Sumber : voi.id
JAKARTA - Industri keramik di Indonesia belum pulih sepenuhnya. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) terus berupaya meningkatkan daya saing industri keramik nasional yang dinilai prospektif menyusul pertumbuhan properti dan perumahan.
Kepala BSKJI Andi Rizaldi mengatakan, dalam menghadapi peluang dan tantangan industri keramik dan mineral nonlogam, pihaknya mendorong unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungan BSKJI agar bertahap menuju Badan Layanan Umum (BLU), dengan meningkatkan kualitas pelayanan ke industri dan melakukan perluasan lingkup layanan.
Dalam hal ini, perannya dilaksanakan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Non Logam (BBSPJIKMN).
"BBSPJIKMN memiliki peranan penting dalam memastikan komoditi keramik dan mineral nonlogam yang dihasilkan oleh industri dalam negeri memenuhi standar mutu yang berlaku," kata Andi dalam keterangan tertulisnya yang diterima VOI, Kamis, 7 Desember.
Andi mengatakan, industri tersebut perlu didorong. Sebab, industri keramik beserta sektor terkaitnya, seperti produsen ubin, saniter, tableware, kaca, refraktori, serta produk mineral nonlogam lainnya telah memberikan kontribusi signifikan dalam mendongkrak perekonomian nasional.
"Apalagi, perkembangan investasi industri keramik di Indonesia terus tumbuh sehingga memacu dari sisi kapasitas, perolehan devisa, maupun penyerapan tenaga kerja," ujarnya.
Oleh karena itu BBSPJIKMN melaksanakan Konsinyering Evaluasi Layanan di Garut, Jawa Barat, pada 4-6 Desember 2023.
Kepala BBSPJIKMN Azhar Fitri menyebut, kegiatan konsinyering bertujuan untuk meninjau kembali layanan yang telah disediakan serta mengevaluasi dan memastikan layanan tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan.
"Selain memberikan ruang diskusi bagi industri dan sebagai penyedia jasa layanan, kami akan terus meningkatkan kualitas pelayanan berkelanjutan, dan dapat menjalin kerja sama yang baik dengan berbagai pihak," tuturnya.
Pada 2023 ini, BBSPJIKMN sendiri telah memberikan pelayanan jasa kepada lebih dari 485 mitra, baik dari kalangan industri kecil dan menengah, industri besar, dunia pendidikan dan instansi pemerintah.
"Sementara itu, yang sudah kami lakukan di antaranya kegiatan pelayanan jasa teknis industri berupa layanan jasa sertifikasi, pengujian, kalibrasi, bimbingan teknis, optimalisasi pemanfaatan teknologi industri, konsultansi, serta rancang bangun dan perekayasaan industri," ungkapnya.
Lebih lanjut, Azhar mengatakan, pihaknya berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan dengan berfokus pada kompetensi sumber daya manusia maupun memperluas jangkauan layanan dan menambah jenis layanan yang dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan industri keramik nasional.
"Dengan semakin bertambahnya jangkauan layanan, diharapkan BBSPJIKMN dapat bersinergi dengan berbagai stakeholder dalam rangka peningkatan daya saing industri keramik nasional," imbuhnya.
Adapun berdasarkan laporan dari Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI), produksi keramik di Indonesia pada 2023 diproyeksi sebesar 551 juta meter persegi dan akan ditingkatkan menjadi 625 juta meter persegi pada 2024.
Sementara, tingkat utilisasi saat ini sudah mencapai 78 persen dan akan ditingkatkan menjadi 82 persen pada 2024.
Sumber : minews.id
Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyiapkan berbagai
strategi dalam upaya meningkatkan kinerja dan produktivitas industri keramik
nasional.
“Prospek industri
keramik dalam jangka panjang juga masih cukup baik seiring dengan pertumbuhan
pasar dalam negeri yang terus meningkat karena ditopang oleh pertumbuhan
pembangunan seperti properti dan perumahan,” ujar Kepala Badan
Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi.
Andi menyebut,
industri keramik beserta sektor terkaitnya seperti produsen ubin,
saniter, tableware, kaca, refraktori, serta produk mineral nonlogam
lainnya, telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendongkrak
perekonomian nasional. “Apalagi, perkembangan investasi industri keramik
di Indonesia terus tumbuh sehingga memacu dari sisi kapasitas, perolehan
devisa, maupun penyerapan tenaga kerja,” paparnya.
Andi menyampaikan,
dalam menghadapi peluang dan tantangan industri keramik dan mineral nonlogam,
pihaknya mendorong unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungan BSKJI agar
bertahap menuju Badan Layanan Umum (BLU), dengan meningkatkan kualitas
pelayanan ke industri dan melakukan perluasan lingkup layanan. Dalam hal ini,
perannya dilaksanakan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa
Industri Keramik dan Mineral Non Logam (BBSPJIKMN).
“BBSPJIKMN memiliki peranan penting dalam memastikan komoditi keramik dan mineral nonlogam yang dihasilkan oleh industri dalam negeri memenuhi standar mutu yang berlaku,” ujarnya. Guna mencapai sasaran tersebut, BBSPJIKMN melaksanakan Konsinyering Evaluasi Layanan di Garut, Jawa Barat, pada 4-6 Desember 2023.
Kepala BBSPJIKMN,
Azhar Fitri, mengungkapkan, kegiatan konsinyering bertujuan untuk meninjau
kembali layanan yang telah disediakan, serta mengevaluasi dan memastikan bahwa
layanan tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan. “Selain itu memberikan
ruang diskusi bagi industri dan sebagai penyedia jasa layanan kami akan terus
meningkatkan kualitas pelayanan yang berkelanjutan, dan dapat menjalin kerja
sama yang baik dengan berbagai pihak,” jelasnya.
Azhar menyampaikan,
Kemenperin telah menjalankan berbagai program dan kebijakan strategis dalam
pengembangan industri keramik nasional, antara lain meningkatkan program
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan pengawasan pelaksanaan
standar nasional Indonesia (SNI) wajib bagi keramik yang beredar di pasar dalam
negeri.
“Sementara itu,
yang sudah kami lakukan di antaranya kegiatan pelayanan jasa teknis industri
berupa layanan jasa sertifikasi, pengujian, kalibrasi, bimbingan teknis,
optimalisasi pemanfaatan teknologi industri, konsultansi, serta rancang bangun
dan perekayasaan industri,” imbuhnya.
Seiring dengan
persiapan BBSPJIKMN menuju BLU, lanjut Azhar, pihaknya berupaya untuk
meningkatkan kualitas layanan dengan berfokus pada kompetensi sumber daya
manusia maupun memperluas jangkauan layanan dan menambah jenis layanan yang
dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan industri keramik nasional.
“Berkaitan dengan
hal tersebut, BBSPJIKMN telah mengembangkan beberapa layanan baru, yaitu
layanan konsultansi Indi 4.0, verifikasi TKDN, Lembaga Pemeriksa Halal, dan
Lembaga Sertifikasi Profesi. Dengan semakin bertambahnya jangkauan layanan
diharapkan BBSPJI KMN dapat bersinergi dengan berbagai stakeholder dalam
rangka peningkatan daya saing industri keramik nasional,” tandasnya.
Sumber : koran-jakarta.com
JAKARTA - Industri keramik di Indonesia makin berkembang sehingga lebih berdaya saing. Hal itu didukung ketersediaan bahan baku berlimpah. Karena itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyiapkan beragam jurus jitu untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas industri keramik nasional.
"Prospek industri keramik dalam jangka panjang juga masih cukup baik seiring dengan pertumbuhan pasar dalam negeri yang terus meningkat karena ditopang oleh pertumbuhan pembangunan seperti properti dan perumahan,"kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi melalui keterangannya dari Garut, Jawa Barat, Kamis (7/12).
Kepala BSKJI mengemukakan industri keramik beserta sektor terkaitnya seperti produsen ubin, saniter, tableware, kaca, refraktori, serta produk mineral nonlogam lainnya, telah berkontribusi signifikan dalam mendongkrak perekonomian nasional. Apalagi, perkembangan investasi industri keramik di Indonesia terus tumbuh sehingga memacu dari sisi kapasitas, perolehan devisa, maupun penyerapan tenaga kerja.
Merujuk laporan dari Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI), produksi keramik di Indonesia pada 2023 diproyeksi sebesar 551 juta m2, dan akan ditingkatkan menjadi 625 juta m2 pada 2024. Adapun tingkat utilisasi saat ini mencapai 78 persen, dan akan ditingkatkan menjadi 82 persen pada 2024.
Andi menambahkan, selain industri keramik, sektor yang turut berperan penting dalam menunjang pembangunan infrastruktur di tanah air adalah industri semen. Adapun produksi semen sepanjang 2022 lebih dari 64 juta ton, dengan kebutuhan sekitar 63 juta ton.
"Di samping itu, sektor lain yang juga mendukung pembangunan infrastruktur dan properti di Indonesia adalah industri kaca lembaran, imbuhnya. Berdasarkan data Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP), industri ini diyakini mampu meraih penjualan hingga 1,29 juta ton pada 2023 atau tumbuh 4,8 persen dibanding tahun lalu sebanyak 1,23 juta ton.
Andi menyatakan, dalam menghadapi peluang dan tantangan industri keramik dan mineral nonlogam, pihaknya mendorong unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungan BSKJI agar bertahap menuju Badan Layanan Umum (BLU), dengan meningkatkan kualitas pelayanan ke industri dan melakukan perluasan lingkup layanan. Dalam hal ini, perannya dilaksanakan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Non Logam (BBSPJIKMN).
BBSPJIKMN memiliki peranan penting dalam memastikan komoditi keramik dan mineral nonlogam yang dihasilkan oleh industri dalam negeri.
Sumber : kemenperin.go.id
Industri keramik di
Indonesia semakin berkembang dan berpotensi bisa lebih berdaya saing. Hal ini
lantaran salah satunya didukung oleh ketersediaan bahan baku yang melimpah.
Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian menyiapkan beragam jurus jitu dalam
upaya meningkatkan kinerja dan produktivitas industri keramik nasional.
“Prospek industri
keramik dalam jangka panjang juga masih cukup baik seiring dengan pertumbuhan
pasar dalam negeri yang terus meningkat karena ditopang oleh pertumbuhan
pembangunan seperti properti dan perumahan,” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI)
Kemenperin, Andi Rizaldi di Garut, Jawa Barat, Kamis (7/12).
Kepala BSKJI
mengemukakan, industri keramik beserta sektor terkaitnya seperti produsen ubin,
saniter, tableware, kaca, refraktori, serta produk mineral nonlogam
lainnya, telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendongkrak
perekonomian nasional. “Apalagi, perkembangan investasi
industri keramik di Indonesia terus tumbuh sehingga memacu dari sisi kapasitas,
perolehan devisa, maupun penyerapan tenaga kerja,” sebutnya.
Merujuk laporan dari Asosiasi Aneka Industri
Keramik Indonesia (ASAKI), produksi keramik di Indonesia pada tahun 2023
diproyeksi sebesar 551 juta m2, dan akan ditingkatkan menjadi 625 juta m2 pada
tahun 2024. Adapun tingkat utilisasi saat ini adalah 78%, dan akan ditingkatkan
menjadi 82% pada tahun 2024.
Andi menambahkan, selain industri keramik, sektor yang
turut berperan penting dalam menunjang pembangunan infrastruktur di tanah air adalah industri
semen. Adapun produksi semen sepanjang tahun 2022 lebih dari 64 juta
ton, dengan kebutuhan sekitar 63 juta ton.
“Di samping itu, sektor lain yang juga
mendukung pembangunan infrastruktur dan properti di Indonesia adalah industri
kaca lembaran,” imbuhnya. Berdasarkan data Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP), industri
ini diyakini mampu
meraih penjualan hingga 1,29 juta ton pada 2023 atau tumbuh 4,8% dibanding
tahun lalu 1,23 juta ton.
Andi menyatakan,
dalam menghadapi peluang dan tantangan industri keramik dan mineral nonlogam,
pihaknya mendorong unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungan BSKJI agar
bertahap menuju Badan Layanan Umum (BLU), dengan meningkatkan kualitas
pelayanan ke industri dan melakukan perluasan lingkup layanan. Dalam hal ini,
perannya dilaksanakan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa
Industri Keramik dan Mineral Non Logam (BBSPJIKMN).
“BBSPJIKMN
memiliki peranan penting
dalam memastikan komoditi keramik dan mineral nonlogam yang dihasilkan oleh
industri dalam negeri memenuhi standar mutu yang berlaku,” tegasnya. Guna mencapai sasaran
tersebut, pada 4-6 Desember 2023, BBSPJIKMN melaksanakan Konsinyering
Evaluasi Layanan di Garut, Jawa Barat.
Kepala BBSPJIKMN
Azhar Fitri menyampaikan bahwa kegiatan konsinyering bertujuan untuk meninjau
kembali layanan yang telah disediakan, serta mengevaluasi dan memastikan bahwa
layanan tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan. “Selain itu memberikan
ruang diskusi bagi industri dan sebagai penyedia jasa layanan kami akan terus
meningkatkan kualitas pelayanan yang berkelanjutan, dan dapat menjalin kerja
sama yang baik dengan berbagai pihak,” paparnya.
Azhar
mengungkapkan, Kemenperin telah menjalankan berbagai program dan kebijakan
strategis dalam pengembangan industri keramik nasional, antara lain
meningkatkan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan
pengawasan pelaksanaan standar nasional Indonesia (SNI) wajib bagi keramik yang
beredar di pasar dalam negeri.
“Sementara itu,
yang sudah kami lakukan di antaranya kegiatan pelayanan jasa teknis industri
berupa layanan jasa sertifikasi, pengujian, kalibrasi, bimbingan teknis,
optimalisasi pemanfaatan teknologi industri, konsultansi, serta rancang bangun
dan perekayasaan industri,” sebutnya. Pada tahun 2023, BBSPJIKMN telah
memberikan pelayanan jasa kepada lebih dari 485 mitra baik dari kalangan
industri kecil dan menengah, industri besar, dunia pendidikan dan instansi pemerintah.
Seiring dengan
persiapan BBSPJIKMN menuju BLU, lanjut Azhar, pihaknya berupaya untuk
meningkatkan kualitas layanan dengan berfokus pada kompetensi sumber daya
manusia maupun memperluas jangkauan layanan dan menambah jenis layanan yang
dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan industri keramik nasional.
“Berkaitan dengan
hal tersebut, BBSPJIKMN telah mengembangkan beberapa layanan baru, yaitu
layanan konsultansi Indi 4.0, verifikasi TKDN, Lembaga Pemeriksa Halal, dan
Lembaga Sertifikasi Profesi. Dengan semakin bertambahnya jangkauan layanan
diharapkan BBSPJI KMN dapat bersinergi dengan berbagai stakeholder dalam
rangka peningkatan daya saing industri keramik nasional,” pungkasnya.
Sumber : akurat.co
Pemerintah melalui Kemneterian Perindustrian terus mendorong pelaku industri keramik nasional. Pasalnya, utilisasi saat ini baru di kisaran 78%.
Mengacu data Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI), produksi keramik di Indonesia pada tahun 2023 diproyeksi sebesar 551 juta meter persegi dengan tingkat utilisasi 78%, dan akan ditingkatkan menjad 625 juta meter persegi pada tahun 2024 dengan tingkat utilisasi sebesar 82%.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi mengatakan, industri keramik beserta sektor terkaitnya seperti produsen saniter, tableware, kaca, refraktori, ubin dan produk mineral nonlogam lainnya telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendongkrak perekonomian nasional.
“Apalagi, perkembangan investasi industri keramik di Indonesia terus tumbuh sehingga memacu dari sisi kapasitas, perolehan devisa, maupun penyerapan tenaga kerja,” kata Andi dikutip Kamis (7/12/2023).
Ditambahkan, bersama industri keramik, industri semen juga berkontribusi besar ke perekonomian. Adapun produksi semen sepanjang tahun 2022 lebih dari 64 juta ton, dengan kebutuhan sekitar 63 juta ton.
Di samping itu, sektor lain yang juga mendukung pembangunan infrastruktur dan properti di Indonesia adalah industri kaca lembaran. Berdasarkan data Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP), industri ini diyakini mampu meraih penjualan hingga 1,29 juta ton pada 2023 atau tumbuh 4,8 persen dibanding tahun lalu 1,23 juta ton," imbuhnya.
Andi menyatakan, dalam menghadapi peluang dan tantangan industri keramik dan mineral nonlogam, pihaknya mendorong unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungan BSKJI agar bertahap menuju Badan Layanan Umum (BLU), dengan meningkatkan kualitas pelayanan ke industri dan melakukan perluasan lingkup layanan. Dalam hal ini, perannya dilaksanakan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Non Logam (BBSPJIKMN).
“BBSPJIKMN memiliki peranan penting dalam memastikan komoditi keramik dan mineral nonlogam yang dihasilkan oleh industri dalam negeri memenuhi standar mutu yang berlaku,” tegasnya.
Senada, Kepala BBSPJIKMN Azhar Fitri mengatakan Kemenperin telah menjalankan berbagai program dan kebijakan strategis dalam pengembangan industri keramik nasional, antara lain meningkatkan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan pengawasan pelaksanaan standar nasional Indonesia (SNI) wajib bagi keramik yang beredar di pasar dalam negeri.
Pada tahun 2023, BBSPJIKMN telah memberikan pelayanan jasa kepada lebih dari 485 mitra baik dari kalangan industri kecil dan menengah, industri besar, dunia pendidikan dan instansi pemerintah.
“Sementara itu, yang sudah kami lakukan di antaranya kegiatan pelayanan jasa teknis industri berupa layanan jasa sertifikasi, pengujian, kalibrasi, bimbingan teknis, optimalisasi pemanfaatan teknologi industri, konsultansi, serta rancang bangun dan perekayasaan industri,” sebut Azhar.
Seiring dengan persiapan BBSPJIKMN menuju BLU, lanjut Azhar, pihaknya berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan dengan berfokus pada kompetensi sumber daya manusia maupun memperluas jangkauan layanan dan menambah jenis layanan yang dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan industri keramik nasional.
“Berkaitan dengan hal tersebut, BBSPJIKMN telah mengembangkan beberapa layanan baru, yaitu layanan konsultansi Indi 4.0, verifikasi TKDN, Lembaga Pemeriksa Halal, dan Lembaga Sertifikasi Profesi. Dengan semakin bertambahnya jangkauan layanan diharapkan BBSPJI KMN dapat bersinergi dengan berbagai stakeholder dalam rangka peningkatan daya saing industri keramik nasional,” ujarnya.
Sumber : antaranews.com
Jakarta (ANTARA) - ” Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) terus berupaya meningkatkan daya saing industri keramik nasional yang dinilai prospektif menyusul pertumbuhan properti dan perumahan.
Kepala BSKJI Andi Rizaldi mengatakan industri keramik beserta sektor terkaitnya seperti produsen ubin, saniter, tableware, kaca, refraktori, serta produk mineral nonlogam lainnya, telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendongkrak perekonomian nasional.
"Apalagi, perkembangan investasi industri keramik di Indonesia terus tumbuh sehingga memacu dari sisi kapasitas, perolehan devisa, maupun penyerapan tenaga kerja," sebutnya di Jakarta, Kamis.
Merujuk laporan dari Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI), produksi keramik di Indonesia pada tahun 2023 diproyeksikan sebesar 551 juta meter persegi, dan akan ditingkatkan menjadi 625 juta meter persegi pada tahun 2024. Adapun tingkat utilisasi saat ini adalah 78 persen, dan akan ditingkatkan menjadi 82 persen pada tahun 2024.
Andi menambahkan, selain industri keramik, sektor yang turut berperan penting dalam menunjang pembangunan infrastruktur di tanah air adalah industri semen. Adapun produksi semen sepanjang tahun 2022 lebih dari 64 juta ton, dengan kebutuhan sekitar 63 juta ton.
"Di samping itu, sektor lain yang juga mendukung pembangunan infrastruktur dan properti di Indnesia adalah industri kaca lembaran", imbuhnya.
Berdasarkan data Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP), industri ini diyakini mampu meraih penjualan hingga 1,29 juta ton pada 2023atau tumbuh 4,8 persen dibanding tahun lalu 1,23 juta ton.
Andi mengatakan, dalam menghadapi peluang dan tantangan industri keramik dan mineral nonlogam, pihaknya mendorong unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungan BSKJI agar bertahap menuju Badan Layanan Umum (BLU), dengan meningkatkan kualitas pelayanan ke industri dan melakukan perluasan lingkup layanan.
"BBSPJIKMN memiliki peranan penting dalam memastikan komoditi keramik dan mineral nonlogam yang dihasilkan oleh industri dalam negeri memenuhi standar mutu yang berlaku," ungkap Andi.
Guna mencapai sasaran tersebut, pada 4-6 Desember 2023, BBSPJIKMN melaksanakan Konsinyering Evaluasi Layanan di Garut, Jawa Barat, untuk meninjau kembali layanan yang telah disediakan, serta mengevaluasi dan memastikan bahwa layanan tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Kepala BBSPJIKMN Azhar Fitri mengungkapkan, Kemenperin telah menjalankan berbagai program dan kebijakan strategis dalam pengembangan industri keramik nasional, antara lain meningkatkan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan pengawasan pelaksanaan standar nasional Indonesia (SNI) wajib bagi keramik yang beredar di pasar dalam negeri.
"Sementara itu, yang sudah kami lakukan di antaranya kegiatan pelayanan jasa teknis industri berupa layanan jasa sertifikasi, pengujian, kalibrasi, bimbingan teknis, optimalisasi pemanfaatan teknologi industri, konsultansi, serta rancang bangun dan perekayasaan industri," sebutnya.
Pada tahun 2023, BBSPJIKMN telah memberikan pelayanan jasa kepada lebih dari 485 mitra baik dari kalangan industri kecil dan menengah, industri besar, dunia pendidikan dan instansi pemerintah.
Seiring dengan persiapan BBSPJIKMN menuju BLU, lanjut Azhar, pihaknya berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan dengan berfokus pada kompetensi sumber daya manusia maupun memperluas jangkauan layanan dan menambah jenis layanan yang dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan industri keramik nasional.
BBSPJIKMN juga telah mengembangkan beberapa layanan baru, yaitu layanan konsultansi Indi 4.0, verifikasi TKDN, Lembaga Pemeriksa Halal, dan Lembaga Sertifikasi Profesi.
"Dengan semakin bertambahnya jangkauan layanan diharapkan BBSPJI KMN dapat bersinergi dengan berbagai stakeholder dalam rangka
peningkatan daya saing industri keramik nasional," kata Azhar
Sumber : industry.co.id
Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya menyiapkan beragam strategi untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas industri keramik nasional.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi menyebut bahwa industri keramik di Indonesia terus berkembang dan berpotensi bisa lebih berdaya saing. Hal ini lantaran salah satunya didukung oleh ketersediaan bahan baku yang melimpah.
"Prospek industri keramik dalam jangka panjang juga masih cukup baik seiring dengan pertumbuhan pasar dalam negeri yang terus meningkat karena ditopang oleh pertumbuhan pembangunan seperti properti dan perumahan,” katanya di Garut, Jawa Barat, Kamis (7/12).
Andi mengemukakan, industri keramik beserta sektor terkaitnya seperti produsen ubin, saniter, tableware, kaca, refraktori, serta produk mineral nonlogam lainnya, telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendongkrak perekonomian nasional.
“Apalagi, perkembangan investasi industri keramik di Indonesia terus tumbuh sehingga memacu dari sisi kapasitas, perolehan devisa, maupun penyerapan tenaga kerja,” sebutnya.
Merujuk laporan dari Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI), produksi keramik di Indonesia pada tahun 2023 diproyeksi sebesar 551 juta m2, dan akan ditingkatkan menjadi 625 juta m2 pada tahun 2024. Adapun tingkat utilisasi saat ini adalah 78%, dan akan ditingkatkan menjadi 82% pada tahun 2024.
Andi menambahkan, selain industri keramik, sektor yang turut berperan penting dalam menunjang pembangunan infrastruktur di tanah air adalah industri semen. Adapun produksi semen sepanjang tahun 2022 lebih dari 64 juta ton, dengan kebutuhan sekitar 63 juta ton.
“Di samping itu, sektor lain yang juga mendukung pembangunan infrastruktur dan properti di Indonesia adalah industri kaca lembaran,” imbuhnya.
Berdasarkan data Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP), industri ini diyakini mampu meraih penjualan hingga 1,29 juta ton pada 2023 atau tumbuh 4,8% dibanding tahun lalu 1,23 juta ton.
Dirinya menyatakan, dalam menghadapi peluang dan tantangan industri keramik dan mineral nonlogam, pihaknya mendorong unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungan BSKJI agar bertahap menuju Badan Layanan Umum (BLU), dengan meningkatkan kualitas pelayanan ke industri dan melakukan perluasan lingkup layanan. Dalam hal ini, perannya dilaksanakan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Non Logam (BBSPJIKMN).
“BBSPJIKMN memiliki peranan penting dalam memastikan komoditi keramik dan mineral nonlogam yang dihasilkan oleh industri dalam negeri memenuhi standar mutu yang berlaku,” tegasnya.
Guna mencapai sasaran tersebut, pada 4-6 Desember 2023, BBSPJIKMN melaksanakan Konsinyering Evaluasi Layanan di Garut, Jawa Barat.
Kepala BBSPJIKMN Azhar Fitri menyampaikan bahwa kegiatan konsinyering bertujuan untuk meninjau kembali layanan yang telah disediakan, serta mengevaluasi dan memastikan bahwa layanan tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan.
“Selain itu memberikan ruang diskusi bagi industri dan sebagai penyedia jasa layanan kami akan terus meningkatkan kualitas pelayanan yang berkelanjutan, dan dapat menjalin kerja sama yang baik dengan berbagai pihak,” paparnya.
Azhar mengungkapkan, Kemenperin telah menjalankan berbagai program dan kebijakan strategis dalam pengembangan industri keramik nasional, antara lain meningkatkan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan pengawasan pelaksanaan standar nasional Indonesia (SNI) wajib bagi keramik yang beredar di pasar dalam negeri.
“Sementara itu, yang sudah kami lakukan di antaranya kegiatan pelayanan jasa teknis industri berupa layanan jasa sertifikasi, pengujian, kalibrasi, bimbingan teknis, optimalisasi pemanfaatan teknologi industri, konsultansi, serta rancang bangun dan perekayasaan industri,” sebutnya.
Pada tahun 2023, BBSPJIKMN telah memberikan pelayanan jasa kepada lebih dari 485 mitra baik dari kalangan industri kecil dan menengah, industri besar, dunia pendidikan dan instansi pemerintah.
Seiring dengan persiapan BBSPJIKMN menuju BLU, lanjut Azhar, pihaknya berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan dengan berfokus pada kompetensi sumber daya manusia maupun memperluas jangkauan layanan dan menambah jenis layanan yang dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan industri keramik nasional.
“Berkaitan dengan hal tersebut, BBSPJIKMN telah mengembangkan beberapa layanan baru, yaitu layanan konsultansi Indi 4.0, verifikasi TKDN, Lembaga Pemeriksa Halal, dan Lembaga Sertifikasi Profesi. Dengan semakin bertambahnya jangkauan layanan diharapkan BBSPJI KMN dapat bersinergi dengan berbagai stakeholder dalam rangka peningkatan daya saing industri keramik nasional,” pungkasnya.
Sumber : berempat.com
Industri keramik nasional terus mengalami perkembangan pesat dan memiliki potensi untuk menjadi lebih kompetitif. Pertumbuhan ini didukung oleh ketersediaan bahan baku yang melimpah. Kementerian Perindustrian telah menyiapkan strategi untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas industri keramik di tingkat nasional.
Menurut Andi Rizaldi, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, prospek jangka panjang industri keramik cukup baik karena pertumbuhan pasar dalam negeri terus meningkat, terutama dalam sektor properti dan perumahan.
Industri keramik, termasuk produsen ubin, saniter, tableware, kaca, refraktori, dan produk mineral nonlogam lainnya, memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Investasi industri keramik di Indonesia juga terus berkembang, meningkatkan kapasitas, devisa, dan penyerapan tenaga kerja.
Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) memproyeksikan produksi keramik di Indonesia mencapai 551 juta m2 pada tahun 2023, meningkat menjadi 625 juta m2 pada 2024. Tingkat utilisasi saat ini mencapai 78%, yang diharapkan naik menjadi 82% pada 2024.
Selain industri keramik, sektor-sektor lain seperti industri semen dan industri kaca lembaran juga memainkan peran penting dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Produksi semen berkualitas tahun 2022 mencapai lebih dari 64 juta ton, sementara industri kaca lembaran diperkirakan dapat mencapai penjualan hingga 1,29 juta ton pada 2023.
Dalam menghadapi peluang dan tantangan industri keramik, Kementerian Perindustrian mendorong peningkatan kualitas layanan teknis industri. Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Non Logam (BBSPJIKMN) memainkan peran penting dalam memastikan produk industri dalam negeri memenuhi standar mutu.
Untuk mencapai tujuan ini, BBSPJIKMN melakukan Konsinyering Evaluasi Layanan di Garut, Jawa Barat, pada 4-6 Desember 2023.
Azhar Fitri, Kepala BBSPJIKMN, menjelaskan bahwa kegiatan konsinyering bertujuan untuk meninjau kembali layanan yang telah disediakan dan memastikan kesesuaian dengan standar yang ditetapkan.
BBSPJIKMN juga telah mengembangkan layanan baru, seperti konsultansi Indi 4.0, verifikasi TKDN, Lembaga Pemeriksa Halal, dan Lembaga Sertifikasi Profesi, sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan dan bersinergi dengan stakeholder untuk meningkatkan daya saing industri keramik nasional.
Sumber : tubasmedia.com
Industri keramik di Indonesia semakin berkembang dan berpotensi bisa lebih berdaya saing. Hal ini lantaran salah satunya didukung oleh ketersediaan bahan baku yang melimpah. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian menyiapkan beragam jurus jitu dalam upaya meningkatkan kinerja dan produktivitas industri keramik nasional.
“Prospek industri keramik dalam jangka panjang juga masih cukup baik seiring dengan pertumbuhan pasar dalam negeri yang terus meningkat karena ditopang oleh pertumbuhan pembangunan seperti properti dan perumahan,” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi di Garut, Jawa Barat, Kamis (7/12).
Kepala BSKJI mengemukakan, industri keramik beserta sektor terkaitnya seperti produsen ubin, saniter, tableware, kaca, refraktori, serta produk mineral nonlogam lainnya, telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendongkrak perekonomian nasional. “Apalagi, perkembangan investasi industri keramik di Indonesia terus tumbuh sehingga memacu dari sisi kapasitas, perolehan devisa, maupun penyerapan tenaga kerja,” sebutnya.
Merujuk laporan dari Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI), produksi keramik di Indonesia pada tahun 2023 diproyeksi sebesar 551 juta m2, dan akan ditingkatkan menjadi 625 juta m2 pada tahun 2024. Adapun tingkat utilisasi saat ini adalah 78%, dan akan ditingkatkan menjadi 82% pada tahun 2024.
Andi menambahkan, selain industri keramik, sektor yang turut berperan penting dalam menunjang pembangunan infrastruktur di tanah air adalah industri semen. Adapun produksi semen sepanjang tahun 2022 lebih dari 64 juta ton, dengan kebutuhan sekitar 63 juta ton.
“Di samping itu, sektor lain yang juga mendukung pembangunan infrastruktur dan properti di Indonesia adalah industri kaca lembaran,” imbuhnya.
Berdasarkan data Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP), industri ini diyakini mampu meraih penjualan hingga 1,29 juta ton pada 2023 atau tumbuh 4,8% dibanding tahun lalu 1,23 juta ton.
Andi menyatakan, dalam menghadapi peluang dan tantangan industri keramik dan mineral nonlogam, pihaknya mendorong unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungan BSKJI agar bertahap menuju Badan Layanan Umum (BLU), dengan meningkatkan kualitas pelayanan ke industri dan melakukan perluasan lingkup layanan. Dalam hal ini, perannya dilaksanakan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Non Logam (BBSPJIKMN).
“BBSPJIKMN memiliki peranan penting dalam memastikan komoditi keramik dan mineral nonlogam yang dihasilkan oleh industri dalam negeri memenuhi standar mutu yang berlaku,” tegasnya. Guna mencapai sasaran tersebut, pada 4-6 Desember 2023, BBSPJIKMN melaksanakan Konsinyering Evaluasi Layanan di Garut, Jawa Barat.
Penulis:
Humas BBSPJIKMN
Administrator:
Prakom BBSPJIKMN
November 2023
Industri
refraktori Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, terutama
seiring dengan perkembangan industri manufaktur di negara ini. Industri
refraktori nasional telah berfokus pada inovasi teknologi untuk memproduksi
bahan refraktori yang lebih tahan lama pada suhu tinggi, memiliki sifat isolasi
termal yang baik, serta lebih ramah lingkungan.
Selain
itu, permintaan akan bahan refraktori yang berkualitas tinggi terus meningkat
sejalan dengan pertumbuhan sektor industri, terutama dalam bidang logam, kaca,
dan keramik. Adopsi teknologi baru juga telah memainkan peran penting dalam
meningkatkan efisiensi penggunaan refraktori di berbagai proses industri.
Industri refraktori dinilai sebagai salah satu sektor strategis karena produksinya untuk menopang kebutuhan berbagai manufaktur lainnya.Optimistis apabila industri refraktori ini tumbuh berkembang dan memiliki performa gemilang, akan mendukung kinerja sektor industri pengolahan nonmigas, khususnya kelompok industri bahan galian nonlogam.
Penguji sedang melakukan pengujian di laboratorium refraktori BBSPJIKMN
Refraktori
adalah suatu material/bahan yang dapat mempertahankan bentuk fisik dan
identitas kimianya terhadap suhu tinggi pada waktu yang relatif panjang.
Terdapat 2 (dua) definisi dari refraktori yaitu antara lain berdasarkan ASTM 71
dan JIS R 2001–1985. Dan dari 2 (dua) pengertian definisi mengenai refraktori
ini terdapat perbedaan.
Berdasarkan ASTM 71 Refraktori adalah bahan
non-logam yang memiliki sifat-sifat kimia dan fisika yang dapat digunakan untuk
struktur atau sebagai komponen dari sistem, yang berada di lingkungan suhu,
diatas suhu 1000oF (811K; 538oC). Sedangkan
menurut JIS R 2001 – 1985 definisinya adalah bahan dengan bentuk tetap yang
tahan lama pada suhu tinggi (>1500oC) dan bahan tak berbentuk
(misal : mortar, kastabel, plastis, dll) dan bata tahan api dengan suhu
penggunaan >800oC.
Refraktori
memiliki beragam fungsi termasuk proteksi terhadap suhu tinggi, gas panas, katalis, leburan, larutan, mengurangi
heat loss,
serta menjaga stabilitas suhu operasi di dalam peralatan.
Dalam
penggunaannya refraktori dapat diaplikasikan untuk lapisan thermal di dunia industri metalurgi pada lapisan
dalam dari tungku, reaktor dan tangki lainnya untuk menampung dan menyalurkan
logam dan terak. Begitu pun juga di industri non-logam refraktori pada umumnya
dipasang pada fired heater, hidrogen reformer, catalytic cracking unit, coke
calciner, sulfur furnace, air heater, ducting, cerobong dan lain-lain.
Serta refraktori dapat pula digunakan untuk insulasi panas.
Terdapat beberapa sifat refraktori yang dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan dari jenis peruntukan penggunaannya, sifat-sifat refraktori itu antara lain kemampuan menahan suhu tinggi, kemampuan menahan kejut suhu, kemampuan menahan beban pada kondisi pemakaian, kemampuan menahan beban dan gaya abrasif, kemampuan menyimpan panas, kemampuan tidak mengkontaminasi bahan yang berkontak, kemampuan menjaga kestabilan dimensi yang cukup pada suhu tinggi dan setelah/selama siklus lama berulang (koefisien muai panas rendah), kemampuan menahan kerja leburan logam, gas panas, erosi terak, dll.
Berdasarkan
klasifikasinya, refraktori dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bentuk
diantaranya refraktori bahan berserat (fibrous materials) contohnya
seperti ceramic fiber. Refraktori berbentuk (shaped refractories)
contohnya bricks dan insulating bricks. Serta refraktori tidak
berbentuk (unshaped refractories) seperti mortar, castables,
plastics, gunning mixes, ramming mixes, slinger mixes, patching materials /
coating materials, light-weight castables.
Pada perkembangannya juga refraktori mengalami berbagai perubahan berdasarkan pada komposisi kimianya. Inilah yang membuat refraktori menjadi komoditi yang dapat terus dikembangkan. Komposisi kimia tersebut dimulai dari fireclay, magnesia refractory / dolomyte refractory, electric-fused cast refractory, chrome magnesite refractory dan carbon-containing refractory.
Laboratorium
Pengujian Refraktori di Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri
Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) terus menunjukkan komitmennya dalam
memberikan layanan prima bagi masyarakat atau pelanggan yang memerlukan
pengujian refraktori. Sejak didirikan sampai saat ini, layanan pengujian
refraktori telah menjadi kontributor utama dalam memenuhi kebutuhan bagi para
stakeholder.
Jenis Layanan jasa pengujian refraktori di BBSPJIKMN terdiri dari :
1. |
|
Bata Tahan
Api Magnesit. |
2. |
|
Bata Tahan
Api Isolasi Jenis Samot. |
3. |
|
Bata Tahan
Api Jenis Samot. |
4. |
|
Gunning
Material & Ramming Material. |
5. |
|
Castable. |
6. |
|
Mortar
Tahan Api Jenis Alumina Tinggi. |
7. |
|
Mortar
Tahan Api Jenis Samot Yang Mengeras Pada Suhu Tinggi. |
8. |
|
Bata Tahan
Api Jenis Alumina Tinggi. |
9. |
|
Mortar. |
10. |
|
Bata Tahan
Api (ASTM). |
11. |
|
Bata Tahan
Api Castable Jenis Alumina Silikat. |
12. |
|
Bata Tahan
Api Isolasi Castable Jenis Alumina Silikat. |
Laboratorium
Refraktori BBSPJIKMN didukung dengan fasilitas sarana dan prasarana
laboratorium yang memadai, personel yang profesional dan telah tersertifikasi
di bidang refraktori. Dan juga sebagai informasi tambahan bahwa BBSPJIKMN pula
menyelenggarakan jasa Bimbingan Teknis Pelatihan Refraktori API 936.
Balai Besar
Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam
(BBSPJIKMN) senantiasa berkomitmen terhadap mutu dan kualitas untuk terus
berinovasi dan memberikan nilai tambah kepada pelanggan komoditi refraktori.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan
dan fasilitas laboratorium pengujian refraktori di BBSPJIKMN, dapat mengunjungi bbk.go.id atau
hubungi add email kemitraan@bbk.go.id, telepon 022-7206221.