(06/06/2023) Kick Off Kompetisi Inovasi Jawa Barat 2023 (KIJB
Jabar 2023) dengan tema Game On And Be Champion oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan
Kamil, bertempat di Auditorium Taman Budaya Jawa Barat (Dago Tea House).
Kegiatan ini sejalan dengan PP No.38 Tahun
2017 tentang inovasi daerah yang bertujuan untuk mendorong pengembangan dan
pemanfaatan inovasi dalam rangka percepatan
pencapaian target pembangunan daerah.
"Pemerintah Provinsi Jawa Barat selalu
ingin naik kelas dengan tantangan dan semangat melalui inovasi dan kolaborasi.
Inovasi dan Kolaborasi inilah ciri JABAR JUARA", kata Ridwan Kamil dalam
Kick Off.
Disampaikan juga pencapaian Provinsi Jawa Barat
selama 5 tahun pemerintahan Ridwan Kamil, mulai dari mengurangi kemiskinan,
peningkatan jumlah penghargaan prestasi di berbagai bidang dari tahun 2018
sampai Mei tahun 2023 yang mencapai 524 penghargaan, anugerah meritokrasi
terbaik 2022 dengan point 396,5, memberikan reward bagi ASN berprestasi dan
pencapaian lainnya.
KIJB Jabar 2023 dapat diikuti oleh seluruh
perangkat daerah/kabupaten/kota, kantor/ pusat/balai/biro kementrian/lembaga/perguruan
tinggi serta BUMN dan BUMD di Provinsi Jawa Barat.
Ridwan Kamil juga menyampaikan apresiasinya kepada penyelenggara BP2D Jabar dan seluruh partisipan yang dengan semangat inovasi dan kolaborasi mensukseskan dan terus mempunyai gagasan-gagasan yang kreatif dan berdampak kepada masyarakat.
(30/05/2023) Sumber : Pro Kaltim
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membidik peran sektor keramik dan mineral non-logam dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). ”Peluang itu untuk produk-produk industri yang telah tersertifikasi memenuhi mutu Standard Nasional Indonesia (SNI),” ujar Sekretaris Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin E. Ratna Utarianingrum, (31/5).
Ratna mengatakan, upaya memajukan industri keramik nasional terus dilakukan oleh pemerintah dengan strategi khusus. Diantaranya, pemberlakuan SNI wajib bagi produk-produk keramik, kaca dan bahan galian nonlogam lainnya, sertifikasi TKDN, serta pengembangan SDM.
”Selain meningkatkan utilisasi, juga diperlukan inovasi pada produknya yang sesuai dengan kebutuhan dan daya beli konsumen di dalam dan luar negeri, sehingga penjualan akan lebih meningkat,” ujarnya.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto menyebutkan, para pelaku industri keramik telah menerapkan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dengan melakukan sertifikasi TKDN.
“Dalam peta jalan industri keramik nasional, produksi keramik pada 2023 yang semula 551 juta meter persegi akan ditingkatkan menjadi 625 juta meter persegi,” tuturnya.
Bahkan, jumlah produksi tersebut ditingkatkan lagi menjadi 810 juta meter persegi untuk memenuhi target angka per kapita penggunaan keramik di negara-negara Asia Tenggara yang sebesar 3 meter persegi.
“Apabila target tersebut terpenuhi akan menjadikan Indonesia sebagai produsen ke-4 terbesar keramik di dunia dan terbaik di Asia. Adapun tingkat utilisasi saat ini adalah 78 persen dan akan ditingkatkan menjadi 82 persen pada tahun 2024,” urai Edy.
Edy menambahkan bahwa informasi dari PUPR, pembangunan IKN akan ada 5 tahap dan selesai di 2045. Dalam rentang waktu cukup lama, kebutuhannya sangat besar. Edy mendorong anggota Asaki untuk hadir di Kalimantan Timur.
”Saat ini feasibility study apa memungkinkan bangun pabrik baru di sekitar IKN. Mayoritas anggota ada di Jatim, sedangkan Surabaya ke Kaltim tidak terlalu jauh. Namun, bagi pabrik yang tadinya ada di Sumut, Jabar, demi efisiensi ongkos angkut, mereka bisa hadir langsung di IKN,” bebernya.
(30/05/2023) Sumber : NARATIMES.COM
Dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai negara industri yang tangguh, Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk mendukung penguatan pembangunan struktur industri nasional yang mandiri dan berdaulat, berdaya saing global, serta berbasis inovasi dan teknologi.
“Untuk itu, kami fokus pada upaya menunjang daya saing industri melalui infrastruktur standardisasi industri serta pemanfaatan sumber daya industri melalui pemanfaatan teknologi modern,” kata Sekretaris Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, E. Ratna Utarianingrum.
Pernyataan itu disampaikan Ratna Utarianingrum ketika mewakili Kepala BSKJI Kemenperin pada acara Temu Usaha Industri 2023 yang diselenggarakan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) di Bogor, pada Selasa, 30 Mei 2023.
Menurut Ratna Utarianingrum, pemerintah telah meluncurkan serangkaian kebijakan yang strategis meliputi optimalisasi pemanfaatan teknologi industri berorientasi substitusi impor, penumbuhan circular economy, serta peningkatan daya saing industri melalui penguatan standardisasi dan penerapan teknologi industri 4.0.
“Kami juga berperan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan berkualitas. Salah satu langkahnya adalah dengan menyediakan Lembaga Sertifikasi Profesi yang tersebar di masing-masing satuan kerja di bawah naungan BSKJI,” tutur Ratna Utarianingrum.
Menurut Ratna Utarianingrum, kegiatan rutin tahunan ini bertujuan untuk memberikan ruang, waktu, wawasan dan informasi kepada pelaku industri dan publik terkait perkembangan regulasi pemerintah yang berhubungan dengan dunia usaha.
“Selain memperkenalkan model dan sistem informasi layanan publik BBSPJIKMN, kegiatan temu industri juga dimanfaatkan untuk lebih menggiatkan terhadap penggunaan produk dalam negeri,” kata Ratna Utarianingrum.
Pada kesempatan temu industri ini, salah satu pembahasannya adalah peran industri keramik dan mineral nonlogam dalam pembangun Ibu Kota Nusantara (IKN). Ratna Utarianingrum menyebutkan bahwa hal ini merupakan peluang bagi produk-produk industri yang telah tersertifikasi dan memenuhi mutu Standar Nasional Indonesia (SNI).
Sementara itu Kepala BBSPIJKM Azhar Fitri mengatakan bahwa pemerintah perlu untuk terus melakukan upaya memajukan industri keramik nasional dengan mengupayakan strategi khusus. Di antaranya melalui pemberlakuan SNI wajib bagi produk-produk keramik, kaca dan bahan galian nonlogam lainnya, sertifikasi TKDN, serta pengembangan SDM industri.
”Bagi industri keramik nasional, selain meningkatkan utilisasi, juga diperlukan upaya dalam inovasi pada produknya yang sesuai dengan kebutuhan dan daya beli konsumen di dalam dan luar negeri, sehingga penjualan akan lebih meningkat,” kata Azhar Fitri.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto menyatakan, program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) telah memacu para pelaku industri keramik untuk melakukan sertifikasi TKDN pada produknya.
“Terkait strategi yang dilakukan untuk meningkatkan utilisasi disampaikan bahwa dalam road map industri keramik nasional, produksi keramik di 2023 yang semula 551 juta meter persegi akan ditingkatkan menjadi 625 juta meter persegi,” kata Edy Suyanto.
Jumlah produksi tersebut kemudian ditingkatkan lagi menjadi 810 juta meter persegi untuk memenuhi target angka per kapita penggunaan keramik di negara-negara Asia Tenggara yang sebesar 3 meter persegi.
“Apabila target tersebut terpenuhi akan menjadikan Indonesia sebagai produsen ke-4 terbesar keramik di dunia dan terbaik di Asia. Adapun tingkat utilisasi saat ini adalah 78 persen dan akan ditingkatkan menjadi 82 persen pada 2024,” tutur Edi Suyanto.
Dalam acara Temu Usaha Industri BBSPJIKMN di Bogor, juga dilakukan penandatanganan MoU antara BBSPJIKMN dengan sejumlah pelaku industri, antara lain PT. Cipta Mortar Utama dan PT. Lucky Indah Keramik. Selain itu ada pemberian penghargaan kategori pelanggan loyal, yang diserahkan kepada PT. Yaska dan PT. Bamas Fesldparindo.
(30/05/2023) Sumber : VOI
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) telah menyelenggarakan acara Temu Usaha Industri 2023 di Bogor, pada Selasa, 30 Mei.
Adapun acara tersebut telah diselenggarakan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Non-logam (BBSPJIKMN).
Hal ini dilakukan untuk terus mendukung penguatan pembangunan struktur industri nasional yang mandiri dan berdaulat, berdaya saing global, serta berbasis inovasi dan teknologi, yang mana sejalan dengan upaya mewujudkan Indonesia menjadi negara industri yang tangguh.
"Kegiatan rutin tahunan ini bertujuan untuk memberikan ruang, waktu, wawasan dan informasi kepada pelaku industri dan publik terkait perkembangan regulasi pemerintah yang berhubungan dengan dunia usaha," kata Sekretaris Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin E. Ratna Utarianingrum dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 31 Mei.
Ratna mengatakan, selain memperkenalkan model dan sistem informasi layanan publik (BBSPJIKMN), kegiatan temu industri juga dimanfaatkan untuk lebih menggiatkan penggunaan produk dalam negeri.
"Untuk itu, kami fokus pada upaya menunjang daya saing industri melalui infrastruktur standardisasi industri, serta pemanfaatan sumber daya industri melalui pemanfaatan teknologi modern," ujarnya.
Dalam kesempatan temu industri itu, salah satu pembahasannya mengenai peran industri keramik dan mineral non-logam dalam pembangun Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Tentunya peluang ini untuk mengisi produk-produk industri yang telah tersertifikasi memenuhi mutu Standar Nasional Indonesia (SNI)," ucap Ratna.
Senada dengan Ratna, Kepala BBSPIJKM Azhar Fitri mengatakan, upaya memajukan industri keramik nasional perlu terus dilakukan oleh pemerintah dengan mengupayakan strategi khusus, yakni melalui pemberlakuan SNI wajib bagi produk-produk keramik, kaca dan bahan galian non-logam lainnya, sertifikasi TKDN, serta pengembangan SDM industri.
"Bagi industri keramik nasional, selain meningkatkan utilisasi, juga diperlukan upaya dalam inovasi pada produknya yang sesuai dengan kebutuhan dan daya beli konsumen di dalam dan luar negeri, sehingga penjualan akan lebih meningkat," imbuhnya.
Dalam acara Temu Usaha Industri BBSPJIKMN di Bogor, juga dilakukan penandatanganan MoU antara BBSPJIKMN dengan sejumlah pelaku industri, di antaranya PT Cipta Mortar Utama dan PT Lucky Indah Keramik.
(30/05/2023) Sumber : Emitennews.com
Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto menyatakan, para pelaku industri keramik telah menerapkan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dengan melakukan sertifikasi TKDN pada produknya.
“Terkait strategi yang dilakukan untuk meningkatkan utilisasi disampaikan bahwa dalam road map industri keramik nasional, produksi keramik di tahun 2023 yang semula 551 juta m2 akan ditingkatkan menjadi 625 juta m2,” kata Edy pada acara Temu Usaha Industri 2023 di Bogor, Selasa (30/5).
Bahkan, jumlah produksi tersebut ditingkatkan lagi menjadi 810 juta m2 untuk memenuhi target angka per kapita penggunaan keramik di negara-negara Asia Tenggara yang sebesar 3 m2.
“Apabila target tersebut terpenuhi akan menjadikan Indonesia sebagai produsen ke-4 terbesar keramik di dunia dan terbaik di Asia. Adapun tingkat utilisasi saat ini adalah 78% dan akan ditingkatkan menjadi 82% pada tahun 2024,” tandasnya.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) Azhar Fitri. Bahwa upaya untuk memajukan industri keramik nasional perlu terus dilakukan oleh pemerintah dengan mengupayakan strategi khusus. Di antaranya melalui pemberlakuan SNI wajib bagi produk-produk keramik, kaca dan bahan galian nonlogam lainnya, sertifikasi TKDN, serta pengembangan SDM industri.
”Bagi industri keramik nasional, selain meningkatkan utilisasi, juga diperlukan upaya dalam inovasi pada produknya yang sesuai dengan kebutuhan dan daya beli konsumen di dalam dan luar negeri, sehingga penjualan akan lebih meningkat,” paparnya.
Dalam acara Temu Usaha Industri BBSPJIKMN di Bogor, juga dilakukan penandatanganan MoU antara BBSPJIKMN dengan sejumlah pelaku industri, antara lain PT. Cipta Mortar Utama dan PT Lucky Indah Keramik. Selain itu ada pemberian penghargaan kategori pelanggan loyal, yang diserahkan kepada PT. Yaska dan PT. Bamas Fesldparindo.
(30/05/2023) Sumber : Tubasmedia.com
BOGOR – Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus mendukung penguatan pembangunan struktur industri nasional yang mandiri dan berdaulat, berdaya saing global, serta berbasis inovasi dan teknologi. Hal ini sejalan dengan upaya mewujudkan Indonesia menjadi negara industri yang tangguh.
“Untuk itu, kami fokus pada upaya menunjang daya saing industri melalui infrastruktur standardisasi industri serta pemanfaatan sumber daya industri melalui pemanfaatan teknologi modern,” kata Sekretaris Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, E Ratna Utarianingrum dalam sambutannya mewakili Kepala BSKJI Kemenperin pada acara Temu Usaha Industri 2023 yang diselenggarakan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) di Bogor, Selasa (30/5).
Ratna mengemukakan bahwa pemerintah telah meluncurkan serangkaian kebijakan yang strategis meliputi optimalisasi pemanfaatan teknologi industri berorientasi substitusi impor, penumbuhan circular economy, serta peningkatan daya saing industri melalui penguatan standardisasi dan penerapan teknologi industri 4.0.
“Kami juga berperan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan berkualitas. Salah satu langkahnya adalah dengan menyediakan Lembaga Sertifikasi Profesi yang tersebar di masing-masing satuan kerja di bawah naungan BSKJI,” ungkapnya.
Oleh karena itu, BSKJI Kemenperin mendukung dan mengapresiasi atas terlaksananya Temu Usaha Industri 2023 yang digelar oleh BBSPJIKMN di Bogor. Kegiatan rutin tahunan ini bertujuan untuk memberikan ruang, waktu, wawasan dan informasi kepada pelaku industri dan publik terkait perkembangan regulasi pemerintah yang berhubungan dengan dunia usaha.
“Selain memperkenalkan model dan sistem informasi layanan publik BBSPJIKMN, kegiatan temu industri juga dimanfaatkan untuk lebih menggiatkan terhadap penggunaan produk dalam negeri,” tutur Ratna.
Pada kesempatan temu industri ini, salah satu pembahasannya adalah peran industri keramik dan mineral nonlogam dalam pembangun Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Tentunya peluang ini untuk mengisi produk-produk industri yang telah tersertifikasi memenuhi mutu Standar Nasional Indonesia (SNI),” imbuhnya.
(30/05/2023) Sumber : Gatra.com
Bogor - Sekretaris Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Ratna E Utarianingrum mengatakan bahwa pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) membuka peluang peningkatan pertumbuhan industri keramik.
“Hal tersebut sejalan dengan program Kementerian Perindustrian untuk terus mendorong pengembangan dan daya saing industri material sebagai sektor yang menopang pembangunan infrastruktur dan properti termasuk di Ibu Kota Nusantara,” katanya dalam acara Temu Usaha Industri di Bogor, Selasa (30/5).
Ratna mengatakan bahwa industri keramik Indonesia mencatatkan tingkat utilisasi kapasitas produksi nasional mencapai 79% dari target 80% pada 2022. Dengan kinerja bertumbuh positif dan utilisasi diproyeksikan meningkat pada 2023.
Ia menyebut, berdasarkan data Kementerian PUPR, estimasi kebutuhan material dan peralatan konstruksi di IKN pada tahun 2022 hingga 2024 sangat besar. Material semen dibutuhkan sekitar 1,94 juta ton, material beton pracetak dan prategang 748 ribu ton, material baja konstruksi 425 ribu ton, material aspal minyak 396 ribu ton, dan peralatan konstruksi 2.761 unit.
“Dalam menopang sektor infrastruktur, Menteri Perindustrian menyebutkan, kemampuan industri semen di tanah air sudah cukup kompetitif, dengan jumlah produksinya sebanyak 64,83 juta ton pada tahun 2020,” jelas Ratna.
Ia menambahkan, utilisasi industri semen mencapai 56% dengan konsumsi sebesar 62,72 juta ton dengan ekspor menembus 1,09 juta ton pada tahun 2022. Sedangkan industri beton pracetak dan prategang memiliki kapasitas produksi sebesar 44,8 juta ton per tahun dengan jumlah produksi sebanyak 11,2 juta ton per tahun.
“Ini merupakan peluang besar untuk dapat lebih banyak menyerap produk pada sektor industri ini,” ujarnya.
Ratna juga mengatakan bahwa BSKJI perlu mengawasi dan mengevaluasi produk dan layanan yang digunakan dalam proyek ini agar sesuai dengan standar dan kebijakan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan evaluasi produk dilakukan melalui sertifikasi SNI dengan pengujian mutu barang dan produk di lembaga pengujian di bawah BSKJI serta kalibrasi alat yang digunakan untuk menunjang kinerja lembaga pengujian.
“Sektor industri diharapkan menjadi penggerak perekonomian yang menjadikan Indonesia sebagai negara produsen, bukan importir. Sehingga dapat membuka kesempatan berusaha dan bekerja serta memiliki kekuatan untuk mempercepat pemerataan pembangunan dan ketahanan nasional,” jelas Ratna.
(30/05/2023) Sumber : International Media
JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendukung penguatan pembangunan struktur industri nasional yang mandiri dan berdaulat, berdaya saing global, serta berbasis inovasi dan teknologi. Hal ini sejalan dengan upaya mewujudkan Indonesia menjadi negara industri yang tangguh.
“Untuk itu, kami fokus pada upaya menunjang daya saing industri melalui infrastruktur standardisasi industri serta pemanfaatan sumber daya industri melalui pemanfaatan teknologi modern,” kata Sekretaris Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, E. Ratna Utarianingrum di Bogor, Selasa (30/5).
Dalam sambutannya mewakili Kepala BSKJI Kemenperin pada acara Temu Usaha Industri 2023 yang diselenggarakan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN), Ratna mengemukakan bahwa pemerintah telah meluncurkan serangkaian kebijakan yang strategis meliputi optimalisasi pemanfaatan teknologi industri berorientasi substitusi impor, penumbuhan circular economy, serta peningkatan daya saing industri melalui penguatan standardisasi dan penerapan teknologi industri 4.0.
“Kami juga berperan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan berkualitas. Salah satu langkahnya adalah dengan menyediakan Lembaga Sertifikasi Profesi yang tersebar di masing-masing satuan kerja di bawah naungan BSKJI,” ungkapnya.
Oleh karena itu, BSKJI Kemenperin mendukung dan mengapresiasi atas terlaksananya Temu Usaha Industri 2023 yang digelar oleh BBSPJIKMN di Bogor. Kegiatan rutin tahunan ini bertujuan untuk memberikan ruang, waktu, wawasan dan informasi kepada pelaku industri dan publik terkait perkembangan regulasi pemerintah yang berhubungan dengan dunia usaha.
“Selain memperkenalkan model dan sistem informasi layanan publik BBSPJIKMN, kegiatan temu industri juga dimanfaatkan untuk lebih menggiatkan terhadap penggunaan produk dalam negeri,” tutur Ratna.
Pada kesempatan temu industri ini, salah satu pembahasannya adalah peran industri keramik dan mineral nonlogam dalam pembangun Ibu Kota Nusantara (IKN). “Tentunya peluang ini untuk mengisi produk-produk industri yang telah tersertifikasi memenuhi mutu Standar Nasional Indonesia (SNI),” imbuhnya.
Hal senada disampaikan oleh Kepala BBSPIJKM, Azhar Fitri, bahwa upaya untuk memajukan industri keramik nasional perlu terus dilakukan oleh pemerintah dengan mengupayakan strategi khusus, di antaranya melalui pemberlakuan SNI wajib bagi produk-produk keramik, kaca dan bahan galian nonlogam lainnya, sertifikasi TKDN, serta pengembangan SDM industry.
”Bagi industri keramik nasional, selain meningkatkan utilisasi, juga diperlukan upaya dalam inovasi pada produknya yang sesuai dengan kebutuhan dan daya beli konsumen di dalam dan luar negeri, sehingga penjualan akan lebih meningkat,” paparnya.
Dalam acara Temu Usaha Industri BBSPJIKMN di Bogor, juga dilakukan penandatanganan MoU antara BBSPJIKMN dengan sejumlah pelaku industri, antara lain PT. Cipta Mortar Utama dan PT Lucky Indah Keramik. Selain itu ada pemberian penghargaan kategori pelanggan loyal, yang diserahkan kepada PT. Yaska dan PT. Bamas Fesldparindo.
(30/05/2023) Sumber : Industry
Bogor - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendukung penguatan pembangunan struktur industri nasional yang mandiri dan berdaulat, berdaya saing global, serta berbasis inovasi dan teknologi. Hal ini sejalan dengan upaya mewujudkan Indonesia menjadi negara industri yang tangguh.
"Untuk itu, kami fokus pada upaya menunjang daya saing industri melalui infrastruktur standardisasi industri serta pemanfaatan sumber daya industri melalui pemanfaatan teknologi modern," kata Sekretaris Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, E. Ratna Utarianingrum di Bogor, Selasa (30/5).
Dalam sambutannya mewakili Kepala BSKJI Kemenperin pada acara Temu Usaha Industri 2023 yang diselenggarakan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN), Ratna mengemukakan bahwa pemerintah telah meluncurkan serangkaian kebijakan yang strategis meliputi optimalisasi pemanfaatan teknologi industri berorientasi substitusi impor, penumbuhan circular economy, serta peningkatan daya saing industri melalui penguatan standardisasi dan penerapan teknologi industri 4.0.
"Kami juga berperan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan berkualitas. Salah satu langkahnya adalah dengan menyediakan Lembaga Sertifikasi Profesi yang tersebar di masing-masing satuan kerja di bawah naungan BSKJI," ungkapnya.
Oleh karena itu, BSKJI Kemenperin mendukung dan mengapresiasi atas terlaksananya Temu Usaha Industri 2023 yang digelar oleh BBSPJIKMN di Bogor. Kegiatan rutin tahunan ini bertujuan untuk memberikan ruang, waktu, wawasan dan informasi kepada pelaku industri dan publik terkait perkembangan regulasi pemerintah yang berhubungan dengan dunia usaha.
"Selain memperkenalkan model dan sistem informasi layanan publik BBSPJIKMN, kegiatan temu industri juga dimanfaatkan untuk lebih menggiatkan terhadap penggunaan produk dalam negeri," tutur Ratna.
Pada kesempatan temu industri ini, salah satu pembahasannya adalah peran industri keramik dan mineral nonlogam dalam pembangun Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Tentunya peluang ini untuk mengisi produk-produk industri yang telah tersertifikasi memenuhi mutu Standar Nasional Indonesia (SNI)," imbuhnya.
Dikesempatan yang sama, Kepala BBSPIJKM, Azhar Fitri mengungkapkan bahwa upaya untuk memajukan industri keramik nasional perlu terus dilakukan oleh pemerintah dengan mengupayakan strategi khusus, di antaranya melalui pemberlakuan SNI wajib bagi produk-produk keramik, kaca dan bahan galian nonlogam lainnya, sertifikasi TKDN, serta pengembangan SDM industri.
"Bagi industri keramik nasional, selain meningkatkan utilisasi, juga diperlukan upaya dalam inovasi pada produknya yang sesuai dengan kebutuhan dan daya beli konsumen di dalam dan luar negeri, sehingga penjualan akan lebih meningkat," paparnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto menyatakan, para pelaku industri keramik telah menerapkan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dengan melakukan sertifikasi TKDN pada produknya.
“Terkait strategi yang dilakukan untuk meningkatkan utilisasi disampaikan bahwa dalam road map industri keramik nasional, produksi keramik di tahun 2023 yang semula 551 juta m2 akan ditingkatkan menjadi 625 juta m2," sebutnya.
Bahkan, jumlah produksi tersebut ditingkatkan lagi menjadi 810 juta m2 untuk memenuhi target angka per kapita penggunaan keramik di negara-negara Asia Tenggara yang sebesar 3 m2.
“Apabila target tersebut terpenuhi akan menjadikan Indonesia sebagai produsen ke-4 terbesar keramik di dunia dan terbaik di Asia. Adapun tingkat utilisasi saat ini adalah 78% dan akan ditingkatkan menjadi 82% pada tahun 2024," tandasnya.
(30/05/2023) Sumber : CNBC Indonesia
Jakarta - Pembangunan Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur (Kaltim) mulai menarik minat investor untuk masuk berinvestasi. Bahkan, kini sudah mulai melakukan uji kelayakan (feasibility study), salah satunya oleh perusahaan pabrik keramik lokal.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang sudah kerap menawarkan proyek IKN ke investor. Tak sampai di situ, Jokowi memberikan berbagai insentif dan kemudahan bagi investor yang hendak masuk ke IKN.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) Edy Suyatno.
"Informasi dari PUPR bahwa pembangunan IKN akan ada 5 tahap dan selesai di 2045. Dalam rentang waktu cukup lama kebutuhan sangat besar, kita ajak member ASAKI untuk hadir di Kaltim (Kalimantan Timur). Saat ini feasibility study apa memungkinkan bangun pabrik baru di sekitar IKN," kata Eddy dalam Temu Usaha Industri 2023, Selasa (30/5/2023).
"Salah satunya kami sendiri Arwana Citramulia. Mayoritas anggota ada Jatim, 50% industri kami di Jatim, sedangkan Surabaya ke Kaltim ngga terlalu jauh. Namun bagi pabrik yang tadinya ada di Sumut, Jabar, bagi kita demi efisiensi ongkos angkut, mereka bisa hadir langsung di IKN," kata Edy.
Saat ini, lanjut Edy, pihaknya tengah berkomunikasi dengan Perusahaan Gas Negara (PGN) dalam upayanya menyuplai energi gas. Di mana industri keramik membutuhkan bahan baku energi, dan ternyata di sekitar IKN tersedia sumber gas dan jaringannya.
"Secara gas tersedia pipanisasi dan kebutuhan di Bontang dan sepertinya IKN ke Bontang ngga terlalu jauh. Kita bisa cari pertengahan lokasi gas dan IKN," kata Edy.
Peluang membangun pabrik pun cukup besar karena syarat pembangunannya adalah satu pabrik memproduksi 3 juta m2 per tahun untuk tiap industri yang ingin berinvestasi. Disebutkan, syarat itu tak seberapa jika dibandingkan dengan potensi yang ada.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Azhar Fitri mengungkapka, saat ini utilisasi pabrik keramik mulai terlihat naik.
"Kita melihat peluangnya besar sekali, yang ada sampai akhir semester I ada 79% kita harap sampai 83% utilitas pabrik. Apalagi target ke depan industri keramik di tahun 2023 yang semula 551 juta meter persegi akan ditingkatkan menjadi 625 juta meter persegi," katanya Azhar.