06 Juni 2024, 10:46
Sumber : voi.id
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyiapkan
strategi standardisasi industri keramik guna memacu peningkatan kualitas dan
efisiensi produksi, sehingga secara langsung meningkatkan daya saing sektor
tersebut di pasar domestik maupun global.
"Kami
mengakselerasi penerapan standardisasi di industri keramik dan mineral nonlogam
untuk meningkatkan produktivitas dan daya saingnya," ujar Kepala Badan
Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Andi Rizaldi dalam
keterangan tertulisnya, Kamis, 6 Juni.
Andi menyebut, penerapan standardisasi tersebut tidak hanya
terkait dengan pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI), tetapi juga
melingkupi standar industri hijau dan spesifikasi teknologi industri.
Dia
menambahkan, strategi itu memiliki tiga peranan penting dalam peningkatan daya
saing industri keramik, yakni sebagai barometer kualitas yang konsisten untuk
produk keramik. Sehingga, memastikan barang yang dijual di pasaran memenuhi
standar tinggi dan dapat bersaing di pasar global.
Kemudian,
standardisasi tersebut dinilai mendorong inovasi dalam teknologi produksi dan
material, karena standar yang berkembang memerlukan peningkatan terus menerus
dalam teknologi untuk memenuhi persyaratan yang lebih ketat. Sehingga,
penerapan standardisasi tersebut bisa memacu inovasi teknologi sektor keramik
secara masif.
Selain
itu, strategi standardisasi tersebut juga memiliki peranan sebagai hambatan
perdagangan non-tarif (non-tariff barrier) yang memberikan jaminan terhadap
produk keramik impor supaya memenuhi persyaratan keamanan, keselamatan dan
kesehatan lingkungan hidup yang ditetapkan oleh Indonesia.
"Dengan demikian, penerapan standardisasi di bidang
industri keramik dan mineral berujung pada peningkatan daya saing nasional
secara keseluruhan," ucapnya.
Adapun
Kemenperin mencatat kinerja subsektor industri Barang Galian Non Logam (BGNL)
yang menaungi industri keramik mampu tumbuh signifikan pada triwulan IV-2023,
yakni sebesar 9,17 persen. Angka ini naik dibanding triwulan I-2023 yang mengalami
kontraksi minus 2,1 persen.
"Kami berharap, penerapan standardisasi
tersebut dapat memacu kontribusi sektor keramik terhadap peningkatan
perekonomian nasional," imbuhnya.