Industri Keramik

Berita
Realisasi Investasi di Industri Keramik Capai Rp 17,7 Triliun di Semester I-2022

Sumber : Beritakota

Beritakota.id, Jakarta – Tahun 2022 menjadi momentum kebangkitan sektor industri pengolahan nonmigas, termasuk di dalamnya adalah industri keramik. Hal ini tercermin dari kinerja positif industri keramik sebagai subsektor dari industri bahan galian nonlogam, yang tumbuh 1,35% dengan kontribusi 0,47% (y-o-y) pada triwulan I tahun 2022. Capaian tersebut menempatkan industri bahan galian nonlogam sebagai peringkat kedua dalam kontribusi perkembangan investasi di sektor industri kimia, farmasi dan tekstil (IKFT) sebesar 2,69%

“Pada semester I tahun 2022, sektor industri keramik telah mencatatkan investasi dengan total Rp17,7 triliun. Penambahan investasi ini diharapkan akan semakin memperkuat aliran rantai pasok industri keramik nasional yang juga sejalan dengan program subtitusi impor guna mengoptimalkan sumber daya produksi dalam negeri,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya secara virtual pada acara Temu Usaha Industri dan Puncak Memperingati 100 Tahun Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam, Kamis (20/10).

Menperin mengemukakan, insentif Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi industri sebesar USD6 per MMBTU menjadi salah satu kebijakan yang dapat meningkatkan efisiensi pada biaya operasional di industri keramik. “Sehingga capaian utilitas kinerja industri ubin keramik tahun 2021 mencapai 72%, atau tertinggi dalam lima tahun terakhir,” ungkapnya.

Di samping itu, adanya strategi pemulihan ekonomi nasional turut berdampak positif pada kinerja ekspor industri keramik pada kuartal I tahun 2022. Ekspor produk keramik nasional tumbuh sebesar 12% dengan total volume 3,9 juta meter persegi, yang didukung oleh peningkatan penjualan ke negara Filipina, Malaysia, dan Thailand.

Kinerja gemilang dari capaian ekspor tersebut, juga diikuti dengan penurunan volume impor sebesar 21% (year on year) dari 18,5 juta meter persegi menjadi 14,4 juta meter persegi, yang berdampak pada kenaikan utilitas pada kuartal I-2022 berada di level 83%.

“Prestasi kinerja industri keramik nasional ini tentunya didukung dengan keberadaan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam) yang menyelenggarakan layanan jasa seperti pengujian, sertifikasi, standardisasi, bimbingan teknis dan jasa teknis lainnya, yang dapat memastikan kualitas produk keramik secara akurat dan terpercaya,” papar Menperin.

Dari awal pendiriannya pada tahun 1922 pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda, dengan nama “Het Keramische Laboratorium”, BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam terus berupaya memberikan kontribusi terbaik bagi industri keramik nasional.

“Dalam perjalanan pengabdiannya, balai besar ini juga melayani jasa standardisasi hingga sertifikasi, pendampingan pengembangan usaha industri meliputi industri kaca (baik untuk bangunan, otomotif, hingga alat kesehatan), industri refraktori, serta mineral nonlogam lainnya,” imbuhnya.

Momentum 100 tahun ini hendaknya menjadi tonggak bagi BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam dalam memberikan pelayanan prima serta bersinergi memajukan industri keramik dan turunannya, sehingga industri keramik nasional dapat berjaya di negeri sendiri, berdaya saing di pasar global dan menciptakan inovasi yang berkelanjutan.

 

Selengkapnya
IKN Jadi Salah Satu Target Pasar Terbesar Industri Keramik Nasional

(30/05/2023) Sumber : Gatra.com

Bogor - Kepala Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) Kementerian Perindustrian, Azhar Fitri mengatakan bahwa industri keramik nasional memiliki peluang dan prospek yang sangat baik.

Hal itu diucapkan Azhar seiring adanya pertumbuhan ekonomi pasar domestik yang selalu meningkat melalui banyaknya proyek infrastruktur pemerintah dan swasta. Salah satu proyek infrastruktur yang sangat potensial yakni pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sedang berlangsung.

Ia berharap, para pelaku industri keramik dan material nonlogam dalam negeri bisa turut serta mengambil bagian dalam pembangunan IKN. Tentunya, dengan produk yang telah tersertifikasi SNI dan dapat diperoleh melalui jasa layanan industri BBSPJIKMN.

"Yaitu layanan jasa standardisasi, sertifikasi produk SNI, pengujian mutu produk dan verifikasi TKDN," katanya dalam acara Temu Usaha Industri 2023 di Bogor, Selasa (30/5).

Ia menyebut, BBSPJIKMN juga memberikan jasa layanan optimalisasi pemanfaatan teknologi industri dalam bentuk penyediaan peralatan uji kendali mutu, transfer/alih teknologi, dan kemitraan jasa industri. Selanjutnya pemanfaatan limbah, rancang bangun peralatan proses, hingga pendampingan penerapan industri 4.0. selain itu juga terdapat jasa layanan konsultansi, bimbingan teknis, dan kalibrasi.

"Dalam road map industri keramik nasional dari asosiasi, menyebutkan bahwa produksi keramik di tahun 2023 yang semula 551 juta meter persegi akan ditingkatkan menjadi 625 juta meter persegi," jelas Azhar.

Jumlah produksi industri keramik juga akan ditingkatkan lagi menjadi 810 juta meter persegi. Peningkatan ini bertujuan untuk memenuhi target angka per kapita penggunaan keramik di negara-negara Asia Tenggara yang sebesar 3 meter persegi.      

Azhar menyebut, tingkat utilisasi industri keramik saat ini berada pada angka 78%. Targetnya, tingkat utilisasi ini akan ditingkatkan menjadi 82% pada tahun 2024.
Artikel ini telah tayang di halaman gatra.com dengan judul "IKN Jadi Salah Satu Target Pasar Terbesar Industri Keramik Nasional". 

"Bagi industri keramik nasional selain meningkatkan utilisasi juga diperlukan upaya inovasi (variasi) pada produknya yang sesuai dengan kebutuhan dan daya beli konsumen di dalam negeri dan konsumen luar negeri," ujarnya.

Dengan begitu, lanjut Azhar, penjualan produk-produk industri keramik nasional akan lebih menarik dan kebal terhadap pelemahan konsumsi yang didorong oleh perubahan inflasi dan dampak penyesuaian harga BBM di akhir tahun kemarin.

Selengkapnya
Widih, IKN Bakal Ketiban Investasi dari Dalam dan Luar Negeri

(30/05/2023) Sumber : Asianpost

Jakarta – Proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim) sudah mulai dilirik oleh investor. Sebut saja misalnya, salah satu perusahaan pabrik keramik lokal yang sudah mulai melakukan uji kelayakan (feasibility study) di IKN.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah gencar melakukan sosialisasi ke para investor terkait proyek IKN. Berbagai insentif dan kemudahan diberikan untuk para investor yang akan berinvestasi di IKN.  

“Informasi dari PUPR bahwa pembangunan IKN akan ada 5 tahap dan selesai di 2045. Dalam rentang waktu cukup lama kebutuhan sangat besar, kita ajak member ASAKI untuk hadir di Kaltim (Kalimantan Timur). Saat ini feasibility study apa memungkinkan bangun pabrik baru di sekitar IKN,” ucap Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) Edy Suyatno di acara Temu Usaha Industri 2023, Selasa, 30 Mei 2023.

“Salah satunya kami sendiri Arwana Citramulia. Mayoritas anggota ada di Jatim, 50% industri kami di Jatim, sedangkan Surabaya ke Kaltim ngga terlalu jauh. Namun bagi pabrik yang tadinya ada di Sumut, Jabar, bagi kita demi efisiensi ongkos angkut, mereka bisa hadir langsung di IKN,” tambah Edy.

Lebih lanjut, Edy menjelaskan bahwa kini pihaknya sedang berkomunikasi dengan Perusahaan Gas Negara (PGN) terkait upaya menyalurkan energi gas. Mengingat industri keramik membutuhkan energi gas, yang ternyata di sekitar IKN juga terdapat sumber gas dan jaringannya.

“Secara gas tersedia pipanisasi dan kebutuhan di Bontang dan sepertinya IKN ke Bontang tidak terlalu jauh. Kita bisa cari pertengahan lokasi gas dan IKN,” terang Edy.

Edy juga memaparkan jika peluang pendirian pabrik juga cukup besar karena persyaratannya cukup mudah, yakni satu pabrik cukup memproduksi 3 juta m2 per tahun untuk tiap industri yang ingin berinvestasi. Syarat ini tidak seberapa bila dibandingkan dengan potensi yang ada.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Azhar Fitri mengatakan bahwa saat ini utilisasi pabrik keramik mulai mengalami peningkatan.

“Kita melihat peluangnya besar sekali, yang ada sampai akhir semester I ada 79% kita harap sampai 83% utilitas pabrik. Apalagi target ke depan industri keramik di tahun 2023 yang semula 551 juta meter persegi akan ditingkatkan menjadi 625 juta meter persegi,” kata Azhar.

Sebagai informasi, tak hanya produsen keramik lokal, 130 pengusaha Singapura juga akan mengunjungi IKN pada Selasa (30/5) dan Rabu (31/5) karena tertarik untuk berinvestasi di mega proyek yang direncanakan rampung pembangunannya pada hari jadi Indonesia ke 100 tahun itu. SW


Selengkapnya
Bidik Proyek IKN, Pelaku Industri Keramik Tambah Produksi Tahun Ini

(30/05/2023) Sumber : Bisnis

JAKARTA – Pelaku industri keramik dalam negeri meningkatkan target produksi tahun ini untuk menyambut peluang bisnis dalam proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan target produksi keramik nasional 2023 naik dari 551 juta m2 menjadi 625 juta m2. “Produksi keramik di tahun 2023 yang semula 551 juta m2 akan ditingkatkan menjadi 625 juta m2,” kata Edi seperti dikutip dari keterangan resmi, Selasa (30/5/2023). Saat ini, sambungnya, tingkat utilisasi di industri keramik nasional mencapai 78 persen. Tahun depan, ditargetkan utilisasi industri meningkat menjadi 82 persen.

Dalam beberapa tahun ke depan, industri keramik di Indonesia menargetkan angka produksi tahunan bisa mencapai 810 juta m2 demi memenuhi target per kapita penggunaan keramik di negara-negara Asia Tenggara.  “Apabila target tersebut terpenuhi akan menjadikan Indonesia sebagai produsen ke-4 terbesar keramik di dunia dan terbaik di Asia,” ujarnya.

Sementara dari sisi pemerintah, sejumlah strategi khusus juga diimplementasikan terkait dengan upaya memperbesar peluang bisnis industri keramik di proyek IKN. Kepala Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN), Azhar Fitri, menyebut terdapat 4 langkah yang diambil oleh pemerintah terkait dengan hal tersebut. Strategi yang diambil di antaranya pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib bagi produk-produk keramik, kaca dan bahan galian nonlogam lainnya, sertifikasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN), serta pengembangan sumber daya manusia (SDM). “Bagi industri keramik nasional, selain meningkatkan utilisasi, juga diperlukan upaya dalam inovasi pada produknya yang sesuai dengan kebutuhan dan daya beli konsumen di dalam dan luar negeri, sehingga penjualan akan lebih meningkat,” kata Azhar.

Selengkapnya
Kemenperin bidik peran industri keramik dalam pembangunan IKN

(30/05/2023) Sumber : Antara

Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membidik peran industri keramik dan mineral non-logam dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) agar bisa diisi oleh produk-produk nang memenuhi mutu standard.

“Peluang ini untuk mengisi produk-produk industri nang telah tersertifikasi memenuhi mutu Standard Nasional Indonesia (SNI),” kata Sekretaris Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin E. Ratna Utarianingrum dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Ratna menyampaikan perihal tersebut dalam Temu Usaha Industri 2023 nang diselenggarakan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) di Bogor, Selasa.

Kegiatan rutin tahunan ini bertujuan  memberikan ruang, waktu, wawasan dan info kepada pelaku industri dan publik mengenai perkembangan izin pemerintah nang berasosiasi dengan bumi usaha.

“Selain memperkenalkan model dan sistem info jasa publik BBSPJIKMN, aktivitas jumpa industri juga dimanfaatkan untuk lebih menggiatkan terhadap penggunaan produk dalam negeri,” tutur Ratna.

Kepala BBSPIJKM Azhar Fitri mengatakan bahwa upaya untuk memajukan industri keramik nasional perlu terus dilakukan oleh pemerintah dengan mengupayakan strategi khusus, di antaranya melalui pemberlakuan SNI wajib bagi produk-produk keramik, kaca dan bahan galian nonlogam lainnya, sertifikasi TKDN, serta pengembangan SDM industri.

”Bagi industri keramik nasional, selain meningkatkan utilisasi, juga diperlukan upaya dalam penemuan pada produknya nang sesuai dengan kebutuhan dan daya beli konsumen di dalam dan luar negeri, sehingga penjualan bakal lebih meningkat,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto menyatakan para pelaku industri keramik telah menerapkan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dengan melakukan sertifikasi TKDN pada produknya.

“Terkait strategi nang dilakukan untuk meningkatkan utilisasi disampaikan bahwa dalam peta jalan industri keramik nasional, produksi keramik di tahun 2023 nang semula 551 juta meter persegi bakal ditingkatkan menjadi 625 juta meter persegi,” sebutnya.

Bahkan, jumlah produksi tersebut ditingkatkan lagi menjadi 810 juta meter persegi untuk memenuhi sasaran nomor per kapita penggunaan keramik di negara-negara Asia Tenggara nang sebesar 3 meter persegi.

“Apabila sasaran tersebut terpenuhi bakal menjadikan Indonesia sebagai produsen ke-4 terbesar keramik di bumi dan terbaik di Asia. Adapun tingkat utilisasi saat ini adalah 78 persen dan bakal ditingkatkan menjadi 82 persen pada tahun 2024,” kata Edy.

Selengkapnya
Rebut Peluang IKN, Kemenperin Dorong Industri Keramik Terapkan SNI

(30/05/2023) Sumber : Kemenperin

Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus mendukung penguatan pembangunan struktur industri nasional yang mandiri dan berdaulat, berdaya saing global, serta berbasis inovasi dan teknologi. Hal ini sejalan dengan upaya mewujudkan Indonesia menjadi negara industri yang tangguh.

“Untuk itu, kami fokus pada upaya menunjang daya saing industri melalui infrastruktur standardisasi industri serta pemanfaatan sumber daya industri melalui pemanfaatan teknologi modern,” kata Sekretaris Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, E. Ratna Utarianingrum di Bogor, Selasa (30/5).

Dalam sambutannya mewakili Kepala BSKJI Kemenperin pada acara Temu Usaha Industri 2023 yang diselenggarakan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN), Ratna mengemukakan bahwa pemerintah telah meluncurkan serangkaian kebijakan yang strategis meliputi optimalisasi pemanfaatan teknologi industri berorientasi substitusi impor, penumbuhan circular economy, serta peningkatan daya saing industri melalui penguatan standardisasi dan penerapan teknologi industri 4.0.

“Kami juga berperan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan berkualitas. Salah satu langkahnya adalah dengan menyediakan Lembaga Sertifikasi Profesi yang tersebar di masing-masing satuan kerja di bawah naungan BSKJI,” ungkapnya.

Oleh karena itu, BSKJI Kemenperin mendukung dan mengapresiasi atas terlaksananya Temu Usaha Industri 2023 yang digelar oleh BBSPJIKMN di Bogor. Kegiatan rutin tahunan ini bertujuan untuk memberikan ruang, waktu, wawasan dan informasi kepada pelaku industri dan publik terkait perkembangan regulasi pemerintah yang berhubungan dengan dunia usaha. “Selain memperkenalkan model dan sistem informasi layanan publik BBSPJIKMN, kegiatan temu industri juga dimanfaatkan untuk lebih menggiatkan terhadap penggunaan produk dalam negeri,” tutur Ratna.

Pada kesempatan temu industri ini, salah satu pembahasannya adalah peran industri keramik dan mineral nonlogam dalam pembangun Ibu Kota Nusantara (IKN). “Tentunya peluang ini untuk mengisi produk-produk industri yang telah tersertifikasi memenuhi mutu Standar Nasional Indonesia (SNI),” imbuhnya.

Hal senada disampaikan oleh Kepala BBSPIJKM, Azhar Fitri, bahwa upaya untuk memajukan industri keramik nasional perlu terus dilakukan oleh pemerintah dengan mengupayakan strategi khusus, di antaranya melalui pemberlakuan SNI wajib bagi produk-produk keramik, kaca dan bahan galian nonlogam lainnya, sertifikasi TKDN, serta pengembangan SDM industri.

”Bagi industri keramik nasional, selain meningkatkan utilisasi, juga diperlukan upaya dalam inovasi pada produknya yang sesuai dengan kebutuhan dan daya beli konsumen di dalam dan luar negeri, sehingga penjualan akan lebih meningkat,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto menyatakan, para pelaku industri keramik telah menerapkan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dengan melakukan sertifikasi TKDN pada produknya.

“Terkait strategi yang dilakukan untuk meningkatkan utilisasi disampaikan bahwa dalam road map industri keramik nasional, produksi keramik di tahun 2023 yang semula 551 juta m2 akan ditingkatkan menjadi 625 juta m2,” sebutnya.

Bahkan, jumlah produksi tersebut ditingkatkan lagi menjadi 810 juta m2 untuk memenuhi target angka per kapita penggunaan keramik di negara-negara Asia Tenggara yang sebesar 3 m2. “Apabila target tersebut terpenuhi akan menjadikan Indonesia sebagai produsen ke-4 terbesar keramik di dunia dan terbaik di Asia. Adapun tingkat utilisasi saat ini adalah 78% dan akan ditingkatkan menjadi 82% pada tahun 2024,” tandasnya.

Dalam acara Temu Usaha Industri BBSPJIKMN di Bogor, juga dilakukan penandatanganan MoU antara BBSPJIKMN dengan sejumlah pelaku industri, antara lain PT. Cipta Mortar Utama dan PT Lucky Indah Keramik. Selain itu ada pemberian penghargaan kategori pelanggan loyal, yang diserahkan kepada PT. Yaska dan PT. Bamas Fesldparindo.


Selengkapnya
Wuih! Mulai Laku, Ini Bocoran Perusahaan Lokal Mau Masuk IKN

(30/05/2023) Sumber : CNBC Indonesia 

Jakarta - Pembangunan Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur (Kaltim) mulai menarik minat investor untuk masuk berinvestasi. Bahkan, kini sudah mulai melakukan uji kelayakan (feasibility study), salah satunya oleh perusahaan pabrik keramik lokal.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang sudah kerap menawarkan proyek IKN ke investor. Tak sampai di situ, Jokowi  memberikan berbagai insentif dan kemudahan bagi investor yang hendak masuk  ke IKN. 

Hal itu disampaikan Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) Edy Suyatno. 

"Informasi dari PUPR bahwa pembangunan IKN akan ada 5 tahap dan selesai di 2045. Dalam rentang waktu cukup lama kebutuhan sangat besar, kita ajak member ASAKI untuk hadir di Kaltim (Kalimantan Timur). Saat ini feasibility study apa memungkinkan bangun pabrik baru di sekitar IKN," kata Eddy dalam Temu Usaha Industri 2023, Selasa (30/5/2023).

"Salah satunya kami sendiri Arwana Citramulia. Mayoritas anggota ada Jatim, 50% industri kami di Jatim, sedangkan Surabaya ke Kaltim ngga terlalu jauh. Namun bagi pabrik yang tadinya ada di Sumut, Jabar, bagi kita demi efisiensi ongkos angkut, mereka bisa hadir langsung di IKN," kata Edy.

Saat ini, lanjut Edy, pihaknya tengah berkomunikasi dengan Perusahaan Gas Negara (PGN) dalam upayanya menyuplai energi gas. Di mana industri keramik membutuhkan bahan baku energi, dan ternyata di sekitar IKN tersedia sumber gas dan jaringannya.

"Secara gas tersedia pipanisasi dan kebutuhan di Bontang dan sepertinya IKN ke Bontang ngga terlalu jauh. Kita bisa cari pertengahan lokasi gas dan IKN," kata Edy.

Peluang membangun pabrik pun cukup besar karena syarat pembangunannya adalah satu pabrik memproduksi 3 juta m2 per tahun untuk tiap industri yang ingin berinvestasi. Disebutkan, syarat itu tak seberapa  jika dibandingkan dengan potensi yang ada.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Azhar Fitri mengungkapka, saat ini utilisasi pabrik keramik mulai terlihat naik.

"Kita melihat peluangnya besar sekali, yang ada sampai akhir semester I ada 79% kita harap sampai 83% utilitas pabrik. Apalagi target ke depan industri keramik di tahun 2023 yang semula 551 juta meter persegi akan ditingkatkan menjadi 625 juta meter persegi," katanya Azhar. 


Selengkapnya
Rebut Manisnya Pasar IKN, Kemenperin Dorong Penerapan SNI Keramik

(30/05/2023) Sumber : Industry

Bogor - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendukung penguatan pembangunan struktur industri nasional yang mandiri dan berdaulat, berdaya saing global, serta berbasis inovasi dan teknologi. Hal ini sejalan dengan upaya mewujudkan Indonesia menjadi negara industri yang tangguh.

"Untuk itu, kami fokus pada upaya menunjang daya saing industri melalui infrastruktur standardisasi industri serta pemanfaatan sumber daya industri melalui pemanfaatan teknologi modern," kata Sekretaris Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, E. Ratna Utarianingrum di Bogor, Selasa (30/5).

Dalam sambutannya mewakili Kepala BSKJI Kemenperin pada acara Temu Usaha Industri 2023 yang diselenggarakan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN), Ratna mengemukakan bahwa pemerintah telah meluncurkan serangkaian kebijakan yang strategis meliputi optimalisasi pemanfaatan teknologi industri berorientasi substitusi impor, penumbuhan circular economy, serta peningkatan daya saing industri melalui penguatan standardisasi dan penerapan teknologi industri 4.0.

"Kami juga berperan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan berkualitas. Salah satu langkahnya adalah dengan menyediakan Lembaga Sertifikasi Profesi yang tersebar di masing-masing satuan kerja di bawah naungan BSKJI," ungkapnya.

Oleh karena itu, BSKJI Kemenperin mendukung dan mengapresiasi atas terlaksananya Temu Usaha Industri 2023 yang digelar oleh BBSPJIKMN di Bogor. Kegiatan rutin tahunan ini bertujuan untuk memberikan ruang, waktu, wawasan dan informasi kepada pelaku industri dan publik terkait perkembangan regulasi pemerintah yang berhubungan dengan dunia usaha. 

"Selain memperkenalkan model dan sistem informasi layanan publik BBSPJIKMN, kegiatan temu industri juga dimanfaatkan untuk lebih menggiatkan terhadap penggunaan produk dalam negeri," tutur Ratna.

Pada kesempatan temu industri ini, salah satu pembahasannya adalah peran industri keramik dan mineral nonlogam dalam pembangun Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Tentunya peluang ini untuk mengisi produk-produk industri yang telah tersertifikasi memenuhi mutu Standar Nasional Indonesia (SNI)," imbuhnya.

Dikesempatan yang sama, Kepala BBSPIJKM, Azhar Fitri mengungkapkan bahwa upaya untuk memajukan industri keramik nasional perlu terus dilakukan oleh pemerintah dengan mengupayakan strategi khusus, di antaranya melalui pemberlakuan SNI wajib bagi produk-produk keramik, kaca dan bahan galian nonlogam lainnya, sertifikasi TKDN, serta pengembangan SDM industri.

"Bagi industri keramik nasional, selain meningkatkan utilisasi, juga diperlukan upaya dalam inovasi pada produknya yang sesuai dengan kebutuhan dan daya beli konsumen di dalam dan luar negeri, sehingga penjualan akan lebih meningkat," paparnya.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto menyatakan, para pelaku industri keramik telah menerapkan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dengan melakukan sertifikasi TKDN pada produknya. 

“Terkait strategi yang dilakukan untuk meningkatkan utilisasi disampaikan bahwa dalam road map industri keramik nasional, produksi keramik di tahun 2023 yang semula 551 juta m2 akan ditingkatkan menjadi 625 juta m2," sebutnya. 

Bahkan, jumlah produksi tersebut ditingkatkan lagi menjadi 810 juta m2 untuk memenuhi target angka per kapita penggunaan keramik di negara-negara Asia Tenggara yang sebesar 3 m2. 

“Apabila target tersebut terpenuhi akan menjadikan Indonesia sebagai produsen ke-4 terbesar keramik di dunia dan terbaik di Asia. Adapun tingkat utilisasi saat ini adalah 78% dan akan ditingkatkan menjadi 82% pada tahun 2024," tandasnya.

Selengkapnya
Kemenperin Dorong Industri Keramik Terapkan SNI

(30/05/2023) Sumber : International Media

JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendukung penguatan pembangunan struktur industri nasional yang mandiri dan berdaulat, berdaya saing global, serta berbasis inovasi dan teknologi. Hal ini sejalan dengan upaya mewujudkan Indonesia menjadi negara industri yang tangguh.

“Untuk itu, kami fokus pada upaya menunjang daya saing industri melalui infrastruktur standardisasi industri serta pemanfaatan sumber daya industri melalui pemanfaatan teknologi modern,” kata Sekretaris Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, E. Ratna Utarianingrum di Bogor, Selasa (30/5).

Dalam sambutannya mewakili Kepala BSKJI Kemenperin pada acara Temu Usaha Industri 2023 yang diselenggarakan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN), Ratna mengemukakan bahwa pemerintah telah meluncurkan serangkaian kebijakan yang strategis meliputi optimalisasi pemanfaatan teknologi industri berorientasi substitusi impor, penumbuhan circular economy, serta peningkatan daya saing industri melalui penguatan standardisasi dan penerapan teknologi industri 4.0.

“Kami juga berperan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan berkualitas. Salah satu langkahnya adalah dengan menyediakan Lembaga Sertifikasi Profesi yang tersebar di masing-masing satuan kerja di bawah naungan BSKJI,” ungkapnya.

Oleh karena itu, BSKJI Kemenperin mendukung dan mengapresiasi atas terlaksananya Temu Usaha Industri 2023 yang digelar oleh BBSPJIKMN di Bogor. Kegiatan rutin tahunan ini bertujuan untuk memberikan ruang, waktu, wawasan dan informasi kepada pelaku industri dan publik terkait perkembangan regulasi pemerintah yang berhubungan dengan dunia usaha.

“Selain memperkenalkan model dan sistem informasi layanan publik BBSPJIKMN, kegiatan temu industri juga dimanfaatkan untuk lebih menggiatkan terhadap penggunaan produk dalam negeri,” tutur Ratna.

Pada kesempatan temu industri ini, salah satu pembahasannya adalah peran industri keramik dan mineral nonlogam dalam pembangun Ibu Kota Nusantara (IKN). “Tentunya peluang ini untuk mengisi produk-produk industri yang telah tersertifikasi memenuhi mutu Standar Nasional Indonesia (SNI),” imbuhnya.

Hal senada disampaikan oleh Kepala BBSPIJKM, Azhar Fitri, bahwa upaya untuk memajukan industri keramik nasional perlu terus dilakukan oleh pemerintah dengan mengupayakan strategi khusus, di antaranya melalui pemberlakuan SNI wajib bagi produk-produk keramik, kaca dan bahan galian nonlogam lainnya, sertifikasi TKDN, serta pengembangan SDM industry.

”Bagi industri keramik nasional, selain meningkatkan utilisasi, juga diperlukan upaya dalam inovasi pada produknya yang sesuai dengan kebutuhan dan daya beli konsumen di dalam dan luar negeri, sehingga penjualan akan lebih meningkat,” paparnya.

Dalam acara Temu Usaha Industri BBSPJIKMN di Bogor, juga dilakukan penandatanganan MoU antara BBSPJIKMN dengan sejumlah pelaku industri, antara lain PT. Cipta Mortar Utama dan PT Lucky Indah Keramik. Selain itu ada pemberian penghargaan kategori pelanggan loyal, yang diserahkan kepada PT. Yaska dan PT. Bamas Fesldparindo.


Selengkapnya
IKN Buka Peluang Peningkatan Pertumbuhan Industri Keramik

(30/05/2023) Sumber : Gatra.com

Bogor - Sekretaris Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Ratna E Utarianingrum mengatakan bahwa pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) membuka peluang peningkatan pertumbuhan industri keramik.

“Hal tersebut sejalan dengan program Kementerian Perindustrian untuk terus mendorong pengembangan dan daya saing industri material sebagai sektor yang menopang pembangunan infrastruktur dan properti termasuk di Ibu Kota Nusantara,” katanya dalam acara Temu Usaha Industri di Bogor, Selasa (30/5).

Ratna mengatakan bahwa industri keramik Indonesia mencatatkan tingkat utilisasi kapasitas produksi nasional mencapai 79% dari target 80% pada 2022. Dengan kinerja bertumbuh positif dan utilisasi diproyeksikan meningkat pada 2023.

Ia menyebut, berdasarkan data Kementerian PUPR, estimasi kebutuhan material dan peralatan konstruksi di IKN pada tahun 2022 hingga 2024 sangat besar. Material semen dibutuhkan sekitar 1,94 juta ton, material beton pracetak dan prategang 748 ribu ton, material baja konstruksi 425 ribu ton, material aspal minyak 396 ribu ton, dan peralatan konstruksi 2.761 unit.

“Dalam menopang sektor infrastruktur, Menteri Perindustrian menyebutkan, kemampuan industri semen di tanah air sudah cukup kompetitif, dengan jumlah produksinya sebanyak 64,83 juta ton pada tahun 2020,” jelas Ratna.

Ia menambahkan, utilisasi industri semen mencapai 56% dengan konsumsi sebesar 62,72 juta ton dengan ekspor menembus 1,09 juta ton pada tahun 2022. Sedangkan industri beton pracetak dan prategang memiliki kapasitas produksi sebesar 44,8 juta ton per tahun dengan jumlah produksi sebanyak 11,2 juta ton per tahun.

“Ini merupakan peluang besar untuk dapat lebih banyak menyerap produk pada sektor industri ini,” ujarnya. 

Ratna juga mengatakan bahwa BSKJI perlu mengawasi dan mengevaluasi produk dan layanan yang digunakan dalam proyek ini agar sesuai dengan standar dan kebijakan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan evaluasi produk dilakukan melalui sertifikasi SNI dengan pengujian mutu barang dan produk di lembaga pengujian di bawah BSKJI serta kalibrasi alat yang digunakan untuk menunjang kinerja lembaga pengujian.

“Sektor industri diharapkan menjadi penggerak perekonomian yang menjadikan Indonesia sebagai negara produsen, bukan importir. Sehingga dapat membuka kesempatan berusaha dan bekerja serta memiliki kekuatan untuk mempercepat pemerataan pembangunan dan ketahanan nasional,” jelas Ratna.      

Selengkapnya
Showing 1 to 12 of 17 entries