Balai Besar Keramik

Berita
Pentingkah ceramic biomaterial dalam kehidupan kita?

Pentingkah ceramic biomaterial dalam kehidupan kita?

Saat ini rekayasan biokeramik menjadi tren masa depan. Mengapa menjadi tren di masa depan? Biomaterial memainkan peranan penting dalam banyak aspek di dunia kesehatan. Mereka memainkan peran yang penting dalam pengembangan, mulai dari alat-alat kesehatan, prostheses, pendistribusi obat (drug delivery system), teknik diagnostik., perbaikan jaringan (tissue) dan replacement technology. Karena memiliki potensi yang besar dalam peningkatan kualitas hidup, biomaterial menjadi tren dan fokus utama pada bidang riset / penelitian di masa depan.

 

Biomaterial secara umum dapat diartikan sebagai material yang ditanam di dalam tubuh manusia untuk pengganti jaringan atau organ tubuh yang terserang penyakit ataupun yang rusak atau cacat.

Salah satu jenis biomaterial adalah Biomaterial keramik (bioceramic). Keramik yang digunakan sebagai biomaterial untuk mengisi cacat pada gigi atau tulang, untuk melengkapi grafit tulang, patahan, atau prostheses pada tulang dan untuk menggantikan jaringan yang rusak disebut biokeramik. Biokeramik harus memiliki sifat biokompatibilitas yang tinggi dan antithrombogenic, harus tidak beracun, tidak beralergi, tidak memiliki sifat karsinogen atau tetratogen dan tahan lama. Oleh karena itu, penelitian yang sedang berlangsung melibatkan kimia, komposisi, dan mikro dan struktur nano dari bahan untuk meningkatkan biokompatibilitasnya. Namun material keramik juga memiliki kekurangan, yaitu sangat rapuh, kekuatan rendah/tidak kuat ditekan dan tidak kenyal.

 

Klasifikasi biokeramik terbagi 3, yaitu:

1.  Bioaktif keramik

Bioaktif keramik memiliki stabilitas kimia yang tinggi dalam tubuh dan ketika diimplan pada tulang yang hidup dapat berinkorporasi pada jaringan tulang mengikuti pola dari kontak osteogenesis.  Dengan kata lain, bioaktif keramik memiliki sifat osteoconduction dan kapabilitas untuk berikatan kimia dengan jaringan tulang yang hidup. Kekuatan mekanis dari bioaktif keramik umumnya lebih rendah dibandingkan bioinert keramik. Contoh materialnya adalah hidroksi apatitebioglass, A-W glass. Contoh aplikasinya untuk pelapisan pada metal bone implants dan sebagai fillers pada dental implants.

 

2.  Bioinert keramik

Bioinert keramik seperti namanya menghasilkan minimal respon pada tubuh. Bioinert keramik tidak menyebabkan perubahan baik dari segi kimia maupun fisik dalam tubuh. Sel membetuk kapsul serabut yang tidak menempel pada sekitar implan. Implan ini memiliki kekuatan kompresi yang tinggi, ketahanan aus yang tinggi dan bioinertness. Contoh materialnya adalah Alumina (Al2O3), Zirconia (ZrO2) dan pyrolytic carbon. Contoh aplikasinya femoral head in hip replacements dan dental implants.

 

3.  Bioresorable keramik

Bioresorable keramik dapat diserap dalam tubuh dan tergantikan oleh tulang pada jaringan tulang. Pola dari inkorporasinya pada jaringan tulang sama dengan kontak osteogenesis walaupun antarmuka antara bioresorable keramik dengan tulang tidak stabil. Contoh materialnya adalah β-tricalsium fosfat, hidroksi apatite, karbonat, kalsium karbonat. Contoh aplikasinya untuk perbaikan tulang.

 

Manfaat biokeramik dalam dunia kesehatan sangatlah besar. Oleh karena itu, penelitian di bidang biokeramik perlu dilanjutkan agar dapat diaplikasikan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. (EN)

 

Selengkapnya
Pemerintah Targetkan Industri Keramik RI Masuk Empat Besar Dunia

Sumber : Kompas.com


JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan industri keramik nasional bisa menjadi peringkat keempat di dunia dari sebelumnya di peringkat keenam.

Dengan deposit bahan baku yang cukup melimpah di tanah air, industri keramik nasional punya daya saing di pasar global bersama China, India, Brasil, Spanyol, dan Iran.

“Keempat langkah strategis itu tersedianya gas industri dengan harga kompetitif, inovasi, SDM kompeten dan pengembangan industri keramik dalam negeri," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (18/10/2020).

 

Selain itu, langkah lainnya, yakni pemerintah memproteksi pasar dalam negeri dari peningkatan PPh terhadap keramik impor sebesar 7,5 persen. Di samping, perlu pasokan bahan baku berkesinambungan bagi pertumbuhan industri keramik nasional.

“Untuk itu, pemerintah melalui regulasinya akan mengamankan pasokan bahan baku asal SDA Indonesia, sebagai salah satu keuntungan untuk mendukung daya saing industri keramik nasional. Seperti tanah liat (clay), feldspars, pasir silika, dolomite, batu kapur dan SDA berbasis bahan galian non logam lainnya," kata dia.

Doddy mengakui, walau perkembangan industri keramik cukup menggembirakan, namun masih ada kelemahan untuk dicarikan solusi. Di antaranya, yang sudah jadi isu nasional, ketergantungan pada bahan baku impor. Yang semestinya ini dapat disediakan di dalam negeri karena SDA-nya tersedia melimpah dan bahkan banyak yang diekspor.

"Kondisi seperti itu tidak hanya ada pada industri keramik tapi juga pada industri lainnya. Inilah yang jadi tantangan yang harus segera direspon oleh semua pemangku kepentingan," ungkap Doddy.


Di pihak lain, pinta Doddy, dengan keterbatasan yang ada sudah seharusnya juga industri dapat memanfaatkan hasil-hasil lembaga litbang di Indonesia. Sehingga tercapai bermacam inovasi yang berguna bagi masyarakat industri. Sementara itu, Kepala BBK Kemenperin, Gunawan menambahkan, indeks daya saing suatu negara salah satu unsurnya ditentukan oleh ketergantungan bahan baku impor, inovasi atau invensi teknologi. Yang mana, BBK sebagai lembaga litbang di bidang industri keramik punya misi kuat jadi stimulan dalam teknologi pengolahan bahan baku lokal dan teknologi pemprosesan keramik atau material terkait lainnya.

"Ini wujud nyata BBK dalam upaya meningkatkan kemandirian dan daya saing industri nasional," kata Gunawan.

 

Selengkapnya
Mau Jadi Negara Top 10 Dunia, Indonesia Perlu Maksimalkan Industri 4.0

Sumber : kompas

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Doddy Rahadi mengatakan, Indonesia perlu maksimalkan industri 4.0 untuk bisa menjadi top 10 ekonomi dunia pada 2030.

Sebab, revitalisasi sektor manufaktur bisa memberi kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). 

“Konsep sirkular ekonomi dapat menjawab berbagai permasalahan umum yang dihadapi industri dalam negeri," ujar Doddy dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/10/2020).

Industri manufaktur pada 2018, menurutnya, menyumbang 20,2 persen PDB dan membuka 14 juta lapangan kerja. Bahkan di masa pandemi ini berkontribusi 19,98 persen dengan capaian nilai tambah Rp700,51 triliun serta menyerap 18,5 juta pekerja.



Atas dasar itu, lanjut Doddy, Indonesia perlu sungguh-sungguh merealisasikan berbagai prioritas nasional dalam Making Indonesia 4.0. Dengan menerapkan prinsip ekonomi berkelanjutan baik oleh industri maupun kerja sama lembaga riset.

“Sehingga akan dihasilkan bahan baku bernilai tambah tinggi, efisiensi dalam proses produksi dan limbah industrinya dapat dipakai oleh industri lain,” kata dia. 

Doddy menambahkan, sektor manufaktur Indonesia umumnya punya masalah  sama, mulai dari ketersediaan bahan baku lokal hingga kebijakan lintas sektor.

Making Indonesia 4.0 mampu menjawab tantangan dan kendala itu serta mempercepat perkembangan industri manufaktur nasional.

 

Selengkapnya
Pacu Daya Saing, Kemenperin Tambah Fasilitas Uji SNI Produk Isolasi Tahan Panas

Sumber : bisnis.com

 

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian melalui Balai Besar Keramik akan menambah fasilitas pengujian produk bahan isolasi tahan panas serta fasilitas produk vial/ampul untuk keperluan medis.

Fasilitas ini ditargetkan beroperasi pada tahun 2021. Saat ini, Balai Besar Keramik telah memiliki 8 jenis lapolatorium uji seperti labolatorium kaca, sanitair, ubin keramik, tableware, kimia keramik, bahan baku keramik, refraktory, dan bata genteng.

Dirjen Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam mengatakan kehadiran fasilitas pengujian ini di dalam negeri diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk lokal dengan produk impor.

“Dengan diukung dengan penurunan harga gas, [fasilitas ini] diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan bahkan meningkatkan kepercayaan pembeli di level Internasional,” ungkap M. Khayam di sela-sela kunjungan ke laboratorium Balai Besar Keramik Bandung, Jumat (13/11/2020).

 

Hadirnya fasilitas pengujian produk isolasi panas ini disambut baik oleh industri rockwool, mengingat industri rockwool dalam negeri saat ini sudah mampu mengekspor produknya ke beberapa negara seperti negara negara di Asia Tenggara, Australia, Afrika dan Timur Tengah.

Industri jenis ini memiliki TKDN sebesar 85 persen. Dengan kapasitas produsen Rockwool di Indonesia mencapai 40.000 – 45.000 ton/tahun dan masih dapat meningkat, angka ini dapat memenuhi kebutuhan nasional sebesar rata rata 23.700 ton/tahun.

Namun saat ini penggunaan produk dalam negeri masih berkisar 36 persen per tahun, sedangkan sisanya masih impor.

Rockwool merupakan produk isolasi tahan panas memiliki sifat tahan api dan juga berfungsi sebagai penyerap suara banyak digunakan di industri manufaktur yang menggunakan temperatur tinggi di dalam prosesnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi, mengatakan dengan hadirnya fasilitas dan standar SNI yang terus bertambah, industri di Indonesia diharapkan secara bertahan meningkatkan kualitas produknya.

 

 

Selengkapnya
Indonesia Perlu Maksimalkan Industri 4.0 agar Jadi Top 10 Ekonomi Dunia

Sumber : maritim

JAKARTA-MARITIM : Untuk jadi top 10 ekonomi dunia pada 2030, Indonesia perlu maksimalkan industri 4.0 sebagai peluang mengejar pertumbuhan ekonomi. Sehingga lewat revitalisasi sektor manufaktur tercapai kontribusi tinggi terhadap PDB.

“Sebab, konsep sirkular ekonomi dapat menjawab berbagai permasalahan umum yang dihadapi industri dalam negeri,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi, saat webinar temu usaha industri, yang diadakan Balai Besar Keramik (BBK), di Jakarta, Rabu (21/10/2020).

Kegiatan bertema ‘Implementasi Sirkular Ekonomi pada Industri Keramik dan Kaca untuk Mewujudkan Making Indonesia 4.0’ ini dimoderatori Kepala BBK Bandung, Gunawan.

Dengan pembicara Plt Direktur Ketahanan dan Iklim Usaha Kemenperin Yan Sibarang, Kepala Pusat Industri Hijau Kemenperin Junadi Marki serta Ketua Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengamanan Yustinus H Gunawan. Selanjutnya Ketua Asosiasi Produsen Gelas Kaca Indonesia Henry T Susanto, Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia Gunarso dan Sinta Rismayani dari BBK.

Industri manufaktur pada 2018, menurutnya, menyumbang 20,2% PDB dan membuka 14 juta lapangan kerja. Bahkan di masa pandemi ini berkontribusi 19,98% dengan capaian nilai tambah Rp700,51 triliun serta menyerap 18,5 juta pekerja.

 

Dengan target jadi 10 ekonomi terbesar di dunia, lanjut Doddy, kita perlu sungguh-sungguh merealisasikan berbagai prioritas nasional dalam Making Indonesia 4.0. Dengan menerapkan prinsip ekonomi berkelanjutan baik oleh industri maupun kerja sama lembaga riset. Sehingga akan dihasilkan bahan baku bernilai tambah tinggi, efisiensi dalam proses produksi dan limbah industrinya dapat dipakai oleh industri lain.

Ditambahkan, sektor manufaktur Indonesia umumnya punya masalah  sama, mulai dari ketersediaan bahan baku lokal hingga kebijakan lintas sektor. Making Indonesia 4.0 mampu menjawab tantangan dan kendala itu serta mempercepat perkembangan industri manufaktur nasional.

Konsep sirkular ekonomi dan standar industri hijau bagian dari ekonomi keberlanjutan ke depan akan diimplementasikan pada industri manufaktur. Prinsip buat-pakai-buang pada ekonomi linear diubah ke prinsip regenerasi 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Recovery and Repair).

Sementara Kepala BBK, Gunawan, menyampaikan untuk mengatasi permasalahan industri Kemenperin telah membuat Industri 4.0 dengan salah satu program prioritas membuat standar-standar keberlanjutan (sustainability).

Hal lain, BBK telah mengimplementasikan kerja sama dengan beberapa Unit Jasa Pembangkit PT Indonesia Power berupa pemanfaatan limbah fly ash dan bottom ash menjadi produk seperti tetrapod, tiang panel, paving block dan bahan bangunan lainnya.

“Riset dan rekayasa yang dilakukan tersebut merupakan salah satu upaya Balai Besar Keramik dalam implementasi prinsip ekonomi sirkular sebagai bagian dari Making Indonesia 4.0,” ucap Gunawan.

Komitmen industri hijau

Pada kesempatan sama, Kepala Pusat Industri Hijau Kemenperin, Junadi Marki, mengatakan Kemenperin terus berkomitmen mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui penguatan konsep sirkular ekonomi sebagai sumber efisiensi dan nilai tambah sektor industri. Hal itu sebagai upaya penerapan Perpres No 18 tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024 yang mengarahkan kebijakan peningkatan nilai tambah ekonomi.

“Kemenperin mengembangkan konsep sirkular ekonomi dalam bentuk kebijakan Industri Hijau untuk mempertahankan nilai produk agar dapat digunakan berulang tanpa menghasilkan sampah melalui kegiatan reuse, recycle dan recovery,” ujar Marki.

Sedangkan Ketua Bidang Roof Tiles ASAKI, Gunarso, menilai sumber daya alam seperti tanah liat dan hard materials adalah bahan baku utama pembuatan keramik. Kebutuhan keramik di Indonesia seluruhnya bisa disediakan oleh produsen lokal dengan mengoptimalkan tenaga kerja lokal.

“Sebagian besar produk keramik dapat digunakan dan didaur ulang untuk dipakai kembali sebagai bahan baku,” ungkapnya. 

 

 

 

Selengkapnya
Soal vaksinasi corona, Kemenperin: Pengujian vial perlu untuk amankan pasar domestik

Sumber : Kontan.co.id

 

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya mewujudkan vaksinasi virus corona terus didorong. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 270 juta jiwa, maka pasokan sarana dan prasarana pendukung vaksinasi turut jadi perhatian.

Salah satu hal penting yang perlu disiapkan oleh Indonesia adalah soal penyediaan dan keamanan dari kemasan (vial) vaksin Covid-19 itu. Vial, merupakan suatu benda penampung cairan, bubuk dan tablet farmasi. Vial yang modern umumnya terbuat dari kaca dan plastik. Para ilmuwan juga menggunakan vial ini sebagai tempat penampungan sampel atau bahan penelitian.

Terkait itu, Balai Besar Keramik (BBK) Bandung yang merupakan salah satu satker di bawah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyelenggarakan webinar bertema 'Aspek Keamanan Produk Kaca (Vial/Ampul) untuk Keperluan Medis', di Bandung, Senin (23 /11) kemarin.

Kepala BBK Bandung Gunawan  bilang ke depan pengujian vial ini akan masuk menjadi ruang lingkup pelayanan jasa teknis pengujian di laboratorium BBK. "Laboratorium uji vial/ampul ini merupakan salah satu dukungan BBK dalam pemberlakuan SNI wajib guna pengamanan pasar dalam negeri," ujar dia dalam keterangannya, Selasa (24/11).

Sementara Kepala Divisi Produksi Farmasi PT Bio Farma Hikmat Alitamsar mengatakan BUMN pelat merah ini merupakan satu-satunya produsen vaksin dan antisera di Indonesia, sekaligus terbesar di Asia Tenggara. Dengan kepemilikan saham pemerintah 100%. Saat ini pihaknya tengah mengembangkan vial versi baru bernama pre-filled syringe di luar kemasan yang sudah ada.

 

Setiap vial yang diterima, sambungnya, harus memenuhi 4 syarat. Yaitu lulus uji kimia permukaan wadah kaca, pengukuran dimensi, pengujian mesin dan dokumentasi. Sementara pembersihan dilakukan melalui pencucian dan pembilasan botol vial dengan memakai kelas air yang sesuai untuk menghilangkan partikel asing dan bahan kimia lainnya.

Bilasan air pertama dapat menggunakan purifield water dan bilasan terakhir harus menggunakan water for injection (WFI). Sedangkan pengeringan dilakukan memakai udara yang steril.

Dia bilang vaksin Bio Farma telah dipakai di 130 negara di dunia, atau 2/3 kebutuhan vaksin Polio dunia dipenuhi oleh Bio Farma. Di samping itu, Indonesia melalui Bio Farma menjadi negara termaju dalam hal pengembangan vaksin di antara 57 negara anggota OKI lainnya. "Sudah banyak produk vaksin Bio Farma yang lulus pre kualifikasi WHO," ungkap Hikmat.

Di sisi lain, Kasubdit Pengawasan Produksi Produk Biologi dan Sarana Khusus BPOM Dwiana Andayani menambahkan, BPOM selalu melakukan pengawalan terhadap berbagai macam obat yang beredar di masyarakat, agar memenuhi persyaratan sesuai khasiat. Keamanan dan mutu obat. Sehingga memberikan perlindungan bagi konsumen.

Sebab, penerapan cara pembuatan obat yang baik secara konsisten dan pemenuhan terhadap standar serta persyaratan akan menghasilkan produk yang berkualitas dan meningkatkan daya saing di pasar lokal maupun global. "Kami melihat, khasiat, keamanan dan mutu produk obat sangat dipengaruhi oleh proses produksi dan didukung spesifikasi bahan kemasan yang sesuai dengan persyaratan produk," urainya. 

 

 

Selengkapnya
Utilisasi Naik 65%, Kinerja Industri Keramik Kian Kinclong

Sumber : Maritim

 

JAKARTA-MARITIM : Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu produktivitas dan daya saing industri keramik di tanah air. Sebab, sektor ini punya potensi dan peluang yang besar untuk dikembangkan di dalam negeri, seiring dengan ketersediaan sumber daya alam yang dijadikan bahan baku. Tersebar di sejumlah daerah.

“Secara kapasitas dan kemampuan, industri keramik kita telah mampu memenuhi kebutuhan nasional. Namun demikian, kami juga mendorong pemanfaatan teknologi, guna menciptakan produk yang inovatif dan kompetitif,” kata Direktur Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam, Adie Rochmanto Pandiangan, di Jakarta, baru-baru ini.

Menurutnya, sejumlah kebijakan strategis yang telah dijalankan pemerintah dalam rangka mendongkrak daya saing industri keramik nasional terhadap ancaman produk impor, antara lain adalah penerapan safeguard atau pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengaman (BMTP) terhadap impor produk ubin keramik. Selain itu, pemberlakuan harga gas bumi untuk sektor industri sebesar US$6 per MMBTU.

“Upaya pemerintah yang telah dilakukan tersebut, sangat mendongkrak pemulihan kinerja industri keramik nasional dan dirasakan juga manfaatnya dengan adanya peningkatan permintaan pasar dalam negeri maupun ekspor,” paparnya.


Saat ini, lanjut Adie, utilisasi produksi nasional dari sektor industri keramik mulai melonjak hingga 65% pada November 2020. Sehingga diharapkan akan terus meningkat sampai dengan akhir tahun 2020 sebesar 70%  dari sebelumnya hanya utilisasi hanya berkisar 45%-50% karena pandemi Covid-19.

Sementara Dirjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Muhammad Khayam, optimistis pada kebijakan yang telah diterbitkan pemerintah dapat meningkatkan pertumbuhan industri di tengah masa pandemi saat ini.

“Kami mengapresiasi kepada sektor industri manufaktur dalam negeri, termasuk industri keramik, yang telah menunjukkan keuletan dan mampu memanfaatkan peluang rebound dengan dukungan pemerintah,” ucapnya.

Ditambahkan, pihaknya akan terus berupaya melaksanakan langkah-langkah kebijakan strategis, yang merupakan program kementerian. Di antaranya, melalui program substitusi impor 35% pada 2022, untuk mendukung pemulihan industri nasional. Sekaligus mewujudkan sektor industri yang maju dan berdaya saing. (Muhammad Raya)

 

Selengkapnya
Balai Besar Keramik bentuk LSP guna dongkrak kompetensi SDM industri keramik

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu pengembangan industri keramik nasional agar bisa lebih berdaya saing global. 

Salah satu langkah strategis yang telah dilakukan adalah dengan membangun Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bidang keramik yang siap meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) industri keramik yang didirikan di Balai Besar Keramik Bandung.

"Saat ini, industri keramik Indonesia tercatat menduduki peringkat ke-8 dunia, dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 538 juta m2 per tahun, serta mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 200 ribu orang," kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi di Jakarta, Senin (7/2).

Selaras dengan program pemerintah dalam meningkatkan kompetensi SDM industri, Balai Besar Keramik (BBK) selaku salah satu unit kerja di bawah binaan BSKJI, telah membangun LSP untuk memberikan layanan jasa sertifikasi kompetensi kepada SDM industri keramik nasional. 

"LSP keramik memiliki tujuan untuk memberikan jaminan bahwa SDM yang disertifikasi memenuhi persyaratan skema sertifikasi sesuai bidangnya, yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi kerja berdasarkan Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dalam bidang keramik," papar Doddy.

SKKNI terkait industri keramik tertuang dalam Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 190 Tahun 2016 tentang Penerapan SKKNI Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Bahan Galian Non Logam Bidang Industri Keramik Tableware dan Saniter. 

"SKKNI tersebut perlu dimanfaatkan secara maksimal seiring dengan tersedianya LSP bidang keramik," tegas Doddy.

Menurutnya, kualitas SDM dengan kompetensi kerja yang terstandar, akan mendorong peningkatan daya saing industri keramik nasional. 

"Dengan saya saing yang tinggi, sektor industri keramik akan dapat berkontribusi besar dalam peningkatan kualitas produk keramik nasional sehingga turut berperan dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional," imbuhnya.
 
Ke depan, dengan dukungan asesor kompetensi, skema sertifikasi dan tempat uji kompetensi yang memadai, LSP keramik BBK akan memberikan layanan jasa sertifikasi profesi bidang keramik dengan unit kompetensi pengujian mutu produk keramik tableware dan sainter. 

"Skema kompetensi akan terus dikembangkan sejalan dengan perkembangan SKKNI," ujar Kepala BSKJI.

Lebih lanjut, pendirian LSP di BBK merupakan salah satu pengembangan peran, selain memberikan layanan sertifikasi produk, sistem manajemen mutu, serta industri hijau dan halal. 

“Melalui layanan sertifikasi profesi tersebut, BBK ikut berperan aktif dalam mencetak SDM industri keramik Indonesia yang kompeten, berdaya saing dan siap mengadapi persaingan bebas terhadap pasar tenaga kerja," pungkasnya.

Selengkapnya
Temu Usaha Industri tahun 2021

Temu Usaha Industri telah dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 14 Oktober 2021 di Hotel Pullman Bandung Grand Central dengan konsep acara hybrid Zoom Meeting dan hadir onsite dengan tema “Perkuat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan Standar Nasional Indonesia (SNI) Mewujudkan Daya Saing Industri untuk Indonesia Tangguh dan Tumbuh”. Peserta kegiatan ini sebanyak 130 orang yang berasal dari industri dalam negeri terutama pelanggan layanan Balai Besar Keramik, peneliti dan pegawai dari satuan kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian, mahasiswa dan masyarakat umum.

TUI1

Acara Temu Usaha Industri diawali oleh laporan kegiatan dari Kepala Balai Besar Keramik, Azhar Fitri dan dilanjutkan dengan pidato pembukaan (opening speech) oleh Bapak M. Arifin selaku Sekretaris Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri, Kementerian Perindustrian. Pelaksanaan acara dibagi menjadi tiga sesi acara yang terdiri dari keynote speech, dan dua sesi pemaparan dari beberapa narasumber.

TUI2

Sesi pertama atau keynote speech mengangkat topik mengenai Penguatan dan Optimalisasi IKM nasional dengan narasumber Ibu Dini Hanggandari selaku Direktur Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut pada Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka. Masih pada sesi keynote speech selanjutnya adalah Edy Suyanto,  Ketua Umum ASAKI, yang memaparkan “Peluang dan Tantangan Produsen Keramik Dalam Negeri di Masa Pandemi dan Substitusi Impor”.

TUI3

Materi diskusi disampaikan secara panel dengan 2 sesi dan 7 narasumber dan topik sesuai tema kegiatan yang dimoderatori oleh Ibu Tri Yusmani dari Balai Besar Keramik pada sesi pertama. Materi pertama pada sesi pertama adalah “Informasi Layanan Jasa Industri Balai Besar Keramik” yang dibawakan oleh Ibu Cucu Setyawati, Plt. Kepala Bidang PKAT, Balai Besar Keramik. Paparan selanjutnya dibawakan oleh Bapak Arnes Lukman, Plt. Kepala Bidang Tata Kelola dan Sertifikasi di P3DN dengan topik “Sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri”. Topik ke-3 adalah “Pengawasan Barang Beredar di Pasar” dengan narasumber Bapak Ivan Fithriyanto, Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga, Kementerian Perdagangan.

TUI4

Pada sesi kedua ini acara dipandu oleh Ibu Sinta Rismayani dari Balai Besar Keramik. Pemaparan pada topik pertama pada sesi kedua dibawakan oleh Bapak Rotua, Manajer QA/QC di PT. Narumi Indonesia, dengan judul topik “Investasi di Indonesia dan Peluang Ekspor Produk Tableware”. Paparan selanjutnya dibawakan oleh Bapak Darma Putra Nurjadin dari PT. Sinar Rasa Kencana dengan topik “'Kemampuan Bersaing Industri Kaca Nasional”. Topik berikutnya adalah “Pengawasan Barang Beredar di Pasar” dengan narasumber Bapak Sutarto, Pusat Pengawasan Standardisasi Industri, Kementerian Perindustrian. Topik terakhir kegiatan ini adalah “Peran Kepolisian pada Pengawasan Barang Beredar di Pasar” dengan pembicara Novi Edyanto dari Kepolisian Daerah Jawa Barat.

TUI5

Acara temu usaha industri merupakan program rutin Balai Besar Keramik setiap tahun, yang diadakan di beberapa tempat berbeda dengan tujuan untuk mendengar secara langsung keluhan dan masukan dari pelanggan yang tentunya sebagai bahan evaluasi perbaikan kedepannya. Acara temu pelanggan ini juga merupakan momen silaturahmi dalam rangka menjalin hubungan yang baik antara kedua belah pihak.

Selengkapnya
Balai Besar Keramik Mendapatkan Penghargaan Best Halal Innovation dalam Acara IHYA 2021

Balai Besar Keramik mendapatkan penghargaan sebagai Best Halal Innovation dari kategori Government Innovation pada acara Indonesia Halal Industry Award 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia pada tanggal 17 Desember 2021.

Indonesia Halal Industry Award, merupakan program pengembangan ekonomi dan keuangan syariah sebagai bagian dari peran Kementerian Perindustrian dalam mewujudkan Indonesia menjadi kiblat perekonomian syariah di dunia.

LayarIHYA21

Bapak Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin hadir dan memberikan 14 penghargaan dari tujuh kategori yang dinilai dalam ajang IHYA 2021 serta satu penghargaan Best of the Best. Ketujuh kategori tersebut adalah:

1.   Best Halal Innovation yang diberikan kepada berbagai pihak yang melakukan inovasi di bidang halal, baik secara individu, kelompok, lembaga, maupun perusahaan industri.

2.   Best Social Impact Initiative, diberikan kepada kelompok dan perusahaan yang berperan besar dalam pengembangan Industri Halal, baik pada zona lokal, daerah, maupun nasional dengan mengalokasikan secara khusus penggunaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) atau sumber pendanaan lainnya.

3.   Best Halal Supply Chain, diberikan kepada perusahaan industri yang secara konsisten mampu memastikan bahan baku dan bahan penolong yang digunakan berasal dari sumber-sumber yang halal, thoyyib, dan mampu tertelusur.

4.   Best Small and Medium Enterprise, diberikan kepada perusahaan industri kategori kecil dan menengah yang secara konsisten menjalankan prinsip-prinsip Halal dalam menjalankan produksinya.

5.   Best Halal Industrial Estate, diberikan kepada perusahaan Kawasan Industri yang menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan Kawasan Industri Halal.

6.   Best Export Expansion, diberikan kepada perusahaan industri yang menunjukkan kinerja ekspor produk halal yang luar biasa.

7.   Best Halal Program Support yang diberikan kepada institusi yang memberikan dukungan terhadap tumbuhnya industri halal nasional.

Kepala BBK mengambil piala

Dari 145 peserta yang ikut serta dalam acara ini, Balai Besar Keramik terpilih melalui inovasi dalam menemukan composit bone ash berbasis bahan baku kapur alam untuk aplikasi pada industri keramik dan industri medis (implant tulang dan gigi), yang berpotensi menggantikan bone ash dari babi yang sekarang banyak digunakan.

Dengan dipilihnya Balai Besar Keramik untuk menerima penghargaan Best Halal Innovation kategori Government Innovation, Balai Besar Keramik akan terus melakukan inovasi dan berusaha menjadi contoh dan inspirasi bagi para pelaku industri dalam pengembangan produk halal agar dapat turut serta mendorong Indonesia menjadi pemain halal tingkat global.

Selengkapnya
Showing 1 to 12 of 37 entries