Berita

BBSPJIKMN Gelar Sarasehan Pendampingan Teknis Industri untuk Dorong Pertumbuhan IKM Keramik dan Mineral Nonlogam

Balai Besar Keramik
27 Jan 2022 16:57:42

Penulis : Administrator

Penulis: Tim Humas BBSPJIKMN

Oktober 2024

 

Yogyakarta, 8 Oktober 2024 – Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) sukses menggelar kegiatan Sarasehan Pendampingan Teknis Industri dengan tema “Business Matching Pendampingan Industri Kecil Menengah (IKM) dan Sentra Keramik & Mineral Nonlogam” di Yogyakarta. Acara ini bertujuan untuk silaturahmi dan mempertemukan seluruh stakeholder dari birokrasi, lembaga pendidikan dan industri kecil menengah keramik, bahan bangunan, dan mineral non logam di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Acara dimulai dengan sambutan dan pembukaan oleh Kepala BBSPJIKMN, Azhar Fitri, yang menyoroti pentingnya evaluasi dan feedback terkait layanan BBSPJIKMN sepanjang tahun 2023. Beliau juga menggarisbawahi potensi besar sektor keramik, termasuk peningkatan produksi nasional yang mencapai 400 juta m² pada tahun 2023. Azhar juga menyampaikan bahwa BBSPJIKMN berkomitmen mendukung IKM melalui inovasi teknologi, pelatihan, serta sertifikasi produk untuk meningkatkan daya saing di pasar domestik dan internasional. Sarasehan ini juga dihadiri oleh Kepala BBSPJI Kulit, Karet dan Plastik, Hagung Eko Pawoko dan Kepala BBSPJI Kerajinan dan Batik, Budi Setiawan.

Sesi diskusi yang pertama diisi oleh 3 (tiga) narasumber dari internal BBSPJIKMN, yaitu Kiki Aditama, dan narasumber selanjutnya adalah Syam Arjayanti, selaku Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Yogyakarta serta Esti Wulandari, selaku Kepala Industri Non Argo di Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah.

Kepala Disperindag Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Syam Arjayanti memaparkan data dari Disperindag Provinsi Yogyakarta, bahwa sektor industri pengolahan DIY mengalami peningkatan dari IDR 12,6 triliun pada tahun 2020 menjadi IDR 13,4 triliun pada tahun 2023. Begitu pula dengan sektor perdagangan yang tumbuh dari IDR 8,2 triliun menjadi IDR 9,1 triliun selama periode yang sama. Jumlah unit usaha IKM juga meningkat dari 97.013 unit pada tahun 2019 menjadi 102.787 unit pada tahun 2023.

Dalam sektor ekspor, komoditas unggulan DIY seperti pakaian jadi, produk kayu, dan barang dari kulit juga mengalami peningkatan, mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah ini. Strategi pengembangan IKM DIY melibatkan pelatihan manajemen pemasaran, peningkatan teknologi produksi, serta fasilitasi pameran baik di dalam maupun luar negeri untuk memperluas akses pasar​.

Selanjutnya paparan dari Esti Wulandari, selaku Kepala Industri Non Argo di Disperindag Provinsi Jawa Tengah juga mencakup program kegiatan sektor industri dan perdagangan yang direncanakan untuk tahun 2024 oleh Disperindag Jawa Tengah. Khususnya di sektor perdagangan, terdapat berbagai program seperti sertifikasi SNI pasar, pelatihan bisnis online ekspor, serta pemantauan stok barang di distributor dan gudang. Ada pula program seperti bazar pangan dan pasar murah, sosialisasi P3DN, dan workshop e-commerce. Selain itu dari sisi pelayanan untuk IKM, Disperindag Jawa Tengah menyoroti pelayanan konsultasi kemasan, pelayanan insitu kalibrasi timbangan elektronik, serta pelayanan jasa las karbit di IPT Logam Semarang, juga pelatihan garment di BIPTAK Semarang juga disinggung dalam dokumen ini.

Dengan berbagai program dan inisiatif yang direncanakan untuk tahun 2024, Disperindag Provinsi Jawa Tengah dan Disperindag Provinsi Yogyakarta menunjukkan komitmennya untuk terus mendukung pertumbuhan industri dan perdagangan di wilayahnya masing-masing. Melalui fasilitasi sertifikasi, pelatihan teknis, pemberian hibah, serta peningkatan daya saing IKM, Disperindag berupaya mewujudkan ekosistem bisnis yang berkelanjutan dan inklusif. Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, diharapkan sektor industri dan perdagangan Jawa Tengah dan Yogyakarta dapat berkembang lebih pesat dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah maupun nasional.


Foto (Kiri ke kanan): Cucu Setyawati (Kabag TU BBSPJIKMN/Moderator), Kiki Aditama (Ketua Tim Kemitraan BBSPJIKMN), Syam Arjayanti, (Kepala Disperindag Provinsi D.I Yogyakarta) dan Esti Wulandari, Kepala (Industri Non Argo Disperindag Provinsi Jawa Tengah).

 

Selanjutnya pemaparan dari Kiki Aditama, narasumber dari BBSPJIKMN yang memberikan informasi seputar layanan jasa teknis yang tersedia di BBSPJIKMN. Antara lain, meliputi pengujian dan kalibrasi berbagai material keramik dan kaca, sertifikasi untuk produk SNI Wajib, SNI Sukarela, sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2015, sertifikasi industri hijau, bimbingan teknis dan konsultansi di bidang peningkatan efisiensi produksi, pengembangan desain produk, dan pemanfaatan teknologi industri.

Sesi kedua adalah pemaparan dari Eneng Maryani, yang menyampaikan paparan mengenai kegiatan pendampingan BBSPJIKMN dengan IKM. Dilanjutkan dengan success story dan testimoni kolaborasi BBSPJIKMN dengan IKM. Narasumber yang dihadirkan kali ini adalah Oktavianus Dwi Wahyu selaku perwakilan dari IKM Naruna Ceramics. Juga di sesi terakhir ada pemaparan success story dari Yudistira dari PT AMG Yudistira Utama, Fransisca Puspita dari IKM Kaloka Pottery, dan Warham Syafa’at dari PT Bamas Mulia Feldsparindo.

BBSPJIKMN menawarkan berbagai layanan khusus bagi IKM, seperti pengujian bahan baku dan produk, kalibrasi peralatan, sertifikasi produk dan sistem manajemen, serta pelatihan dan konsultasi teknis​. Salah satu program unggulan yang disampaikan dalam acara ini adalah Program PINOTI (Penguatan Industri melalui Optimalisasi Teknologi) yang fokus pada penguatan jejaring, pengembangan produk, serta penerapan teknologi terbaru dalam proses produksi​.

Selain itu, BBSPJIKMN juga menjalankan Program Dana Kemitraan Peningkatan Teknologi Industri (DAPATI), yang bertujuan meningkatkan kemampuan teknologi IKM melalui bantuan jasa konsultansi dan peningkatan efisiensi produksi​. Dalam program ini, IKM dapat memperoleh layanan peningkatan layout produksi, pengembangan produk baru, serta penerapan teknologi pencegahan pencemaran dan daur ulang​.

Cerita sukses yang disampaikan oleh para perwakilan dari IKM yang telah bekerja sama dengan BBSPJIKMN, membuat sesi ini menjadi sangat interaktif. Para peserta tidak hanya mendengarkan kisah inspiratif tentang bagaimana penerapan teknologi dan standardisasi yang difasilitasi oleh BBSPJIKMN mampu meningkatkan daya saing produk mereka, tetapi juga terlibat dalam diskusi yang mendalam. Testimoni ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan dari BBSPJIKMN dalam membantu IKM menghadapi tantangan industri modern, seperti peningkatan efisiensi produksi, pemanfaatan bahan baku lokal, hingga sertifikasi kualitas produk. Atmosfer sesi ini penuh dengan antusiasme, menciptakan kesempatan berharga bagi IKM lain untuk belajar dan berbagi pengalaman, sekaligus memperkuat kolaborasi antara industri dan BBSPJIKMN.

Dalam penutupan kegiatan tersebut, Azhar Fitri juga menekankan tantangan dan peluang yang masih dihadapi oleh industri keramik, seperti keterbatasan teknologi produksi, tingginya biaya energi, dan akses bahan baku yang terbatas. Namun, beliau optimis bahwa pasar domestik yang kuat, didukung oleh kebijakan pemerintah seperti Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), dapat mendorong pertumbuhan industri keramik dan mineral nonlogam ke arah yang lebih baik.

Kegiatan ini diakhiri dengan ucapan terima kasih dari Azhar Fitri kepada seluruh pihak yang terlibat, serta harapan bahwa sinergi yang terjalin melalui sarasehan ini dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan industri IKM. "Dengan dukungan teknologi dan peningkatan kompetensi, kita bisa membawa industri keramik Indonesia menuju daya saing global yang lebih kuat," pungkasnya.