Rabu, 5 Juni 2024 22:46 WIB
Sumber : Tribun Jabar
BANDUNG BARAT - Kementerian Perindustrian (Kemenperin)
mencatat kinerja subsektor industri barang galian nonlogam (BGNL) yang
membawahi industri keramik dan mineral nonlogam di Indonesia mengalami
peningkatan.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri
(BSKJI) Kementerian Perindustrian, Andi Rizaldi, mengatakan, industri tersebut
mampu tumbuh signifikan pada triwulan IV tahun 2023 sebesar 9,17 persen.
"Naik jika dibandingkan triwulan I 2023 yang mengalami
kontraksi -2,1 persen. Sektor industri BGNL mampu berkontribusi 2,81 persen
terhadap PDB industri pengolahan nonmigas," ujar Andi saat ditemui di Kota
Baru Parahyangan, Bandung Barat, Rabu (5/6/2024).
Menurutnya, standardisasi menjadi instrumen yang penting
dalam meningkatkan daya saing industri nasional.
Tidak hanya berguna meningkatkan kualitas dan efisiensi
produksi, penerapan standardisasi juga diyakini dapat memperkuat posisi
industri dalam negeri di pasar global.
"Salah satunya kami mengakselerasi penerapan
standardisasi di industri keramik dan mineral non logam untuk meningkatkan
produktivitas dan daya saingnya," kata Andi.
Sementara untuk menggenjot performa industri manufaktur
nasional, termasuk sektor industri keramik, Kemenperin telah menyiapkan
sejumlah strategi.
Strategi itu di antaranya penerapan standardisasi, yang tidak
hanya terkait dengan pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI), tetapi juga
melingkupi standar industri hijau dan standar spesifikasi teknologi industri.
"Bahkan, kami juga berperan dalam implementasi standar
halal melalui Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) yang dimiliki beberapa unit
pelaksana teknis (UPT) di lingkungan BSKJI Kemenperin," ucapnya.
Menurut Andi, ada tiga peran penting dalam penerapan
standardisasi untuk sektor industri. Pertama, sebagai instrumen meningkatkan
kualitas produk dengan standardisasi.
Andi mengatakan, standarisasi itu bisa dapat membantu
menetapkan parameter kualitas yang konsisten untuk produk keramik dan mineral
non logam, sehingga produk tersebut memenuhi standar yang tinggi dan dapat
bersaing di pasar global.
Untuk yang kedua, sebagai upaya peningkatan efisiensi
produksi termasuk inovasi teknologi dan standarisasi yang bisa mendorong
inovasi dalam teknologi produksi serta material, karena standar yang berkembang
memerlukan peningkatan terus menerus dalam teknologi untuk memenuhi persyaratan
yang lebih ketat.
"Peran ketiga adalah sebagai non tarif barrier yang
menjamin bahwa barang-barang yang berasal dari negara lain telah memenuhi
persyaratan keamanan, keselamatan dan kesehatan lingkungan hidup," kata
Andi.
Dengan demikian, kata dia, penerapan standardisasi di bidang
industri keramik dan mineral berujung pada peningkatan daya saing nasional
secara keseluruhan.