Sumber : bicaranetwork.com
bicaranetwork.com - Menteri Perindustrian (Menperin)
Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut sektor industri keramik telah mencatatkan investasi Rp17,7
triliun pada semester I tahun 2022.
"Penambahan investasi ini
diharapkan akan semakin memperkuat aliran rantai pasok industri keramik nasional yang juga
sejalan dengan program subtitusi impor guna mengoptimalkan sumber daya produksi
dalam negeri,” kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita lewat
keterangannya di Jakarta, Kamis.
Hal terkait investasi industri keramik tersebut disampaikan Menperin saat
memberikan sambutan secara virtual pada acara Temu Usaha Industri dan Puncak
Memperingati 100 Tahun Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri
Keramik dan Mineral Nonlogam.
Ia
mengemukakan insentif Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi industri sebesar
6 dolar AS per MMBTU menjadi salah satu kebijakan yang dapat meningkatkan
efisiensi pada biaya operasional di industri keramik.
“Sehingga capaian
utilitas kinerja industri ubin keramik tahun 2021 mencapai 72 persen, atau
tertinggi dalam lima tahun terakhir,” ungkap Menperin.
Di samping
itu adanya strategi pemulihan ekonomi nasional turut berdampak positif
pada kinerja ekspor industri keramik pada kuartal I 2022.
Ekspor produk keramik tumbuh 12 persen dengan volume 3,9 juta meter persegi,
yang didukung oleh peningkatan penjualan ke negara Filipina, Malaysia, dan
Thailand.
Kinerja
ekspor tersebut, diikuti dengan penurunan volume impor sebesar 21 persen secara
tahunan (year on year/yoy) dari 18,5 juta meter persegi menjadi 14,4 juta meter
persegi, yang berdampak pada kenaikan utilitas pada kuartal I 2022 di level 83
persen.
“Prestasi
kinerja industri keramik nasional ini tentunya
didukung dengan keberadaan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa
Industri (BBSPJI) Keramik dan Mineral Non-logam yang menyelenggarakan layanan
jasa seperti pengujian, sertifikasi, standardisasi, bimbingan teknis dan jasa
teknis lainnya, dan dapat memastikan kualitas produk keramik secara akurat dan
terpercaya,” papar Menperin.
Dari awal
pendiriannya tahun 1922 pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda dengan
nama Het Keramische Laboratorium, BBSPJI Keramik dan Mineral
Non-logam terus berupaya memberikan kontribusi terbaik bagi industri keramik nasional.
“Dalam perjalanan
pengabdiannya, balai besar ini juga melayani jasa standardisasi hingga
sertifikasi, pendampingan pengembangan usaha industri meliputi industri kaca
(baik untuk bangunan, otomotif, hingga alat kesehatan), industri refraktori,
serta mineral non-logam lainnya,” kata Menperin.
Momentum
100 tahun tersebut hendaknya menjadi tonggak bagi BBSPJI Keramik dan Mineral
Non-logam dalam memberikan pelayanan prima serta bersinergi memajukan industri keramik dan turunannya, sehingga dapat berjaya di
negeri sendiri, berdaya saing di pasar global, dan menciptakan inovasi yang
berkelanjutan.