal. Dosis kedua untuk menguatkan respon imun yang telah terbentuk sebelumnya.

ceksuhu

Antibodi baru akan optimal 14-28 hari setelah suntikan kedua dilakukan. Bila seseorang dinyatakan positif usai vaksinasi, berarti saat divaksinasi sudah terinfeksi covid-19 dan sedang dalam masa inkubasi

Yang harus diingat bahwa sudah di vaksin bukan berarti kita tidak akan tertular covid-19, makanya prokes harus tetap dijalankan meski sudah vaksin. Mari kita semua mendukung program pemerintah dalam pemberian vaksin kepada semua warga Indonesia supaya memutus mata rantai dan terhindar tularan virus corona.

Selengkapnya
Pemberian Vaksin Tahap 1 kepada Pegawai BBK

Balai Besar Keramik telah melaksanakan vaksinasi Covid – 19 tahap pertama pada hari Kamis (27/5/2021). Vaksin yang digunakan adalah vaksin sinovac yang diberikan oleh petugas vaksin UPT Puskesmas Ibrahim Adjie. Vaksinasi ini dilaksanakan di Auditorium Balai Besar Keramik dari pukul 09.00 WIB – 12.00 WIB. Seluruh pegawai Balai Besar Keramik termasuk cleaning service, satpam, dan supir ikut serta dalam vaksinasi Covid – 19 ini.

Tidak hanya pegawai Balai Besar Keramik saja yang mengikuti vaksinasi Covid – 19 ini, tetapi juga diikuti oleh seluruh pegawai Balai Besar Tekstil. Masih dalam satu tempat yang sama yaitu di Auditorium Balai Besar Keramik. Namun dibedakan waktunya agar tidak terjadi kerumunan. Pemberian vaksinasi Covid – 19 kepada seluruh pegawai Balai Besar Keramik dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 10.30 WIB. Sedangkan Balai Besar Tekstil dimulai dari pukul 10.30 WIB sampai dengan 12.00 WIB.

sumber : https://www.instagram.com/irhamphotograph/

Total pegawai yang melakukan vaksinasi oleh UPT Puskesmas Ibrahim Adjie berjumlah 97 orang. Adapun jumlah sasaran vaksin (jumlah pegawai) Balai Besar Keramik berjumlah 119 orang dengan rincian sebagai berikut:

  1. PNS : 75 Orang
  2. PPNPN: 23 Orang
  3. Customer Service/Satpam/Sopir: 21 Orang

Terdapat pula pegawai yang sudah melakukan vaksin diluar Balai Besar Keramik berjumlah 6 orang dan pegawai yang ditunda proses vaksin tahap pertama tanggal 27 Mei 2021 berjumlah 16 orang.

sumber : https://www.instagram.com/irhamphotograph/

Pelaksanaan Vaksinasi Covid – 19 di Auditorium Balai Besar Keramik berlangsung lancar dan pegawai yang ikut serta didalamnya tidak mengalami gejala apapun. Dengan dilaksanakannya pemberian vaksinasi Covid – 19 ini diharapkan seluruh pegawai Balai Besar Keramik menjadi lebih terlindungi dari bahaya virus Covid – 19 serta dapat meningkatkan kinerja dalam memberikan pelayanan dan meningkatkan rasa aman bagi pelanggan yang akan mengadakan kunjungan ke Balai Besar Keramik. Vaksinasi Covid – 19 ini juga termasuk ikhtiar kita bersama dalam menangkal serta mengurangi penyebaran virus Covid – 19.

Selengkapnya
Utilisasi Naik 65%, Kinerja Industri Keramik Kian Kinclong

Sumber : Maritim

 

JAKARTA-MARITIM : Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu produktivitas dan daya saing industri keramik di tanah air. Sebab, sektor ini punya potensi dan peluang yang besar untuk dikembangkan di dalam negeri, seiring dengan ketersediaan sumber daya alam yang dijadikan bahan baku. Tersebar di sejumlah daerah.

“Secara kapasitas dan kemampuan, industri keramik kita telah mampu memenuhi kebutuhan nasional. Namun demikian, kami juga mendorong pemanfaatan teknologi, guna menciptakan produk yang inovatif dan kompetitif,” kata Direktur Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam, Adie Rochmanto Pandiangan, di Jakarta, baru-baru ini.

Menurutnya, sejumlah kebijakan strategis yang telah dijalankan pemerintah dalam rangka mendongkrak daya saing industri keramik nasional terhadap ancaman produk impor, antara lain adalah penerapan safeguard atau pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengaman (BMTP) terhadap impor produk ubin keramik. Selain itu, pemberlakuan harga gas bumi untuk sektor industri sebesar US$6 per MMBTU.

“Upaya pemerintah yang telah dilakukan tersebut, sangat mendongkrak pemulihan kinerja industri keramik nasional dan dirasakan juga manfaatnya dengan adanya peningkatan permintaan pasar dalam negeri maupun ekspor,” paparnya.


Saat ini, lanjut Adie, utilisasi produksi nasional dari sektor industri keramik mulai melonjak hingga 65% pada November 2020. Sehingga diharapkan akan terus meningkat sampai dengan akhir tahun 2020 sebesar 70%  dari sebelumnya hanya utilisasi hanya berkisar 45%-50% karena pandemi Covid-19.

Sementara Dirjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Muhammad Khayam, optimistis pada kebijakan yang telah diterbitkan pemerintah dapat meningkatkan pertumbuhan industri di tengah masa pandemi saat ini.

“Kami mengapresiasi kepada sektor industri manufaktur dalam negeri, termasuk industri keramik, yang telah menunjukkan keuletan dan mampu memanfaatkan peluang rebound dengan dukungan pemerintah,” ucapnya.

Ditambahkan, pihaknya akan terus berupaya melaksanakan langkah-langkah kebijakan strategis, yang merupakan program kementerian. Di antaranya, melalui program substitusi impor 35% pada 2022, untuk mendukung pemulihan industri nasional. Sekaligus mewujudkan sektor industri yang maju dan berdaya saing. (Muhammad Raya)

 

Selengkapnya
Soal vaksinasi corona, Kemenperin: Pengujian vial perlu untuk amankan pasar domestik

Sumber : Kontan.co.id

 

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya mewujudkan vaksinasi virus corona terus didorong. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 270 juta jiwa, maka pasokan sarana dan prasarana pendukung vaksinasi turut jadi perhatian.

Salah satu hal penting yang perlu disiapkan oleh Indonesia adalah soal penyediaan dan keamanan dari kemasan (vial) vaksin Covid-19 itu. Vial, merupakan suatu benda penampung cairan, bubuk dan tablet farmasi. Vial yang modern umumnya terbuat dari kaca dan plastik. Para ilmuwan juga menggunakan vial ini sebagai tempat penampungan sampel atau bahan penelitian.

Terkait itu, Balai Besar Keramik (BBK) Bandung yang merupakan salah satu satker di bawah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyelenggarakan webinar bertema 'Aspek Keamanan Produk Kaca (Vial/Ampul) untuk Keperluan Medis', di Bandung, Senin (23 /11) kemarin.

Kepala BBK Bandung Gunawan  bilang ke depan pengujian vial ini akan masuk menjadi ruang lingkup pelayanan jasa teknis pengujian di laboratorium BBK. "Laboratorium uji vial/ampul ini merupakan salah satu dukungan BBK dalam pemberlakuan SNI wajib guna pengamanan pasar dalam negeri," ujar dia dalam keterangannya, Selasa (24/11).

Sementara Kepala Divisi Produksi Farmasi PT Bio Farma Hikmat Alitamsar mengatakan BUMN pelat merah ini merupakan satu-satunya produsen vaksin dan antisera di Indonesia, sekaligus terbesar di Asia Tenggara. Dengan kepemilikan saham pemerintah 100%. Saat ini pihaknya tengah mengembangkan vial versi baru bernama pre-filled syringe di luar kemasan yang sudah ada.

 

Setiap vial yang diterima, sambungnya, harus memenuhi 4 syarat. Yaitu lulus uji kimia permukaan wadah kaca, pengukuran dimensi, pengujian mesin dan dokumentasi. Sementara pembersihan dilakukan melalui pencucian dan pembilasan botol vial dengan memakai kelas air yang sesuai untuk menghilangkan partikel asing dan bahan kimia lainnya.

Bilasan air pertama dapat menggunakan purifield water dan bilasan terakhir harus menggunakan water for injection (WFI). Sedangkan pengeringan dilakukan memakai udara yang steril.

Dia bilang vaksin Bio Farma telah dipakai di 130 negara di dunia, atau 2/3 kebutuhan vaksin Polio dunia dipenuhi oleh Bio Farma. Di samping itu, Indonesia melalui Bio Farma menjadi negara termaju dalam hal pengembangan vaksin di antara 57 negara anggota OKI lainnya. "Sudah banyak produk vaksin Bio Farma yang lulus pre kualifikasi WHO," ungkap Hikmat.

Di sisi lain, Kasubdit Pengawasan Produksi Produk Biologi dan Sarana Khusus BPOM Dwiana Andayani menambahkan, BPOM selalu melakukan pengawalan terhadap berbagai macam obat yang beredar di masyarakat, agar memenuhi persyaratan sesuai khasiat. Keamanan dan mutu obat. Sehingga memberikan perlindungan bagi konsumen.

Sebab, penerapan cara pembuatan obat yang baik secara konsisten dan pemenuhan terhadap standar serta persyaratan akan menghasilkan produk yang berkualitas dan meningkatkan daya saing di pasar lokal maupun global. "Kami melihat, khasiat, keamanan dan mutu produk obat sangat dipengaruhi oleh proses produksi dan didukung spesifikasi bahan kemasan yang sesuai dengan persyaratan produk," urainya. 

 

 

Selengkapnya
Pacu Daya Saing, Kemenperin Tambah Fasilitas Uji SNI Produk Isolasi Tahan Panas

Sumber : bisnis.com

 

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian melalui Balai Besar Keramik akan menambah fasilitas pengujian produk bahan isolasi tahan panas serta fasilitas produk vial/ampul untuk keperluan medis.

Fasilitas ini ditargetkan beroperasi pada tahun 2021. Saat ini, Balai Besar Keramik telah memiliki 8 jenis lapolatorium uji seperti labolatorium kaca, sanitair, ubin keramik, tableware, kimia keramik, bahan baku keramik, refraktory, dan bata genteng.

Dirjen Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam mengatakan kehadiran fasilitas pengujian ini di dalam negeri diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk lokal dengan produk impor.

“Dengan diukung dengan penurunan harga gas, [fasilitas ini] diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan bahkan meningkatkan kepercayaan pembeli di level Internasional,” ungkap M. Khayam di sela-sela kunjungan ke laboratorium Balai Besar Keramik Bandung, Jumat (13/11/2020).

 

Hadirnya fasilitas pengujian produk isolasi panas ini disambut baik oleh industri rockwool, mengingat industri rockwool dalam negeri saat ini sudah mampu mengekspor produknya ke beberapa negara seperti negara negara di Asia Tenggara, Australia, Afrika dan Timur Tengah.

Industri jenis ini memiliki TKDN sebesar 85 persen. Dengan kapasitas produsen Rockwool di Indonesia mencapai 40.000 – 45.000 ton/tahun dan masih dapat meningkat, angka ini dapat memenuhi kebutuhan nasional sebesar rata rata 23.700 ton/tahun.

Namun saat ini penggunaan produk dalam negeri masih berkisar 36 persen per tahun, sedangkan sisanya masih impor.

Rockwool merupakan produk isolasi tahan panas memiliki sifat tahan api dan juga berfungsi sebagai penyerap suara banyak digunakan di industri manufaktur yang menggunakan temperatur tinggi di dalam prosesnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi, mengatakan dengan hadirnya fasilitas dan standar SNI yang terus bertambah, industri di Indonesia diharapkan secara bertahan meningkatkan kualitas produknya.

 

 

Selengkapnya
Indonesia Perlu Maksimalkan Industri 4.0 agar Jadi Top 10 Ekonomi Dunia

Sumber : maritim

JAKARTA-MARITIM : Untuk jadi top 10 ekonomi dunia pada 2030, Indonesia perlu maksimalkan industri 4.0 sebagai peluang mengejar pertumbuhan ekonomi. Sehingga lewat revitalisasi sektor manufaktur tercapai kontribusi tinggi terhadap PDB.

“Sebab, konsep sirkular ekonomi dapat menjawab berbagai permasalahan umum yang dihadapi industri dalam negeri,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi, saat webinar temu usaha industri, yang diadakan Balai Besar Keramik (BBK), di Jakarta, Rabu (21/10/2020).

Kegiatan bertema ‘Implementasi Sirkular Ekonomi pada Industri Keramik dan Kaca untuk Mewujudkan Making Indonesia 4.0’ ini dimoderatori Kepala BBK Bandung, Gunawan.

Dengan pembicara Plt Direktur Ketahanan dan Iklim Usaha Kemenperin Yan Sibarang, Kepala Pusat Industri Hijau Kemenperin Junadi Marki serta Ketua Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengamanan Yustinus H Gunawan. Selanjutnya Ketua Asosiasi Produsen Gelas Kaca Indonesia Henry T Susanto, Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia Gunarso dan Sinta Rismayani dari BBK.

Industri manufaktur pada 2018, menurutnya, menyumbang 20,2% PDB dan membuka 14 juta lapangan kerja. Bahkan di masa pandemi ini berkontribusi 19,98% dengan capaian nilai tambah Rp700,51 triliun serta menyerap 18,5 juta pekerja.

 

Dengan target jadi 10 ekonomi terbesar di dunia, lanjut Doddy, kita perlu sungguh-sungguh merealisasikan berbagai prioritas nasional dalam Making Indonesia 4.0. Dengan menerapkan prinsip ekonomi berkelanjutan baik oleh industri maupun kerja sama lembaga riset. Sehingga akan dihasilkan bahan baku bernilai tambah tinggi, efisiensi dalam proses produksi dan limbah industrinya dapat dipakai oleh industri lain.

Ditambahkan, sektor manufaktur Indonesia umumnya punya masalah  sama, mulai dari ketersediaan bahan baku lokal hingga kebijakan lintas sektor. Making Indonesia 4.0 mampu menjawab tantangan dan kendala itu serta mempercepat perkembangan industri manufaktur nasional.

Konsep sirkular ekonomi dan standar industri hijau bagian dari ekonomi keberlanjutan ke depan akan diimplementasikan pada industri manufaktur. Prinsip buat-pakai-buang pada ekonomi linear diubah ke prinsip regenerasi 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Recovery and Repair).

Sementara Kepala BBK, Gunawan, menyampaikan untuk mengatasi permasalahan industri Kemenperin telah membuat Industri 4.0 dengan salah satu program prioritas membuat standar-standar keberlanjutan (sustainability).

Hal lain, BBK telah mengimplementasikan kerja sama dengan beberapa Unit Jasa Pembangkit PT Indonesia Power berupa pemanfaatan limbah fly ash dan bottom ash menjadi produk seperti tetrapod, tiang panel, paving block dan bahan bangunan lainnya.

“Riset dan rekayasa yang dilakukan tersebut merupakan salah satu upaya Balai Besar Keramik dalam implementasi prinsip ekonomi sirkular sebagai bagian dari Making Indonesia 4.0,” ucap Gunawan.

Komitmen industri hijau

Pada kesempatan sama, Kepala Pusat Industri Hijau Kemenperin, Junadi Marki, mengatakan Kemenperin terus berkomitmen mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui penguatan konsep sirkular ekonomi sebagai sumber efisiensi dan nilai tambah sektor industri. Hal itu sebagai upaya penerapan Perpres No 18 tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024 yang mengarahkan kebijakan peningkatan nilai tambah ekonomi.

“Kemenperin mengembangkan konsep sirkular ekonomi dalam bentuk kebijakan Industri Hijau untuk mempertahankan nilai produk agar dapat digunakan berulang tanpa menghasilkan sampah melalui kegiatan reuse, recycle dan recovery,” ujar Marki.

Sedangkan Ketua Bidang Roof Tiles ASAKI, Gunarso, menilai sumber daya alam seperti tanah liat dan hard materials adalah bahan baku utama pembuatan keramik. Kebutuhan keramik di Indonesia seluruhnya bisa disediakan oleh produsen lokal dengan mengoptimalkan tenaga kerja lokal.

“Sebagian besar produk keramik dapat digunakan dan didaur ulang untuk dipakai kembali sebagai bahan baku,” ungkapnya. 

 

 

 

Selengkapnya
Mau Jadi Negara Top 10 Dunia, Indonesia Perlu Maksimalkan Industri 4.0

Sumber : kompas

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Doddy Rahadi mengatakan, Indonesia perlu maksimalkan industri 4.0 untuk bisa menjadi top 10 ekonomi dunia pada 2030.

Sebab, revitalisasi sektor manufaktur bisa memberi kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). 

“Konsep sirkular ekonomi dapat menjawab berbagai permasalahan umum yang dihadapi industri dalam negeri," ujar Doddy dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/10/2020).

Industri manufaktur pada 2018, menurutnya, menyumbang 20,2 persen PDB dan membuka 14 juta lapangan kerja. Bahkan di masa pandemi ini berkontribusi 19,98 persen dengan capaian nilai tambah Rp700,51 triliun serta menyerap 18,5 juta pekerja.



Atas dasar itu, lanjut Doddy, Indonesia perlu sungguh-sungguh merealisasikan berbagai prioritas nasional dalam Making Indonesia 4.0. Dengan menerapkan prinsip ekonomi berkelanjutan baik oleh industri maupun kerja sama lembaga riset.

“Sehingga akan dihasilkan bahan baku bernilai tambah tinggi, efisiensi dalam proses produksi dan limbah industrinya dapat dipakai oleh industri lain,” kata dia. 

Doddy menambahkan, sektor manufaktur Indonesia umumnya punya masalah  sama, mulai dari ketersediaan bahan baku lokal hingga kebijakan lintas sektor.

Making Indonesia 4.0 mampu menjawab tantangan dan kendala itu serta mempercepat perkembangan industri manufaktur nasional.

 

Selengkapnya
Pemerintah Targetkan Industri Keramik RI Masuk Empat Besar Dunia

Sumber : Kompas.com


JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan industri keramik nasional bisa menjadi peringkat keempat di dunia dari sebelumnya di peringkat keenam.

Dengan deposit bahan baku yang cukup melimpah di tanah air, industri keramik nasional punya daya saing di pasar global bersama China, India, Brasil, Spanyol, dan Iran.

“Keempat langkah strategis itu tersedianya gas industri dengan harga kompetitif, inovasi, SDM kompeten dan pengembangan industri keramik dalam negeri," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (18/10/2020).

 

Selain itu, langkah lainnya, yakni pemerintah memproteksi pasar dalam negeri dari peningkatan PPh terhadap keramik impor sebesar 7,5 persen. Di samping, perlu pasokan bahan baku berkesinambungan bagi pertumbuhan industri keramik nasional.

“Untuk itu, pemerintah melalui regulasinya akan mengamankan pasokan bahan baku asal SDA Indonesia, sebagai salah satu keuntungan untuk mendukung daya saing industri keramik nasional. Seperti tanah liat (clay), feldspars, pasir silika, dolomite, batu kapur dan SDA berbasis bahan galian non logam lainnya," kata dia.

Doddy mengakui, walau perkembangan industri keramik cukup menggembirakan, namun masih ada kelemahan untuk dicarikan solusi. Di antaranya, yang sudah jadi isu nasional, ketergantungan pada bahan baku impor. Yang semestinya ini dapat disediakan di dalam negeri karena SDA-nya tersedia melimpah dan bahkan banyak yang diekspor.

"Kondisi seperti itu tidak hanya ada pada industri keramik tapi juga pada industri lainnya. Inilah yang jadi tantangan yang harus segera direspon oleh semua pemangku kepentingan," ungkap Doddy.


Di pihak lain, pinta Doddy, dengan keterbatasan yang ada sudah seharusnya juga industri dapat memanfaatkan hasil-hasil lembaga litbang di Indonesia. Sehingga tercapai bermacam inovasi yang berguna bagi masyarakat industri. Sementara itu, Kepala BBK Kemenperin, Gunawan menambahkan, indeks daya saing suatu negara salah satu unsurnya ditentukan oleh ketergantungan bahan baku impor, inovasi atau invensi teknologi. Yang mana, BBK sebagai lembaga litbang di bidang industri keramik punya misi kuat jadi stimulan dalam teknologi pengolahan bahan baku lokal dan teknologi pemprosesan keramik atau material terkait lainnya.

"Ini wujud nyata BBK dalam upaya meningkatkan kemandirian dan daya saing industri nasional," kata Gunawan.

 

Selengkapnya
Showing 71 to 2 of 88 entries