Berita

Langkah Majukan Industri Keramik, dari Peralatan Makan hingga Sanitary

Kemenperin
15 Aug 2021 16:40:08

Penulis : Administrator

Sumber : KOMPAS.com


JAKARTA, KOMPAS.com - Balai Besar Keramik memperingati hari jadinya yang ke-100. Industri keramik nasional mencakup peralatan makan (tableware), lantai keramik, hingga sanitary, seperti kloset, wastafel, dan bathtub. Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus mendukung pembangunan struktur industri nasional yang mandiri dan berdaulat, maju dan berdaya saing di tingkat global, berkeadilan dan inklusif, industri berbasis inovasi dan teknologi. Upaya memajukan industri keramik nasional terus dilakukan oleh pemerintah dengan mengupayakan strategi khusus diantaranya pemberlakuan SNI wajib bagi produk-produk keramik, kaca dan bahan galian nonlogam lainnya.

”Strategi dalam pemulihan industri keramik nasional perlu diimbangi dengan peningkatan keterampilan dan keahlian tenaga kerja melalui adopsi teknologi mutakhir dengan memanfaatkan penerapan teknologi industri 4.0 yang dapat menciptakan produk ber-SNI, berkualitas kelas dunia, proses produksi yang efektif, efisien, ramah lingkungan, serta diiringi dengan peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri khususnya dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah," kata Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resmi, Jumat (21/10/2022). Tahun ini menjadi momentum kebangkitan sektor Industri pengolahan nonmigas, termasuk industri keramik. Hal ini tercermin dari kinerja positif industri keramik sebagai subsektor dari industri bahan galian nonlogam, yang tumbuh 1,35 persen dengan kontribusi 0,47 pesen secara tahunan pada kuartal I 2022. Capaian ini menempatkan industri bahan galian nonlogam sebagai peringkat kedua dalam kontribusi perkembangan investasi di sektor industri kimia, farmasi dan tekstil (IKFT) sebesar 2,69 persen.

Insentif Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi industri sebesar USD 6 per MMBTU melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 89K/10/MEM Tahun 2020, yang selanjutnya diperbarui dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 134.K/HK.02/MEM.M Tahun 2021 terbukti meningkatkan efisiensi biaya operasional, sehingga capaian utilitas kinerja industri ubin keramik tahun 2021 mencapai 72 persen, tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Strategi pemulihan yang tepat tentunya berdampak pada perbaikan berkesinambungan sehingga kinerja ekspor industri keramik nasional pada kuartal I tahun 2022, menurut data BPS, mampu tumbuh positif sebesar 12 persen dengan total volume 3,9 juta meter persegi yang didukung oleh peningkatan penjualan ke Filipina, Malaysia, dan Thailand.

Pencapaian positif kinerja ekspor juga diikuti dengan penurunan volume impor sebesar 21 persen secara tahunan (year on year) dari 18,5 juta meter persegi menjadi 14,4 juta meter persegi, yang berdampak pada kenaikan utilitas pada kuartal I 2022 berada di level 83 persen. Prestasi kinerja industri keramik nasional ini tentunya didukung dengan keberadaan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam yang menyelenggarakan layanan jasa seperti pengujian, sertifikasi, standardisasi, bimbingan teknis dan jasa teknis lainnya, yang dapat memastikan kualitas produk keramik secara akurat dan terpercaya.

Doddy Rahadi Kepala Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin menyampaikan bahwa pihaknya akan terus berfokus pada upaya menunjang daya saing industri melalui infrastruktur standardisasi industri serta pemanfaatan sumber daya industri melalui pemanfaatan teknologi industri. "Dengan meluncurkan serangkaian kebijakan yang meliputi optimalisasi pemanfaatan teknologi Industri berorientasi substitusi impor, penumbuhan circular economy dan peningkatan daya saing melalui penguatan standardisasi industri dan implementasi industri 4.0," tutur dia. Industri keramik nasional terus berkembang selama lebih dari 30 tahun dan merupakan salah satu industri yang didukung oleh ketersediaan bahan baku yang melimpah.

Prospek industri keramik nasional dalam jangka panjang cukup baik seiring dengan pertumbuhan pasar dalam negeri yang terus meningkat karena didukung oleh pertumbuhan pembangunan seperti properti dan perumahan. Industri keramik yang terdiri dari ubin, saniter, tableware, kaca, refraktori serta produk mineral nonlogam lainnya telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam mendukung pembangunan nasioanal melalui penyediaan kebutuhan domestik, perolehan devisa dan penyerapan tenaga kerja.