Sumber : Kompas.com
JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin)
menargetkan industri keramik nasional bisa menjadi peringkat keempat di dunia
dari sebelumnya di peringkat keenam.
Dengan
deposit bahan baku yang cukup melimpah di tanah air, industri keramik nasional
punya daya saing di pasar global bersama China, India, Brasil, Spanyol, dan
Iran.
“Keempat
langkah strategis itu tersedianya gas industri dengan harga kompetitif,
inovasi, SDM kompeten dan pengembangan industri keramik dalam negeri,"
ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy
Rahadi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (18/10/2020).
Selain
itu, langkah lainnya, yakni pemerintah memproteksi pasar dalam negeri dari
peningkatan PPh terhadap keramik impor sebesar 7,5 persen. Di samping, perlu
pasokan bahan baku berkesinambungan bagi pertumbuhan industri keramik nasional.
“Untuk
itu, pemerintah melalui regulasinya akan mengamankan pasokan bahan baku asal
SDA Indonesia, sebagai salah satu keuntungan untuk mendukung daya saing
industri keramik nasional. Seperti tanah liat (clay), feldspars, pasir silika,
dolomite, batu kapur dan SDA berbasis bahan galian non logam lainnya," kata
dia.
Doddy
mengakui, walau perkembangan industri keramik cukup menggembirakan, namun masih
ada kelemahan untuk dicarikan solusi. Di antaranya, yang sudah jadi isu
nasional, ketergantungan pada bahan baku impor. Yang semestinya ini dapat
disediakan di dalam negeri karena SDA-nya tersedia melimpah dan bahkan banyak
yang diekspor.
"Kondisi
seperti itu tidak hanya ada pada industri keramik tapi juga pada industri
lainnya. Inilah yang jadi tantangan yang harus segera direspon oleh semua
pemangku kepentingan," ungkap Doddy.
Di
pihak lain, pinta Doddy, dengan keterbatasan yang ada sudah seharusnya juga
industri dapat memanfaatkan hasil-hasil lembaga litbang di Indonesia. Sehingga
tercapai bermacam inovasi yang berguna bagi masyarakat industri. Sementara itu,
Kepala BBK Kemenperin, Gunawan menambahkan, indeks daya saing suatu negara
salah satu unsurnya ditentukan oleh ketergantungan bahan baku impor, inovasi
atau invensi teknologi. Yang mana, BBK sebagai lembaga litbang di bidang
industri keramik punya misi kuat jadi stimulan dalam teknologi pengolahan bahan
baku lokal dan teknologi pemprosesan keramik atau material terkait lainnya.
"Ini
wujud nyata BBK dalam upaya meningkatkan kemandirian dan daya saing industri
nasional," kata Gunawan.
Pentingkah ceramic biomaterial dalam kehidupan kita?
Saat
ini rekayasan biokeramik menjadi tren masa depan. Mengapa menjadi tren di masa
depan? Biomaterial memainkan peranan penting dalam banyak aspek di dunia kesehatan.
Mereka memainkan peran yang penting dalam pengembangan, mulai dari alat-alat
kesehatan, prostheses,
pendistribusi obat (drug delivery system), teknik diagnostik.,
perbaikan jaringan (tissue) dan replacement technology.
Karena memiliki potensi yang besar dalam peningkatan kualitas hidup,
biomaterial menjadi tren dan fokus utama pada bidang riset / penelitian di masa
depan.
Biomaterial
secara umum dapat diartikan sebagai material yang ditanam di dalam tubuh
manusia untuk pengganti jaringan atau organ tubuh yang terserang penyakit
ataupun yang rusak atau cacat.
Salah
satu jenis biomaterial adalah Biomaterial keramik (bioceramic). Keramik yang
digunakan sebagai biomaterial untuk mengisi cacat pada gigi atau tulang, untuk
melengkapi grafit tulang, patahan, atau prostheses pada tulang
dan untuk menggantikan jaringan yang rusak disebut biokeramik. Biokeramik harus
memiliki sifat biokompatibilitas yang tinggi dan antithrombogenic, harus
tidak beracun, tidak beralergi, tidak memiliki sifat karsinogen atau tetratogen
dan tahan lama. Oleh karena itu, penelitian yang sedang berlangsung melibatkan
kimia, komposisi, dan mikro dan struktur nano dari bahan untuk meningkatkan
biokompatibilitasnya. Namun material keramik juga memiliki kekurangan, yaitu
sangat rapuh, kekuatan rendah/tidak kuat ditekan dan tidak kenyal.
Klasifikasi
biokeramik terbagi 3, yaitu:
1.
Bioaktif keramik
Bioaktif
keramik memiliki stabilitas kimia yang tinggi dalam tubuh dan ketika diimplan
pada tulang yang hidup dapat berinkorporasi pada jaringan tulang mengikuti pola
dari kontak osteogenesis. Dengan kata lain, bioaktif keramik memiliki
sifat osteoconduction dan
kapabilitas untuk berikatan kimia dengan jaringan tulang yang hidup. Kekuatan
mekanis dari bioaktif keramik umumnya lebih rendah dibandingkan bioinert
keramik. Contoh materialnya adalah hidroksi apatite, bio–glass,
A-W glass. Contoh
aplikasinya untuk pelapisan pada metal bone implants dan
sebagai fillers pada dental
implants.
2.
Bioinert keramik
Bioinert
keramik seperti namanya menghasilkan minimal respon pada tubuh. Bioinert
keramik tidak menyebabkan perubahan baik dari segi kimia maupun fisik dalam
tubuh. Sel membetuk kapsul serabut yang tidak menempel pada sekitar implan.
Implan ini memiliki kekuatan kompresi yang tinggi, ketahanan aus yang tinggi
dan bioinertness. Contoh materialnya adalah Alumina (Al2O3),
Zirconia (ZrO2) dan pyrolytic carbon.
Contoh aplikasinya femoral head in hip replacements dan dental
implants.
3.
Bioresorable keramik
Bioresorable
keramik dapat diserap dalam tubuh dan tergantikan oleh tulang pada jaringan
tulang. Pola dari inkorporasinya pada jaringan tulang sama dengan kontak
osteogenesis walaupun antarmuka antara bioresorable keramik dengan tulang tidak
stabil. Contoh materialnya adalah β-tricalsium fosfat, hidroksi apatite,
karbonat, kalsium karbonat. Contoh aplikasinya untuk perbaikan tulang.
Manfaat
biokeramik dalam dunia kesehatan sangatlah besar. Oleh karena itu, penelitian
di bidang biokeramik perlu dilanjutkan agar dapat diaplikasikan dan dirasakan manfaatnya
oleh masyarakat luas. (EN)
Sumber : kompas
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Doddy Rahadi mengatakan,
Indonesia perlu maksimalkan industri 4.0 untuk bisa menjadi top 10 ekonomi
dunia pada 2030.
Sebab, revitalisasi sektor manufaktur bisa memberi kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
“Konsep
sirkular ekonomi dapat menjawab berbagai permasalahan umum yang dihadapi
industri dalam negeri," ujar Doddy dalam keterangan tertulisnya, Rabu
(21/10/2020).
Industri manufaktur pada 2018, menurutnya, menyumbang 20,2 persen PDB dan membuka 14 juta lapangan kerja. Bahkan di masa pandemi ini berkontribusi 19,98 persen dengan capaian nilai tambah Rp700,51 triliun serta menyerap 18,5 juta pekerja.
Atas
dasar itu, lanjut Doddy, Indonesia perlu
sungguh-sungguh merealisasikan berbagai prioritas nasional dalam
Making Indonesia 4.0. Dengan menerapkan prinsip ekonomi
berkelanjutan baik oleh industri maupun kerja sama lembaga riset.
“Sehingga akan dihasilkan bahan baku bernilai tambah tinggi, efisiensi dalam proses produksi dan limbah industrinya dapat dipakai oleh industri lain,” kata dia.
Doddy
menambahkan, sektor manufaktur Indonesia umumnya punya masalah
sama, mulai dari ketersediaan bahan baku lokal hingga kebijakan
lintas sektor.
Making
Indonesia 4.0 mampu menjawab tantangan dan kendala itu serta
mempercepat perkembangan industri manufaktur nasional.
Sumber : bisnis.com
Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian melalui Balai Besar
Keramik akan menambah fasilitas pengujian produk bahan isolasi tahan panas
serta fasilitas produk vial/ampul untuk keperluan medis.
Fasilitas
ini ditargetkan beroperasi pada tahun 2021. Saat ini, Balai Besar Keramik telah
memiliki 8 jenis lapolatorium uji seperti labolatorium kaca, sanitair, ubin
keramik, tableware, kimia keramik, bahan baku keramik, refraktory, dan bata
genteng.
Dirjen
Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam mengatakan
kehadiran fasilitas pengujian ini di dalam negeri diharapkan mampu meningkatkan
daya saing produk lokal dengan produk impor.
“Dengan
diukung dengan penurunan harga gas, [fasilitas ini] diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dalam negeri dan bahkan meningkatkan kepercayaan pembeli di level
Internasional,” ungkap M. Khayam di sela-sela kunjungan ke laboratorium Balai
Besar Keramik Bandung, Jumat (13/11/2020).
Hadirnya
fasilitas pengujian produk isolasi panas ini disambut baik oleh industri
rockwool, mengingat industri rockwool dalam negeri saat ini sudah mampu
mengekspor produknya ke beberapa negara seperti negara negara di Asia Tenggara,
Australia, Afrika dan Timur Tengah.
Industri
jenis ini memiliki TKDN sebesar 85 persen. Dengan kapasitas produsen Rockwool
di Indonesia mencapai 40.000 – 45.000 ton/tahun dan masih dapat meningkat,
angka ini dapat memenuhi kebutuhan nasional sebesar rata rata 23.700 ton/tahun.
Namun
saat ini penggunaan produk dalam negeri masih berkisar 36 persen per tahun,
sedangkan sisanya masih impor.
Rockwool
merupakan produk isolasi tahan panas memiliki sifat tahan api dan juga
berfungsi sebagai penyerap suara banyak digunakan di industri manufaktur yang
menggunakan temperatur tinggi di dalam prosesnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi, mengatakan dengan
hadirnya fasilitas dan standar SNI yang terus bertambah, industri di Indonesia
diharapkan secara bertahan meningkatkan kualitas produknya.
Sumber : maritim
JAKARTA-MARITIM : Untuk jadi top 10 ekonomi dunia pada 2030, Indonesia perlu
maksimalkan industri 4.0 sebagai peluang mengejar pertumbuhan ekonomi. Sehingga
lewat revitalisasi sektor manufaktur tercapai kontribusi tinggi terhadap PDB.
“Sebab,
konsep sirkular ekonomi dapat menjawab berbagai permasalahan umum yang dihadapi
industri dalam negeri,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
(BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi, saat webinar temu usaha industri, yang
diadakan Balai Besar Keramik (BBK), di Jakarta, Rabu (21/10/2020).
Kegiatan
bertema ‘Implementasi Sirkular Ekonomi pada Industri Keramik dan Kaca untuk Mewujudkan
Making Indonesia 4.0’ ini dimoderatori Kepala BBK Bandung, Gunawan.
Dengan
pembicara Plt Direktur Ketahanan dan Iklim Usaha Kemenperin Yan Sibarang,
Kepala Pusat Industri Hijau Kemenperin Junadi Marki serta Ketua Asosiasi Kaca
Lembaran dan Pengamanan Yustinus H Gunawan. Selanjutnya Ketua Asosiasi Produsen
Gelas Kaca Indonesia Henry T Susanto, Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia
Gunarso dan Sinta Rismayani dari BBK.
Industri
manufaktur pada 2018, menurutnya, menyumbang 20,2% PDB dan membuka 14 juta
lapangan kerja. Bahkan di masa pandemi ini berkontribusi 19,98% dengan capaian
nilai tambah Rp700,51 triliun serta menyerap 18,5 juta pekerja.
Dengan target jadi 10 ekonomi terbesar di dunia, lanjut Doddy,
kita perlu sungguh-sungguh merealisasikan berbagai prioritas nasional dalam
Making Indonesia 4.0. Dengan menerapkan prinsip ekonomi berkelanjutan baik oleh
industri maupun kerja sama lembaga riset. Sehingga akan dihasilkan bahan baku
bernilai tambah tinggi, efisiensi dalam proses produksi dan limbah industrinya
dapat dipakai oleh industri lain.
Ditambahkan,
sektor manufaktur Indonesia umumnya punya masalah sama, mulai dari
ketersediaan bahan baku lokal hingga kebijakan lintas sektor. Making Indonesia
4.0 mampu menjawab tantangan dan kendala itu serta mempercepat perkembangan
industri manufaktur nasional.
Konsep
sirkular ekonomi dan standar industri hijau bagian dari ekonomi keberlanjutan
ke depan akan diimplementasikan pada industri manufaktur. Prinsip
buat-pakai-buang pada ekonomi linear diubah ke prinsip regenerasi 5R (Reduce,
Reuse, Recycle, Recovery and Repair).
Sementara
Kepala BBK, Gunawan, menyampaikan untuk mengatasi permasalahan industri
Kemenperin telah membuat Industri 4.0 dengan salah satu program prioritas
membuat standar-standar keberlanjutan (sustainability).
Hal
lain, BBK telah mengimplementasikan kerja sama dengan beberapa Unit Jasa
Pembangkit PT Indonesia Power berupa pemanfaatan limbah fly ash dan bottom ash
menjadi produk seperti tetrapod, tiang panel, paving block dan bahan bangunan
lainnya.
“Riset
dan rekayasa yang dilakukan tersebut merupakan salah satu upaya Balai Besar
Keramik dalam implementasi prinsip ekonomi sirkular sebagai bagian dari Making
Indonesia 4.0,” ucap Gunawan.
Komitmen industri hijau
Pada
kesempatan sama, Kepala Pusat Industri Hijau Kemenperin, Junadi Marki,
mengatakan Kemenperin terus berkomitmen mewujudkan pembangunan berkelanjutan
melalui penguatan konsep sirkular ekonomi sebagai sumber efisiensi dan nilai
tambah sektor industri. Hal itu sebagai upaya penerapan Perpres No 18 tahun
2020 tentang RPJMN 2020-2024 yang mengarahkan kebijakan peningkatan nilai
tambah ekonomi.
“Kemenperin
mengembangkan konsep sirkular ekonomi dalam bentuk kebijakan Industri Hijau
untuk mempertahankan nilai produk agar dapat digunakan berulang tanpa
menghasilkan sampah melalui kegiatan reuse, recycle dan recovery,” ujar Marki.
Sedangkan
Ketua Bidang Roof Tiles ASAKI, Gunarso, menilai sumber daya alam seperti tanah
liat dan hard materials adalah bahan baku utama pembuatan keramik. Kebutuhan
keramik di Indonesia seluruhnya bisa disediakan oleh produsen lokal dengan
mengoptimalkan tenaga kerja lokal.
“Sebagian
besar produk keramik dapat digunakan dan didaur ulang untuk dipakai kembali
sebagai bahan baku,” ungkapnya.
Sumber : Kontan.co.id
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya mewujudkan vaksinasi
virus corona terus didorong. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai
sekitar 270 juta jiwa, maka pasokan sarana dan prasarana pendukung vaksinasi
turut jadi perhatian.
Salah
satu hal penting yang perlu disiapkan oleh Indonesia adalah soal penyediaan dan
keamanan dari kemasan (vial) vaksin Covid-19 itu. Vial, merupakan suatu benda
penampung cairan, bubuk dan tablet farmasi. Vial yang modern umumnya terbuat
dari kaca dan plastik. Para ilmuwan juga menggunakan vial ini sebagai tempat
penampungan sampel atau bahan penelitian.
Terkait
itu, Balai Besar Keramik (BBK) Bandung yang merupakan salah satu satker di
bawah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyelenggarakan webinar bertema
'Aspek Keamanan Produk Kaca (Vial/Ampul) untuk Keperluan Medis', di Bandung,
Senin (23 /11) kemarin.
Kepala BBK Bandung Gunawan bilang ke depan pengujian vial
ini akan masuk menjadi ruang lingkup pelayanan jasa teknis pengujian di
laboratorium BBK. "Laboratorium uji vial/ampul ini merupakan salah satu
dukungan BBK dalam pemberlakuan SNI wajib guna pengamanan pasar dalam
negeri," ujar dia dalam keterangannya, Selasa (24/11).
Sementara
Kepala Divisi Produksi Farmasi PT Bio Farma Hikmat Alitamsar mengatakan BUMN
pelat merah ini merupakan satu-satunya produsen vaksin dan antisera di
Indonesia, sekaligus terbesar di Asia Tenggara. Dengan kepemilikan saham
pemerintah 100%. Saat ini pihaknya tengah mengembangkan vial versi baru bernama pre-filled
syringe di luar kemasan yang sudah ada.
Setiap
vial yang diterima, sambungnya, harus memenuhi 4 syarat. Yaitu lulus uji kimia
permukaan wadah kaca, pengukuran dimensi, pengujian mesin dan dokumentasi.
Sementara pembersihan dilakukan melalui pencucian dan pembilasan botol vial
dengan memakai kelas air yang sesuai untuk menghilangkan partikel asing dan
bahan kimia lainnya.
Bilasan
air pertama dapat menggunakan purifield water dan
bilasan terakhir harus menggunakan water for injection (WFI).
Sedangkan pengeringan dilakukan memakai udara yang steril.
Dia
bilang vaksin Bio Farma telah dipakai di 130 negara di dunia, atau 2/3
kebutuhan vaksin Polio dunia dipenuhi oleh Bio Farma. Di samping itu, Indonesia
melalui Bio Farma menjadi negara termaju dalam hal pengembangan vaksin di
antara 57 negara anggota OKI lainnya. "Sudah banyak produk vaksin Bio
Farma yang lulus pre kualifikasi WHO," ungkap Hikmat.
Di
sisi lain, Kasubdit Pengawasan Produksi Produk Biologi dan Sarana Khusus BPOM
Dwiana Andayani menambahkan, BPOM selalu melakukan pengawalan terhadap berbagai
macam obat yang beredar di masyarakat, agar memenuhi persyaratan sesuai
khasiat. Keamanan dan mutu obat. Sehingga memberikan perlindungan bagi
konsumen.
Sebab, penerapan cara pembuatan obat yang baik secara konsisten
dan pemenuhan terhadap standar serta persyaratan akan menghasilkan produk yang
berkualitas dan meningkatkan daya saing di pasar lokal maupun global.
"Kami melihat, khasiat, keamanan dan mutu produk obat sangat dipengaruhi
oleh proses produksi dan didukung spesifikasi bahan kemasan yang sesuai dengan
persyaratan produk," urainya.
Sumber : Maritim
JAKARTA-MARITIM : Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu
produktivitas dan daya saing industri keramik di tanah air. Sebab, sektor ini
punya potensi dan peluang yang besar untuk dikembangkan di dalam negeri,
seiring dengan ketersediaan sumber daya alam yang dijadikan bahan baku.
Tersebar di sejumlah daerah.
“Secara kapasitas dan kemampuan, industri keramik kita telah mampu memenuhi kebutuhan nasional. Namun demikian, kami juga mendorong pemanfaatan teknologi, guna menciptakan produk yang inovatif dan kompetitif,” kata Direktur Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam, Adie Rochmanto Pandiangan, di Jakarta, baru-baru ini.
Menurutnya,
sejumlah kebijakan strategis yang telah dijalankan pemerintah dalam rangka
mendongkrak daya saing industri keramik nasional terhadap ancaman produk impor,
antara lain adalah penerapan safeguard atau pengenaan Bea Masuk Tindakan
Pengaman (BMTP) terhadap impor produk ubin keramik. Selain itu, pemberlakuan
harga gas bumi untuk sektor industri sebesar US$6 per MMBTU.
“Upaya pemerintah yang telah dilakukan tersebut, sangat mendongkrak pemulihan kinerja industri keramik nasional dan dirasakan juga manfaatnya dengan adanya peningkatan permintaan pasar dalam negeri maupun ekspor,” paparnya.
Saat
ini, lanjut Adie, utilisasi produksi nasional dari sektor industri keramik
mulai melonjak hingga 65% pada November 2020. Sehingga diharapkan akan terus
meningkat sampai dengan akhir tahun 2020 sebesar 70% dari sebelumnya
hanya utilisasi hanya berkisar 45%-50% karena pandemi Covid-19.
Sementara
Dirjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Muhammad Khayam,
optimistis pada kebijakan yang telah diterbitkan pemerintah dapat meningkatkan
pertumbuhan industri di tengah masa pandemi saat ini.
“Kami mengapresiasi kepada sektor industri manufaktur dalam negeri, termasuk industri keramik, yang telah menunjukkan keuletan dan mampu memanfaatkan peluang rebound dengan dukungan pemerintah,” ucapnya.
Ditambahkan,
pihaknya akan terus berupaya melaksanakan langkah-langkah kebijakan strategis,
yang merupakan program kementerian. Di antaranya, melalui program substitusi
impor 35% pada 2022, untuk mendukung pemulihan industri nasional. Sekaligus
mewujudkan sektor industri yang maju dan berdaya saing. (Muhammad Raya)
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu pengembangan industri keramik nasional agar bisa lebih berdaya saing global.
Salah satu langkah strategis yang telah dilakukan adalah dengan membangun Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bidang keramik yang siap meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) industri keramik yang didirikan di Balai Besar Keramik Bandung.
"Saat ini, industri keramik Indonesia tercatat menduduki peringkat ke-8 dunia, dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 538 juta m2 per tahun, serta mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 200 ribu orang," kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Doddy Rahadi di Jakarta, Senin (7/2).
Selaras dengan program pemerintah dalam meningkatkan kompetensi SDM industri, Balai Besar Keramik (BBK) selaku salah satu unit kerja di bawah binaan BSKJI, telah membangun LSP untuk memberikan layanan jasa sertifikasi kompetensi kepada SDM industri keramik nasional.
"LSP keramik memiliki tujuan untuk memberikan jaminan bahwa SDM yang disertifikasi memenuhi persyaratan skema sertifikasi sesuai bidangnya, yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi kerja berdasarkan Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dalam bidang keramik," papar Doddy.
SKKNI terkait industri keramik tertuang dalam Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 190 Tahun 2016 tentang Penerapan SKKNI Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Bahan Galian Non Logam Bidang Industri Keramik Tableware dan Saniter.
"SKKNI tersebut perlu dimanfaatkan secara maksimal seiring dengan tersedianya LSP bidang keramik," tegas Doddy.
Menurutnya, kualitas SDM dengan kompetensi kerja yang terstandar, akan mendorong peningkatan daya saing industri keramik nasional.
"Dengan saya saing yang tinggi, sektor industri keramik akan dapat berkontribusi besar dalam peningkatan kualitas produk keramik nasional sehingga turut berperan dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional," imbuhnya.
Ke depan, dengan dukungan asesor kompetensi, skema sertifikasi dan tempat uji kompetensi yang memadai, LSP keramik BBK akan memberikan layanan jasa sertifikasi profesi bidang keramik dengan unit kompetensi pengujian mutu produk keramik tableware dan sainter.
"Skema kompetensi akan terus dikembangkan sejalan dengan perkembangan SKKNI," ujar Kepala BSKJI.
Lebih lanjut, pendirian LSP di BBK merupakan salah satu pengembangan peran, selain memberikan layanan sertifikasi produk, sistem manajemen mutu, serta industri hijau dan halal.
“Melalui layanan sertifikasi profesi tersebut, BBK ikut berperan aktif dalam mencetak SDM industri keramik Indonesia yang kompeten, berdaya saing dan siap mengadapi persaingan bebas terhadap pasar tenaga kerja," pungkasnya.
Temu Usaha Industri telah dilaksanakan pada hari Kamis tanggal
14 Oktober 2021 di Hotel Pullman Bandung Grand Central dengan konsep acara
hybrid Zoom Meeting dan hadir onsite dengan tema “Perkuat Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN) dan Standar Nasional Indonesia (SNI) Mewujudkan Daya Saing
Industri untuk Indonesia Tangguh dan Tumbuh”. Peserta kegiatan ini sebanyak 130
orang yang berasal dari industri dalam negeri terutama pelanggan layanan Balai
Besar Keramik, peneliti dan pegawai dari satuan kerja di lingkungan Kementerian
Perindustrian, mahasiswa dan masyarakat umum.
Acara Temu Usaha Industri diawali oleh laporan kegiatan dari
Kepala Balai Besar Keramik, Azhar Fitri dan dilanjutkan dengan pidato pembukaan
(opening speech) oleh Bapak M. Arifin selaku Sekretaris Badan Standardisasi dan
Kebijakan Jasa Industri, Kementerian Perindustrian. Pelaksanaan acara dibagi
menjadi tiga sesi acara yang terdiri dari keynote speech, dan dua sesi
pemaparan dari beberapa narasumber.
Sesi pertama atau keynote speech mengangkat topik mengenai
Penguatan dan Optimalisasi IKM nasional dengan narasumber Ibu Dini Hanggandari
selaku Direktur Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat
Angkut pada Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka. Masih pada
sesi keynote speech selanjutnya adalah Edy Suyanto, Ketua Umum ASAKI,
yang memaparkan “Peluang dan Tantangan Produsen Keramik Dalam Negeri di Masa
Pandemi dan Substitusi Impor”.
Materi diskusi disampaikan secara panel dengan 2 sesi dan 7
narasumber dan topik sesuai tema kegiatan yang dimoderatori oleh Ibu Tri
Yusmani dari Balai Besar Keramik pada sesi pertama. Materi pertama pada sesi
pertama adalah “Informasi Layanan Jasa Industri Balai Besar Keramik” yang
dibawakan oleh Ibu Cucu Setyawati, Plt. Kepala Bidang PKAT, Balai Besar
Keramik. Paparan selanjutnya dibawakan oleh Bapak Arnes Lukman, Plt. Kepala
Bidang Tata Kelola dan Sertifikasi di P3DN dengan topik “Sertifikasi Tingkat
Komponen Dalam Negeri”. Topik ke-3 adalah “Pengawasan Barang Beredar di Pasar” dengan
narasumber Bapak Ivan Fithriyanto, Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen
dan Tertib Niaga, Kementerian Perdagangan.
Pada sesi kedua ini acara dipandu oleh Ibu Sinta Rismayani dari
Balai Besar Keramik. Pemaparan pada topik pertama pada sesi kedua dibawakan
oleh Bapak Rotua, Manajer QA/QC di PT. Narumi Indonesia, dengan judul topik
“Investasi di Indonesia dan Peluang Ekspor Produk Tableware”. Paparan
selanjutnya dibawakan oleh Bapak Darma Putra Nurjadin dari PT. Sinar Rasa
Kencana dengan topik “'Kemampuan Bersaing Industri Kaca Nasional”. Topik
berikutnya adalah “Pengawasan Barang Beredar di Pasar” dengan narasumber Bapak
Sutarto, Pusat Pengawasan Standardisasi Industri, Kementerian Perindustrian.
Topik terakhir kegiatan ini adalah “Peran Kepolisian pada Pengawasan Barang
Beredar di Pasar” dengan pembicara Novi Edyanto dari Kepolisian Daerah Jawa
Barat.
Acara temu usaha industri merupakan program rutin Balai Besar
Keramik setiap tahun, yang diadakan di beberapa tempat berbeda dengan tujuan
untuk mendengar secara langsung keluhan dan masukan dari pelanggan yang
tentunya sebagai bahan evaluasi perbaikan kedepannya. Acara temu pelanggan ini
juga merupakan momen silaturahmi dalam rangka menjalin hubungan yang baik
antara kedua belah pihak.
Balai Besar Keramik mendapatkan penghargaan sebagai Best Halal
Innovation dari kategori Government Innovation pada acara Indonesia Halal
Industry Award 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian
Republik Indonesia pada tanggal 17 Desember 2021.
Indonesia Halal Industry Award, merupakan program pengembangan ekonomi
dan keuangan syariah sebagai bagian dari peran Kementerian Perindustrian dalam
mewujudkan Indonesia menjadi kiblat perekonomian syariah di dunia.
Bapak Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin hadir dan memberikan 14 penghargaan
dari tujuh kategori yang dinilai dalam ajang IHYA 2021 serta satu penghargaan
Best of the Best. Ketujuh kategori tersebut adalah:
1. Best Halal Innovation yang diberikan kepada berbagai
pihak yang melakukan inovasi di bidang halal, baik secara individu, kelompok,
lembaga, maupun perusahaan industri.
2. Best Social Impact Initiative, diberikan kepada kelompok
dan perusahaan yang berperan besar dalam pengembangan Industri Halal, baik pada
zona lokal, daerah, maupun nasional dengan mengalokasikan secara khusus
penggunaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) atau sumber pendanaan
lainnya.
3. Best Halal Supply Chain, diberikan kepada perusahaan
industri yang secara konsisten mampu memastikan bahan baku dan bahan penolong
yang digunakan berasal dari sumber-sumber yang halal, thoyyib, dan mampu
tertelusur.
4. Best Small and Medium Enterprise, diberikan kepada
perusahaan industri kategori kecil dan menengah yang secara konsisten
menjalankan prinsip-prinsip Halal dalam menjalankan produksinya.
5. Best Halal Industrial Estate, diberikan kepada perusahaan
Kawasan Industri yang menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan Kawasan
Industri Halal.
6. Best Export Expansion, diberikan kepada perusahaan
industri yang menunjukkan kinerja ekspor produk halal yang luar biasa.
7. Best Halal
Program Support yang diberikan kepada institusi yang memberikan dukungan
terhadap tumbuhnya industri halal nasional.
Dari 145 peserta yang ikut serta dalam acara ini, Balai Besar Keramik
terpilih melalui inovasi dalam menemukan composit bone ash berbasis bahan baku
kapur alam untuk aplikasi pada industri keramik dan industri medis (implant
tulang dan gigi), yang berpotensi menggantikan bone ash dari babi yang sekarang
banyak digunakan.
Dengan dipilihnya Balai Besar Keramik untuk menerima penghargaan Best
Halal Innovation kategori Government Innovation, Balai Besar Keramik akan terus
melakukan inovasi dan berusaha menjadi contoh dan inspirasi bagi para pelaku
industri dalam pengembangan produk halal agar dapat turut serta mendorong
Indonesia menjadi pemain halal tingkat global.