Kamis, 06 Juni 2024, 10:31 WIB
Sumber : rmol bisnis
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menyiapkan
strategi standardisasi industri keramik untuk memacu peningkatan kualitas
dan efisiensi produksi.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri
(BSKJI) Kemenperin Andi Rizaldi mengatakan, langkah itu juga untuk meningkatkan
daya saing sektor tersebut di pasar domestik maupun global.
Menurutnya, kinerja subsektor industri Barang
Galian Non Logam (BGNL) yang membawahi industri keramik dan mineral non logam
lainnya, mampu tumbuh signifikan pada triwulan IV - 2023 sebesar 9,17 persen,
naik dibanding triwulan I-2023 yang mengalami kontraksi -2,1 persen.
Sektor industri ini bahkan berkontribusi 2,81
persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas.
Penerapan standardisasi, menurut Andi, tidak hanya
terkait dengan pemberlakuan Standard Nasional Indonesia (SNI) saja, melainkan
juga mencakup standard industri hijau, dan standard spesifikasi teknologi
industri.
Standardisasi ini memiliki tiga peranan penting
dalam peningkatan daya saing industri keramik. Pertama, sebagai barometer
kualitas yang konsisten untuk produk keramik, sehingga memastikan bahwa barang
yang dijual di pasaran memenuhi standar yang tinggi dan dapat bersaing di pasar
global.
Kedua, dapat mendorong inovasi teknologi produksi
dan material, itu karena indikator yang berkembang memerlukan peningkatan
berkelanjutan untuk memenuhi persyaratan pasar global yang ketat. Sehingga
penerapan standardisasi tersebut bisa memacu inovasi teknologi sektor keramik
secara masif.
Ketiga, standardisasi memiliki peranan sebagai
hambatan perdagangan non-tarif (non-tariff barrier) yang memberikan jaminan
terhadap produk keramik impor supaya memenuhi persyaratan keamanan,
keselamatan, dan kesehatan lingkungan hidup yang ditetapkan oleh Indonesia.
"Bahkan, kami juga berperan dalam implementasi standar halal
melalui Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) yang dimiliki beberapa Unit Pelaksana
Teknis (UPT) di lingkungan BSKJI Kemenperin," ungkap Andi.