Berita

17 Pejabat Tinggi Kemenperin Dilantik, Ini Daftar Namanya

Sumber : Tempo.co

Menteri Perindustrian atau Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita melantik 17 pejabat pimpinan tinggi pratama dan pejabat fungsional ahli utama di lingkungan Kementerian Perindustrian atau Kemenperin. Dalam kesempatan tersebut, dilantik 15 pejabat setingkat Eselon II serta dua pejabat Fungsional Ahli Utama untuk meningkatkan kinerja jajaran Kementerian Perindustrian. “Hal ini menyikapi arahan Presiden dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga Kemenperin perlu mengambil langkah-langkah konkret, termasuk dalam percepatan pelaksanaan anggaran,” ujar Agus di Jakarta, Jumat 21 Januari 2022.

 

Menperin melakukan penyusunan kembali jajarannya dalam rangka percepatan pelaksanaan kegiatan dan peningkatan produktivitas kinerja di tahun 2022. Dalam kesempatan tersebut, Menperin mengapresiasi kinerja jajaran Kemenperin yang dibuktikan dengan beberapa capaian prestasi, di antaranya Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas audit laporan keuangan dari BPK sebanyak 13 kali berturut-turut sejak tahun 2008, 13 kali meraih Penghargaan Standar Tertinggi Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan Juara I BMN Award dari Kementerian Keuangan. Selanjutnya, peringkat utama kategori Kemitraan Tingkat Pusat pada Anugerah KPPU Award 2021 dan predikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) serta Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dalam penganugerahan Zona Integritas 2021. Selain itu, Kemenperin berhasil merealisasikan anggaran tahun 2021 dengan capaian 97,45 persen. “Karenanya, jajaran Kemenperin, termasuk para pejabat yang hari ini dilantik, dituntut untuk dapat mempertahankan serta meningkatkan efektivitas kinerjanya dalam rangka membangun sektor industri manufaktur yang berdaulat, mandiri, berdaya saing, dan inklusif,” tegas Menperin.

 

Sektor industri manufaktur dipandang sebagai pendorong utama bagi Indonesia untuk keluar dari resesi yang merupakan dampak pandemi. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain investasi, ekspor, impor, kontribusi pajak, kontribusi terhadap PDB, tingkat pertumbuhan, Purchasing Manager’s Index (PMI), dan ketenagakerjaan. Untuk itu, di tahun 2022, diperlukan upaya yang lebih maksimal dalam memperkuat peran sektor ini. Langkah utama yang perlu dilakukan adalah melaksanakan program-program prioritas dan unggulan di tahun 2022, serta menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi sektor industri. Sebelumnya, Menperin memaparkan tantangan-tantangan bagi industri manufaktur di Indonesia, antara lain kesulitan bagi IKM untuk bermitra dengan industri besar dan masuk dalam Global Value Chain, belum dimanfaatkannya instrumen fiskal secara optimal untuk meningkatkan daya saing industri, dan masih enggannya pelaku pelaku industri untuk masuk ke Kawasan Industri Halal. Selain itu, kesiapan Kawasan Industri Halal, disrupsi dalam supply chain, serta perlu upaya mitigasi pada sektor industri terhadap risiko belum berakhirnya pandemi Covid-19. “Di sini, peran jajaran Kemenperin sangat dibutuhkan dalam menjawab tantangan dan mencapai target-target sektor manufaktur di tahun 2022 yang telah ditetapkan,” kata Agus. Target-target tersebut meliputi pertumbuhan industri manufaktur 4,5-5 persen, nilai ekspor industri manufaktur pada kisaran 175-180 miliar dolar AS, investasi Rp300-310 triliun, serta penyerapan tenaga kerja sebesar 20,84 juta TK di tahun 2022.

 

Adapun para pejabat yang dilantik adalah Feby Setyo Hariyono sebagai Kepala Biro Perencanaan, Ikana Yossye Ardianingsih sebagai Kepala Biro Hukum Wulan Aprilianti Permatasari sebagai Kepala Pusat Data dan Informasi, Wawas Swathatafrijiah sebagai Sekretaris Inspektorat Jenderal, R Janu Suryanto sebagai Inspektur II, serta Sri Hastuti Nawaningsih sebagai Inspektur IV. Kemudian, Abdulah sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil, Saiful Bahri sebagai Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi, Wiwik Pudjiastuti sebagai Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam, serta Emil Satria sebagai Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan. Selanjutnya, M Arifin sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, Liliek Widodo sebagai Direktur Industri Logam, dan Ni Nyoman Ambareny sebagai Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan. Kemudian E Ratna Utarianingrum sebagai Sekretaris Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri, serta Muhammad Taufiq sebagai Kepala Balai Besar Kimia dan Kemasan. Adapun Sony Sulaksono dan Budi Susanto dilantik sebagai Pejabat Fungsional Asesor Manajemen Mutu Industri Ahli Utama.

 

Selengkapnya
Kemenperin: 145 Peserta Ikuti Indonesia Halal Industry Award 2021

Sumber : KementerianPerindustrian (16/12/2021)

 

Kementerian Perindustrian memberikan apresiasi kepada para pelaku industri di tanah air yang telah berperan aktif dalam upaya pengembangan produk halal. Kegiatan ini diwujudkan melalui pelaksanaanIndonesia Halal Industry Award (IHYA) 2021.

“Dalam rangkaian IHYA 2021, telah dilaksanakan proses sosialisasi hingga terkumpul sebanyak 145 peserta dari berbagai sektor industri. Jumlah tersebut menunjukkan antusiasme dan kesadaran para pelaku industri kita akan peluang pengembangan produk halal,” kata Sekretaris Jenderal Kemenperin, Dody Widodo di Jakarta, Kamis (16/12).

Acara Penganugerahan IHYA 2021 akan dilangsungkan pada 17 Desember 2021. Proses penjurian telah selesai dilakukan, dengan melibatkan dari kalangan pembina sektor, kementerian dan lembaga terkait, akademisi, serta organisasi masyarakat.

“Dalam acara puncak tersebut, rencananya Bapak Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita akan menganugerahkan sebanyak 14 penghargaan dari tujuh kategori dalam ajang IHYA,” papar Dody.

Ketujuh kategori tersebut, yakni pertama, Best Halal Innovation yang diberikan kepada berbagai pihak yang melakukan inovasi di bidang halal, baik secara individu, kelompok, lembaga, maupun perusahaan industri. Kedua, Best Social Impact Initiative yang diberikan kepada kelompok dan perusahaan yang berperan besar dalam pengembangan Industri Halal, baik pada zona lokal, daerah, maupun nasional dengan mengalokasikan secara khusus penggunaan dana Corporate Social Responsibility (CSR).

Ketiga, Best Halal Supply Chain, diberikan kepada perusahaan industri yang secara konsisten mampu memastikan bahan baku dan bahan penolong yang digunakan berasal dari sumber-sumber yang halal, thoyyib, dan mampu tertelusur. Keempat, penghargaan kategori Best Small Enterprise yang diberikan kepada perusahaan industri kategori kecil yang secara konsisten menjalankan prinsip-prinsip Halal dalam menjalankan produksinya.

Kelima, Best Halal Industrial Estate yang diberikan kepada perusahaan Kawasan Industri yang menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan Kawasan Industri Halal. Keenam, Best Export Expansion yang diberikan kepada perusahaan industri yang menunjukkan kinerja ekspor produk halal yang luar biasa. Ketujuh, Best Halal Financial Support yang diberikan kepada lembaga atau institusi keuangan yang memberikan dukungan terhadap tumbuhnya industri halal nasional.

 

Sekjen Kemenperin optimistis,ajang IHYA 2021 bisa menjadi contoh dan inspirasi bagi para pelaku industri dalam pengembangan produk halal. “Selain itu, akan menciptakan wirausaha dan inovasi baru di dalam pengembangan industri halal. Hal ini tentu sangat penting dalam mendorong Indonesia menjadi pemain halal tingkat global,” tuturnya.

Kategori-kategori yang ada dalam Indonesia Halal Industry Awards 2021 sendiri merupakan gambaran dari strategi untuk mendukung visi ekonomi Syariah nasional yaitu menjadikan “Indonesia yang mandiri, makmur dan madani dengan menjadi pusat ekonomi syariah terkemuka dunia”, sebagaimana termaktub di Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024.

“Adapun empat strategi utama yang menjadi acuan para pemangku kepentingan yaitu penguatan rantai nilai halal, penguatan keuangan Syariah, penguatan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), dan penguatan ekonomi digital,” papar Kepala Pusat Pemberdayaan Industri Halal (PPIH) Kemenperin, Junaidi Marki.

 

Selengkapnya
Serah Terima Mesin Uji Material Rockwool

Salah satu upaya untuk peningkatan kualitas produk dalam negeri diantaranya adalah dengan cara peningkatan fasilitas pengujian produk yaitu dengan penambahan peralatan uji. Bertempat di Balai Besar Keramik pada hari Kamis, 30 September 2021 telah dilakukan serah terima Peralatan uji untuk material Rockwool. Acara ini berlangsung secara online dan offline. Dalam kegiatan ini dihadiri oleh beberapa pejabat dari BSKJI dan perwakilan dari PT. Nichias Rockwool Indonesia diantaranya Bapak Muhammad Khayam (Dirjen IKFT), Bapak Doddy Rahadi (Kepala BSKJI), Mr. Kobayashi (Presdir PT. Nichias Rockwool Indonesia), Bapak Ivan Kuntara (Managing Director PT. Nichias Rockwool Indonesia), Bapak Enuh Rosdeni (Kepala PPPPSI), Bapak Adie Rochmanto Pandiangan (Direktur ISKPBGNL)

Pada kegiatan ini Dirjen IKFT, Bapak Khayam menyampaikan bahwa ini merupakan kerjasama dan kolaborasi yang baik antara perusahaan dan Pemerintah dalam material Rockwool, mengingat bahan baku yang digunakan hampir 100% merupakan bahan baku dalam negeri. Hal ini sejalan dengan program pemerintah yang terus menambah kadar tingkat komponen dalam negeri terutama untuk proyek proyek di dalam negeri. Setelah selesainya Undang – Undang Cipta Kerja maka Kemenperin harus mampu meningkatkan investasi, namun di sisi lain produk hasil peningkatan juga harus bisa diserap di dalam negeri. Untuk itu kemenperin harus terus mengawal bagaimana penyerapan pasar tersebut dapat terwujud, salah satunya dengan melalui konsep TKDN.

Bapak Ivan Kuntara menyampaikan juga bahwa PT. Nichias berkomitmen untuk bersama-sama memajukan industri dalam negeri. Salah satu filosofi PT. Nichias adalah bagaimana bisa menyatu dengan kondisi lokal (Indonesia) dan turut berkontribusi dimana Nichias berada. Rangkaian mesin peralatan tes “hot insulation” sudah diterima secara resmi oleh Balai Besar Keramik. Diharapkan melalui kontribusi ini dapat turut serta mendukung kemajuan industri di Indonesia. Ketersediaan peralatan ini menurut Bapak Enuh Rosdeni sebagai Kepala P4SI , nantinya dapat mendukung implementasi SNI 8421:2017 yaitu untuk produk bahan isolasi panas, penyerap suara dan tahan api dari mineral wool

 

Selengkapnya
Industri Refraktori Topang Kinerja Manufaktur

Sumber : Investor (3/8/2021)

JAKARTA, Investor.id – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan, industri refraktori merupakan salah satu sektor strategis yang mampu menopang kinerja manufaktur nasional. Produksi industri ini dapat memenuhi kebutuhan dasar industri manufaktur lainnya.

“Industri refraktori sebagai salah satu sektor strategis karena produksinya untuk menopang kebutuhan berbagai manufaktur lainnya. Hasil dari industri refraktori ini umumnya digunakan sebagai pelapis untuk tungku, kiln, insinerator, dan reaktor tahan api pada industri semen, keramik, kaca dan pengecoran logam,” kata Dirjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam dalam keterangan resminya, Selasa (3/8).

Khayam optimistis, apabila industri refraktori ini tumbuh berkembang dan memiliki performa gemilang, akan mendukung kinerja sektor industri pengolahan nonmigas, khususnya kelompok industri bahan galian nonlogam.

“Pada kuartal I-2021, kontribusi industri bahan galian nonlogam terhadap industri pengolahan sebesar 2,57% dan perkembangan nilai investasi industri bahan galian nonlogam mencapai Rp 5,46 triliun,” sebut dia.

Untuk meningkatkan daya saing industri refraktori, lanjut dia, Kemenperin berkomitmen untuk menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Langkah nyata yang diwujudkan adalah meluncurkan Program Setara Diploma I (D1) Keramik dan Refraktori, yang akan dilaksanakan di Politeknik STMI Jakarta.

“Melalui program ini, kami berharap bisa memasok kebutuhan industri keramik dan refraktori terhadap SDM yang terampil. Tentunya sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Industri (BPSDMI) Kemenperin Arus Gunawan pada acara penandatanganan MoU Program D1 Keramik dan D1 Refraktori, Selasa (3/8).

Arus menjelaskan, kedua program tersebut merupakan hasil kerja sama antara BPSDMI Kemenperin dengan Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin yang didukung oleh Asosiasi Refraktori dan Isolasi Indonesia (Asrindo), Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki), Balai Besar Keramik (BBK), serta Direktorat Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non-Logam.

“Program ini merupakan wujud konkret dari komitmen Kemenperin dalam mengatasi tantangan SDM industri saat ini, antara lain besarnya jumlah pengangguran terbuka, tingkat pendidikan angkatan kerja yang masih rendah, dan peningkatan produktivitas tenaga kerja,” papar dia.

Arus menambahkan, kedua program tersebut diselenggarakan selama satu tahun oleh Politeknik STMI Jakarta yang berkolaborasi dengan Balai Besar Keramik (BBK). “Masing-masing program hanya membuka satu kelas untuk 30 mahasiswa pada setiap kelasnya dan akan dikembangkan menjadi dua kelas untuk masing-masing program pada tahun 2022 mendatang,” imbuh dia.

Tidak hanya itu, Politeknik STMI Jakarta juga melibatkan banyak perusahaan industri dalam penyelenggaraan kedua Program Setara D1 ini sehingga mahasiswa yang lulus nantinya dapat langsung diserap bekerja di perusahaan-perusahaan industri tersebut.

Beberapa perusahaan yang terlibat dalam kerja sama kedua program ini, antara lain PT Refratech Mandala Perkasa, PT Benteng Api Technik, dan PT Refractorindo Graha Dinamika serta 21 perusahaan keramik yang terhimpun dalam Asaki.

Ketua Umum Asrindo Basuki menyampaikan, terdapat 30 perusahaan yang sudah tergabung dalam Asrindo. “Kami mengapresiasi inisiasi Kemenperin dalam membangun iklim usaha yang kondusif melalui penyediaan SDM kompeten untuk meningkatkan daya saing industri refraktori,” ujar dia.

 

Selengkapnya
Kemenperin Siap Tingkatkan Daya Saing Industri Keramik dan Refraktori

Sumber : Pasar Dana (4/8/2021)

Pasardana.id - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya untuk meningkatkan daya saing industri keramik dan refraktori melalui penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.

Salah satunya, yakni dengan meluncurkan Program Setara Diploma I (D1) Keramik dan Refraktori, yang akan dilaksanakan di Politeknik STMI Jakarta.

"Melalui program ini, kami berharap bisa memasok kebutuhan industri keramik dan refraktori terhadap SDM yang terampil. Tentunya sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini," ucap Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Industri (BPSDMI) Kemenperin, Arus Gunawan dalam siaran pers, Selasa, 3 Agustus 2021.

Ditambahkan, kedua program tersebut diselenggarakan selama satu tahun oleh Politeknik STMI Jakarta yang berkolaborasi dengan Balai Besar Keramik (BBK).

"Masing-masing program hanya membuka satu kelas untuk 30 mahasiswa pada setiap kelasnya, dan akan dikembangkan menjadi dua kelas untuk masing-masing program pada 2022," imbuhnya.

Tidak hanya itu, Politeknik STMI Jakarta juga melibatkan banyak perusahaan industri dalam penyelenggaraan kedua Program Setara D1 ini sehingga mahasiswa yang lulus nantinya dapat langsung diserap bekerja di perusahaan-perusahaan industri tersebut.

"Beberapa perusahaan yang terlibat dalam kerja sama kedua program ini, antara lain PT Refratech Mandala Perkasa, PT Benteng Api Technik, PT Refractorindo Graha Dinamika, serta 21 perusahaan keramik yang terhimpun dalam ASAKI (Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia)," bebernya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri, Iken Retnowulan menjelaskan, bahwa tujuan kegiatan penyelenggaraan pendidikan Setara D1 Kerja sama Industri ini adalah untuk membekali calon tenaga kerja dengan keahlian terapan atau keterampilan teknis.

"Lulusan program pendidikan Setara D1 ini nantinya langsung ditempatkan bekerja dalam rangka meningkatkan daya saing industri," harap Iken.

Sementara itu, Dirjen IKFT, Muhammad Khayam mengungkapkan, industri refraktori dinilai sebagai salah satu sektor strategis karena produksinya untuk menopang kebutuhan berbagai manufaktur lainnya.

Hasil dari industri refraktori ini umumnya digunakan sebagai pelapis untuk tungku, kiln, insinerator, dan reaktor tahan api pada industri semen, keramik, kaca dan pengecoran logam.

Khayam optimistis apabila industri refraktori ini tumbuh berkembang dan memiliki performa gemilang, akan mendukung kinerja sektor industri pengolahan nonmigas, khususnya kelompok industri bahan galian nonlogam.

"Pada kuartal I-2021, kontribusi industri bahan galian nonlogam terhadap industri pengolahan sebesar 2,57 persen dan perkembangan nilai investasi industri bahan galian nonlogam mencapai Rp5,46 triliun," tutur Khayam.

Lebih lanjut ia mengemukakan, industri keramik Indonesia saat ini menduduki peringkat kedelapan dunia dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 538 juta meter persegi per tahun dan telah menyerap tenaga kerja sebanyak 150 ribu orang.

Meningkatnya pembangunan di sektor infrastruktur dan properti, seperti real estate, perumahan, apartemen, dan bangunan lainnya, membuat permintaan pasar dalam negeri semakin bertambah.

"Dalam jangka panjang, industri keramik nasional akan sangat prospektif, mengingat konsumsi keramik nasional per kapita masih sekitar 1,4 meter persegi yang perlu dioptimalkan lagi karena konsumsi ideal dunia telah mencapai lebih dari tiga meter persegi," pungkas Khayam.

 

Selengkapnya
Tested

Sumber: Investor Daily (02/03/2020)

JAKARTA - Pelaku industri manufaktur menunggu kepastian penurunan harga gas bumi seperti yang dijanjikan pemerintah. Hal ini diyakini dapat meningkatkan daya saing sekaligus memperbaiki iklim industri manufaktur nasional.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meyakini penurunan harga gas membuat target pertumbuhan industri 5,3% tahun ini tercapai. Sesuai rencana, pengumuman penurunan harga gas bakal dilakukan pada Maret 2020.

Dalam Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi, pemerintah menjanjikan penurunan tarif gas industri ke level US$ 6 per million metric british thermal units (mmbtu). Perpres itu menyebutkan, tujuh sektor yang mendapatkan ketetapan harga gas itu yakni industri oleokimia, pupuk, petrokimia, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik (Asaki) Edy Suyanto mengapresiasi rencana pemerintah menurunkan harga gas industri US$ 6 per mmbtu pada April mendatang. Dia menuturkan, biaya energi atau gas pada industri keramik berkisar 30-35% dari biaya produksi. Harga gas untuk industri keramik di Jawa bagian barat mencapai US$ 9,16 per mmbtu, Jawa bagian timur US$ 7,98 per mmbtu, dan Sumatera US$ 9,3-20 per mmbtu

Saat ini, Asaki memiliki 32 anggota industri keramik ubin dengan total kapasitas terpasang 537 juta meter persegi (m2). Utilisasi mencapai 64,5% atau 347 juta meter persegi pada 2019 dan dapat meningkat menjadi 95% jika harga gas dapat diturunkan tahun ini. “Peningkatan hingga 90-95% akan turut menyerap tenaga kerja sekitar 1012 ribu orang,” ujar dia di Jakarta, pekan lalu.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleochemicals Indonesia (Apolin) Rapolo Hutabarat meyakini, penurunan harga gas industri akan mendukung target pertumbuhan ekonomi sebesar 6% dan terwujudnya aktivitas hilirisasi di Indonesia. “Selama empat tahun, pelaku industri oleokimia menantikan regulasi itu bisa terlaksana dan dapat diimplementasikan. Apalagi, industri oleokimia termasuk tujuh sektor industri yang masuk dalam Perpres,” papar dia.

Berdasarkan data Apolin, kebutuhan gas industri oleokimia mencapai 11,7-13,9 juta per mmbtu dari 11 perusahaan anggota Apolin. Saat ini, industri oleokimia harus membayar harga gas industri rata-rata US$ 10-12 per mmbtu. Variasi harga gas untuk industri oleokimia itu bergantung lokasi dan jarak.

Dalam struktur biaya, biaya gas berkontribusi 10-12% untuk produksi fatty acid dan 30-38% dalam menghasilkan fatty alcohol beserta produk turunan di bawahnya. Apabila Perpres No 40/2016 bisa dijalankan untuk industri oleokimia, dengan asumsi nilai tukar rupiah Rp 14.300 per dolar AS, disebutkan akan adapenghematan US$ 47,6-81,8 juta per tahun atau Rp 0,68-1,1 triliun per tahun.

Sementara itu, Sekjen Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono menuturkan, penurunan harga gas akan memberikan empat dampak positif, yaitu biaya produksi turun, harga jual turun, memperkuat daya saing ekspor, dan daya beli masyarakat meningkat.

Saat ini, dikatakan Fajar, industri petrokimia mesti membeli gas sebesar US$ 9,17 per mmbtu. Pada tahun ini, kebutuhan gas 24 industri petrokimia mencapai 74 billion british thermal unit per day (BBTUD). “Yang harus dipahami, turunnya harga gas dapat menggerakkan industrialisasi sehingga pertumbuhan ekonomi nasional berpeluang bisa lewati 5%,” jelas dia.

Ketua Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) Yustinus Gunawan menjelaskan, pelaku industri menunggu kepastian untuk penurunan harga gas yang diharapkan bisa segera terlaksana. Sebab, para investor meminta implementasi Perpres No 40/2016 bisa dijalankan secepatnya agar mendukung daya saing dan iklim usaha yang kondusif.

Peneliti senior di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, TM Zakir Machmud menyatakan, penurunan harga gas industri dalam jangka pendek dinilai dapat mengurangi penerimaan negara. Namun, dalam jangka panjang, diyakini akan memberi manfaat lebih besar bagi negara seperti dari tambahan pajak seiring pertumbuhan sektor industri.

“Harga input yang tidak kompetitif adalah isu utama di industri manufaktur. Salah satu input itu adalah energi, termasuk gas industri,” ujar dia.

Menurut Zakir, harga energi yang tidak kompetitif akan membuat harga hasil produksi industri menjadi tidak dapat bersaing. Upaya menurunkan harga gas industri dilakukan agar produk yang dihasilkan industri manufaktur dalam negeri bisa kompetitif termasuk saat harus bersaing dengan produk impor.

“Permintaan sisi industri seperti ini, kalau mau mendorong industri, jangan ditarik di depan, tetapi tariklah di belakang. Kalau harga input murah, industri bergerak. Dari situlah akan didapat tambahan perolehan pajak,” papar dia.

Target Menperin

Sementara itu, Kemenperin menilai, penurunan harga gas industri akan menopang daya saing dan produktivitas industri manufaktur nasional. Apabila harga gas industri dapat ditekan hingga US$ 6 per mmbtu, target pertumbuhan industri manufaktur sebesar 5,3% pada 2020 tercapai.

Sejumlah besar industri manufaktur dalam negeri membutuhkan gas, baik sebagai energi maupun bahan baku dengan harga yang kompetitif. Itu artinya, gas berperan penting terhadap daya saing sejumlah sektor industri.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, beberapa hal yang menjadi latar belakang pemerintah untuk mendorong penurunan harga gas industri antara lain biaya produksi, harga jual produk, serta permintaan pasar. Bagi industri yang menggunakan gas sebagai bahan baku, seperti industri tekstil hulu, petrokimia hulu, pupuk, keramik dan kaca, harga gas merupakan bagian dari struktur biaya yang cukup besar.

Menurut Menperin, penurunan harga gas juga memiliki efek berganda, seperti peningkatan produksi, peningkatan PDB, meningkatnya keuntungan pada industri-industri yang menggunakan gas sebagai bahan baku, serta meningkatkan jumlah tenaga kerja. Dia mengatakan semakin kecil harga gas, semakin besar pula keuntungan yang diterima oleh semua pihak.

Dia menceritakan, untuk sektor industri teksil, gas memakan biaya produksi sebesar 25% dan saat ini harganya berkisar US$ 9-12 per mmbtu. Ini menyebabkan daya saing menjadi lemah. Bagi sektor industri hulu, akibat tingginya harga gas industri, utilisasi produksi cenderung rendah di kisaran 45%, sehingga sebagian besar industri tekstil dan produk tekstil (TPT) hulu menurunkan kapasitas produksi.

Pada industri petrokimia, dia melanjutkan, harga gas mempengaruhi 70% struktur biaya. Selain itu, belum adanya pasokan bahan baku etilena, propilena, polietilena (PE), polipropilena (PP), DME, dan industri turunannya dari dalam negeri berpengaruh pada lambatnya pertumbuhan hilir metanol. Dari aspek perdagangan, hal tersebut menyebabkan tingginya impor bahan baku metanol.

Selengkapnya
Showing 111 to 2 of 116 entries